Seulji menatap pria di hadapannya yang sedang berusaha menghubungi seseorang dengan wajah galak. Taehyung yang mendapat tatapan seperti itu hanya memutar kedua bola matanya.
Untung saja cantik, batin Taehyung.
Suara operator yang memberitahu bahwa nomor tujuannya tidak aktif membuat bahu keduanya turun. Setidaknya mereka sudah berada di dalam apartemen mewah ini sehingga menghindari keributan.
"Aku harus apa?"
Seulji menghentakan kakinya pada lantai. Sedangkan Taehyung tersenyum diam-diam.
"Kau harus tinggal denganku."
Seulji mengangkat kepalanya dan menatap Taehyung tajam. Sialan! Apa yang baru saja pria itu katakan?
"Tidak sudi!"
"Kalau begitu keluar."
Seulji mengambil ancang-ancang untuk mencekik pria yang berdiri dengan tenang. Namun, pria itu kembali angkat bicara.
"Aku kan juga membeli apartemen ini. Jujur saja, aku tidak memiliki tujuan lagi."
Seulji tersenyum mengejek mendengar penuturan Taehyung yang dibuat menyedihkan.
"Anak orang kaya sepertimu tidak memiliki tujuan lagi? Apa karena ada seorang gadis tak berdaya di sini dan kau mencoba menidurinya, kemudian pergi?"
Taehyung memainkan lidahnya di dalam rongga mulutnya, kemudian menjilat bibirnya.
"Boleh juga."
"APA?!"
"Kau terima opinimu," kata Taehyung santai.
Seulji berdecak dan berkacak pinggang. "Apanya yang opini?"
"Jadi yang tadi itu tantangan? Atau saran?"
Seulji naik pitam, pria di hadapannya benar-benar tidak punya otak walaupun jenius. Apa isi kepalanya mulai pecah akibat terlalu banyak menghapal rumus?
"Dasar gila."
Seulji menyeret koper besarnya ke arah ruang tamu yang memang sudah siap digunakan. Kepalanya berputar mencari akal, namun dehaman serak pria di belakangnya menghancurkan segalanya.
"Apartemen ini besar dan sudah siap pakai. Hanya saja... kau tau? Hanya ada satu kamar tidur."
Seulji hampir tersedak liurnya sendiri. Dadanya seolah terohok mendengar penuturan pria itu yang memang agak gugup.
"Kamar mandinya juga hanya ada satu. Di dalam kamar tidur itu."
Sekali lagi, Seulji merasakan hal yang barusan terjadi kepadanya sekali lagi karena pria itu.
Seulji berbalik dan menatap Taehyung yang terlihat tenang-tenang saja.
"Aku akan membayar kerugianmu. Jadi, apartemen ini milikku," tutur Seulji.
Taehyung berdecak dan berjalan menghampiri gadis angkuh dan keras kepala di hadapannya, kemudian mendorong kening gadis itu dengan telunjuknya.
"Hubunganku dengan saudara bahkan keluargaku itu tidak berjalan mulus. Aku kabur dari rumah kakakku karena apartemen ini dijual dengan harga yang sesuai dengan tabunganku. Kalau aku menyerahkan apartemen ini kepadamu, aku akan tinggal di mana? Menggelandang di jalanan?"
"Jika harus, kenapa tidak?"
Taehyung melotot mendengar penuturan yang menurutnya sangat tidak sopan. Padahal banyak gadis di luar sana yang ingin tinggal satu atap dengan Taehyung, tetapi gadis ini... uh, benar-benar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Damn Taehyung
FanfictionKarena penipuan penjual apartemen, Cha Seul-Ji terpaksa tinggal dengan pria yang baru belakangan ini ia kenal, Kim Tae-Hyung. Walaupun Tae-Hyung tampan, keren, dan pintar. Tetap saja, sekali ia mesum dan menyebalkan. Ia tetap mesum dan menyebalkan. ...