Bagian 14 : Damn

17.4K 2.1K 145
                                    

Permainan sialan.

Seul-Ji tidak henti-hentinya memaki dalam hati. Berusaha menutup kedua telinganya rapat-rapat kala Tae-Hyung dan siㅡentah siapa, yang jelas bernama Da-Hyunㅡbertelfon dan saling melempar kalimat sayang.

Sebenarnya, bukan itu masalah besarnya. Si sialan Kim Tae-Hyung itu memperbesar suara telfonnya dengan Da-Hyun entah dengan tujuan apa.

Membuat Seul-Ji cemburu? Cih. Murahan sekali caranya. Ya, walaupun Seul-Ji memang cemburu.

Terus saja bermain dengan perasaanku, sialan!

"Ya, sayang. Iya, besok Oppa usahakan datang. Kue red velvet? Ah, bukan masalah besar. Tentu saja Oppa akan membelikannya untukmu."

Seul-Ji memutar matanya jera, karena posisinya kini sedang memunggungi Tae-Hyung karena berpura-pura sibuk pada permen-permennya, Tae-Hyung tidak dapat melihat wajah kesal Seul-Ji.

Dasar laki-laki bermulut manis.

Seul-Ji beranjak pergi menuju dapur. Keluar kamar dan menutup pintu dengan sedikit kasar. Seolah meluapkan emosinya di sana.

Diam-diam, Tae-Hyung melirik ke arah pintu dan menghela napas panjang. Kemudian Tae-Hyung menghempaskan tubuhnya ke ranjang. Menatap langit-langit kosong.

"Da-Hyun ah, Oppa ini pengecut, bukan?" bisik Tae-Hyung, hampir menyerupai cicitan.

Ada suara kekehan dari lawan bicaranya ditelfon. Tae-Hyung ikut terkekeh, merasa terhina.

"Oppa menyadarinya, ya?"

Tae-Hyung terkekeh sekali lagi. Kemudian, mengangguk bodoh.

"Memang kenyataannya seperti itu, bukan?"

Gadis di seberang sana yang menjadi lawan bicara Tae-Hyung ditelfon terkekeh lagi.

"Seul-Ji Eonni, ya?"

Tae-Hyung sekali lagi mengangguk bodoh. "Ya. Gadis itu. Di satu sisi aku ingin mengungkapkan perasaanku padanya, namun di sisi lainnya, aku takut kehilangannya."

Andai saja tidak ada perjanjian sialan itu.

"Berminat mengajaknya menemuiku besok?"

Tae-Hyung tampak berpikir sejenak. Kemudian menggigit bibir bawahnya. "Kurasa dia tidak akan mau. Dia akan menolaknya dengan lantang. Memasang wajah ketus dan berlagak seperti pereman jalanan."

Tae-Hyung dan Da-Hyun sama-sama terkekeh setelahnya. Menganggap obrolannya tentang bagaimana Seul-Ji marah adalah hal yang paling lucu di dunia.

"Bukankah Oppa dan Ji-Min Oppa itu sama? Kalian akan berusaha mendapatkan apapun yang kalian inginkan. Sekalipun dengan cara yang licik."

Itu sebuah penghinaan, tentu saja. Namun, Tae-Hyung mengangguk menyetujuinya.

Ji-Min yang berhasil mendapatkan Yoon-Ji dengan caranya yang licik. Menyuruh ayahnya menikahkannya dengan Yoon-Ji dan membuatnya seolah perintah dari Tuan Park.

"Da-Hyun, siapa yang mengajarimu berbicara sarkas begitu, hm?"

Da-Hyun tertawa di seberang sana.

"Coba tebak."

"Jangan bilang si tengil Jeon itu."

Sekali lagi, Da-Hyun tertawa. Kali ini disertai rengekan.

"Namanya Jeon Jung-Kook, Oppa!"

"Saat ini kita sedang membicarakan Seul-Ji, bukan?"

Damn TaehyungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang