Bagian 19 : Like A Dream

15.2K 1.9K 177
                                    

Seul-Ji bergumam kecil. Bergerak mencari kenyamanan dalam tidurnya dan rasa hangat yangㅡtunggu.

Kedua mata gadis itu terbuka lebar seketika, menatap ranjang di sampingnya yang kosong dan tidak ada tanda-tanda ada orang yang menidurinya semalam.

Gadis itu menghela napas panjang. Memegangi kepalanya yang entah mengapa tiba-tiba terasa pening.

Jadi, semalam itu hanya mimpi?

Setelah terdiam untuk sejenak, Seul-Ji memutuskan untuk meminum segelas air untuk meredakan kepalanya yang terasa pening.

Bahkan ketika bersamamu hanyalah mimpi, itu tetaplah indah.

Seul-Ji mengambil gelas secara acak dan segera mengambil air dingin dari dalam lemari es. Kemudian, gadis itu menuang airnya dengan cepat dan meminumnya segera.

"Eh, sudah bangun?"

Seul-Ji tersedak begitu saja. Membuatnya terbatuk-batuk kencang hingga membuat pria yang sedang memegang dua kantung kecil yang berisi makanan langsung menghampiri Seul-Ji dan meninggalkan kantung makanan itu begitu saja karena panik.

"Astaga, pelan-pelan minumnya," omel Tae-Hyung lembut seraya menepuk pelan punggung Seul-Ji.

"Ka-uhuk kau ada di sini? Uhuk... uhuk... uhuk... ."

"Sudah-sudah, nanti saja bicaranya," ucap Tae-Hyung, masih menepuk punggung Seul-Ji yang masih terbatuk-batuk.

Tae-Hyung mendorong kursi dan mendudukan Seul-Ji di sana. Kemudian, memberi perintah agar Seul-Ji kembali meminum air di dalam gelasnya dengan isyarat.

Seul-Ji menurut. Setelah beberapa kali meneguk air dalam gelasnya, batuknya mereda. Namun, tidak dengan debaran jantungnya yang masih menggila.

Mata Seul-Ji menatap Tae-Hyung yang kini memungut dua kantung plastik yang tadi ia tinggal di lantai. Dengan cekatan, Tae-Hyung membuka satu per satu bungkusan di dalam kantung plastik.

"Jangan melihatku begitu, aku tau kalau aku ini tampan," celetuk Tae-Hyung yang membuat Seul-Ji hampir menyemburkan tawa.

Seul-Ji mengalihkan wajah, merasa salah tingkah. Kemudian, Tae-Hyung menoleh, mendapati gadis itu dengan pipi yang merona sungguh menggemaskan.

Tae-Hyung mendekat, menarik kedua pipi Seul-Ji yang merona pelan. Namun, tetap membuat Seul-Ji meringis lucu.

"Pacarku menggemaskan," bisik Tae-Hyung seraya membuat ekspresi kegemasan.

Walaupun ingin tersenyum salah tingkah, Seul-Ji mengernyit. "Pacar?"

Tae-Hyung terdiam. Menatap kedua mata bulat Seul-Ji. Kemudian, kembali menarik kedua pipi Seul-Ji yang masih merona.

"Kenapa? Tidak mau menjadi pacarku?" tanya Tae-Hyung dengan rengekan.

Seul-Ji gemas sendiri melihat Tae-Hyung bertingkah seperti itu. Kedua tangan Seul-Ji terangkat, ingin mencubit pipi Tae-Hyung gemas. Namun, pria itu lebih dulu melepaskan pipi Seul-Ji dan berjalan menjauh.

Oh, bagus. Pria itu merenggut padanya.

"Tae-Hyung," rengek Seul-Ji pelan. Namun, tidak ada jawaban. Pria itu justru menyibukan dirinya dengan makanan di depannya.

"Tae-Hyung... ."

"Tae-Tae," rengek Seul-Ji sekali lagi yang langsung membuat Tae-Hyung mendekat dan menarik kedua pipi Seul-Ji gemas.

"Diam. Kau terlalu menggemaskan. Aku sedang menyiapkan sarapan untuk kita, sayang," bisik Tae-Hyung seraya menarik-narik pipi Seul-Ji gemas.

Seul-Ji yang diperlakukan seperti itu merasa malu sendiri. Membuat kedua pipinya semakin merona dan semakin membuat Tae-Hyung gemas hingga menarik gadis itu ke dalam pelukannya.

Damn TaehyungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang