Seulji memperhatikan gerak-gerik Taehyung yang benar-benar biasa saja bahkan setelah kejadian semalam. Dengan santai, ia meneguk susu cokelat yang sudah Seulji siapkan beserta roti bakar dengan isi cokelat.
Seulji berdeham. Mencoba mencairkan suasana dingin yang kini terjadi. Tangannya terjulur mengambil gelas susunya di atas meja, kemudian meneguknya.
"Mau berangkat sekolah bersama tidak?"
Seulji hampir tersedak mendengar tawaran yang Taehyung berikan padanya. Ia menaruh kembali gelasnya ke atas meja dan menatap Taehyung yang sudah lebih dulu menatapnya.
"Apa maksudmu?"
Taehyung terkekeh pelan dan menatap Seulji mengejek.
"Aku kira kau pintar. Maksudku, aku mengajakmu untuk berangkat ke sekolah bersamaku. Kau mau tidak?"
Seulji salah tingkah. Ia bangkit dan mengambil piring serta gelas miliknya dan berjalan mendekati wastafel.
Setelah menyalakan keran untuk membasuh gelas serta piring yang tadi ia taruh dan kembali mematikannya. Ia berdeham sebelum akhinya membuka mulut.
"Tidak."
Seulji mendengar Taehyung berdecak lidah sebal. Namun, gadis itu berusaha untuk tidak peduli. Namun, ucapan Taehyung malah membuatnya ingin memuntahkan isi perutnya seketika.
"Tidak mau menolak atau apa?"
Seulji berdecih, sementara Taehyung terkikik geli. Ada dorongan dalam hatinya untuk menggoda gadis galak bernama Cha Seul Ji itu.
"Aku tidak mau berangkat ke sekolah bersamamu. Aku tidak mau mencari omongan dari orang-orang. Oleh karena itu, aku menuruti semua perintahmu agar kau tidak menyebar fakta bahwa kita tinggal bersama."
Seulji menyambar tasnya dan berjalan mendahului Taehyung. Sesampainya di depan pintu, ia mengambil sepatu sekolahnya di rak dan memakainya cepat.
Namun, lemparan tas yang mengenai punggungnya membuatnya menoleh cepat. Seulji berdecak lidah sebal menatap Taehyung yang terkikik geli.
"Ck! Apasih maumu?"
"Bawa tasku bersamamu. Antarkan itu ke kelasku setelah kau sampai nanti," ucap Taehyung.
Seulji mengernyit dan menatap Taehyung bingung. Tak lama kemudian, ia kembali fokus pada tali sepatunya.
"Kau masih memiliki dua tangan. Kau juga berangkat menggunakan mobil. Tidak usah menggunakan perintah untuk sesuatu yang tidak masuk akal."
Taehyung berdecih pelan.
"Semalam kau mau membawakan tasku ke dalam kamar. Apa kau pikir itu masuk akal? Atau kau memang sudah menduga kejadian semalam?"
Walaupun wajahnya memanas, Seulji tidak menoleh dan membiarkan Taehyung mengoceh sendiri. Setelah selesai dengan tali sepatunya, ia berdiri dan menyambar tasnya, kemudian membuka pintu.
Taehyung menernyit, menatap Seulji yang tidak bergerak selama tiga detik di ambang pintu. Gadis itu tampak memikirkan sesuatu.
Oh, tidak. Taehyung merinding ketika Seulji menatapnya dengan tatapan tak terbaca.
"Kalau kau menyadari perintahmu bukanlah hal yang masuk akal. Berhentilah memerintahku dan pergi dari apartemen ini."
Seulji pergi dengan wajah cerah. Sementara Taehyung malah sibuk dengan lamunanya. Tak lama kemudian, ia merasakan sebuah kekalahan.
Apa Seulji baru saja mengusirnya?
***
Seulji berjalan menelusuri koridor yang ramai. Padahal seharusnya ia sedang bersantai dan berbincang dengan Yoonji di dalam kelas. Masih banyak pertanyaan yang ingin ia tanyakan kepada Yoonji mengenai pernikahannya dan Jimin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Damn Taehyung
FanfictionKarena penipuan penjual apartemen, Cha Seul-Ji terpaksa tinggal dengan pria yang baru belakangan ini ia kenal, Kim Tae-Hyung. Walaupun Tae-Hyung tampan, keren, dan pintar. Tetap saja, sekali ia mesum dan menyebalkan. Ia tetap mesum dan menyebalkan. ...