Seul-Ji bergerak tak nyaman kala Tae-Hyung yang kini menaruh kepalanya di paha Seul-Ji hanya terdiam dan menatap lekat-lekat Seul-Ji yang sedang menonton televisi.
"Apa?" tanya Seul-Ji yang tak tahan dengan sikap Tae-Hyung.
"Lee Tae-Yong. Bukankah kau mengenalnya?" tanya Tae-Hyung tanpa berminat menjawab pertanyaan dari Seul-Ji.
"Hm."
Seul-Ji tidak mau membahasnya lebih jauh. Namun, rengekan Tae-Hyung selanjutnya benar-benar membuatnya geram.
"Mantan kekasihmu, bukan?" tanya Tae-Hyung lagi. "Ah, Lee Tae-Yong yang sangat tampan itu. Wajahnya seperti karakter anime Jepang. Benar, 'kan?"
Seul-Ji hanya menjawab dengan gumaman panjang. Berharap Tae-Hyung tutup mulut.
"Jika dibandingkan dengan Lee Tae-Yong, aku bukanlah tandingannya. Dia benar-benar tampan. Ayah kandungnya pemilik yayasan. Ayah tirinya pengusaha kaya. Wah, jika kau masih dengannya pasti kau akan sangat bahagia," ucap Tae-Hyung lagi.
Seul-Ji masih terdiam. Namun, bukan Tae-Hyung namanya jika pria itu akan terdiam tanpa mendapatkan apa yang dia inginkan.
"Ah, aku tidak punya bekal sama sekali jika seandainya Lee Tae-Yong ingin kembali menjalin hubungan dengan Cha Seul-Ji. Apa yang harus aku lakukan, Tuhan?" ucap Tae-Hyung dengan wajah memelas seraya melihat ke langit-langit. Seolah sedang berbicara dengan Tuhan.
"Apa maumu?" tanya Seul-Ji pada akhirnya. Lagi-lagi merasa tak tahan dengan Tae-Hyung.
"Bukan seperti itu seharusnya! Ah, kau tidak pernah menonton drama, ya? Jika pasangan darimu terus mempermasalahkan masa lalumu, yang harus kau lakukan adalah menciumnya. Maka, pasanganmu akan melupakan semua masa lalumu dan terdiam," jelas Tae-Hyung seperti seorang anak kecil.
Seul-Ji reflek menggigit bibirnya. Gadis itu menatap Tae-Hyung yang masih bersikap polos.
Merasa terancam, Seul-Ji bangkit dari posisinya. Wajahnya memerah dan matanya terus berkedip cepat.
"A-aku ingin tidur. A-aku sangat mengantuk," ucap Seul-Ji yang segera beranjak pergi.
Namun, satu tarikan dari Tae-Hyung membuat Seul-Ji terjatuh sempurna di atas tubuh Tae-Hyung.
Seul-Ji ingin segera bangun, namun kedua tangan Tae-Hyung menahan tubuhnya dengan kuat.
"Jangan pergi. Aku tidak ingin sendiri lagi," bisik Tae-Hyung tepat di telinga Seul-Ji.
Seul-Ji terdiam setelah mendapat nada lirih dan khawatir dari nada suara Tae-Hyung. Walaupun hanya bisikan, Seul-Ji dapat merasakan perasaan di dalamnya.
"Aku mungkin tidak sesempurna Ji-Min, tidak setampan Tae-Yong atau semenyenangkan Jung-Kookㅡ"
Ucapan Tae-Hyung langsung terpotong karena Seul-Ji menyelanya cepat.
"Bocah bernama Jung-Kook itu menyebalkan. Awas saja kalau sampai dia berani menyakiti Min-Ji!" desis Seul-Ji kesal.
"Apa sih hubunganmu dengan adik si Lee Tae-Yong itu?! Ah, menyebalkan! Sudah sejauh itu hubungan kalian?" tanya Tae-Hyung jengkel.
Seul-Ji ingin bangun dari posisinya yang masih ambigu, tetapi Tae-Hyung tetap menahannya.
"Aku ingin menjelaskan kepadamu, Tae-Tae. Tetapi, jika posisinya seperti ini, aku akan kesulitan," ucap Seul-Ji gemas.
"Jelaskan saja. Dengan posisi seperti ini," sahut Tae-Hyung tak mau dibantah.
Seul-Ji memutar matanya kesal. Gadis itu menghela napas beratnya, kali ini mengalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Damn Taehyung
FanfictionKarena penipuan penjual apartemen, Cha Seul-Ji terpaksa tinggal dengan pria yang baru belakangan ini ia kenal, Kim Tae-Hyung. Walaupun Tae-Hyung tampan, keren, dan pintar. Tetap saja, sekali ia mesum dan menyebalkan. Ia tetap mesum dan menyebalkan. ...