Seul-Ji menatap bukunya di atas meja dengan sedih. Efek yang Tae-Hyung berikan padanya sungguh besar, bahkan setelah seminggu Tae-Hyung pergi dari apartemen.
Kedua mata tajam gadis itu melirik kembali isi buku yang semalam gadis itu tulis. Oh, betapa menyedihkan dirinya saat ini.
Ketika aku kehilanganmu, aku baru menyadari bahwa aku membutuhkanmu.
Ketika kau pergi meninggalkanku, aku tidak dapat merekalakanmu.
Karena aku mencintaimu.Seul-Ji mendengus sinis dalam hati, How dramtic?
Gadis itu memilih untuk menutup bukunya yang berisi banyak puisi tentang Tae-Hyung. Tae-Hyung benar-benar membuat Seul-Ji mendadak menjadi seorang penulis puisi sedih.
Kamu tidak akan mengerti. Semua puisi yang aku tulis, semua lagu yang aku dengar, dan semua yang ada di dalam pikiranku, semua itu menjadi tentangmu, entah sejak kapan.
Seul-Ji menghela napas dan berjalan menuju dapur. Mengambil sebuah mangkuk dan sendok, kemudian menuangkan susu serta sereal untuk sarapannya pagi ini.
Benar juga, sejak Tae-Hyung pergi dari apartemen, Seul-Ji terlalu malas untuk memasak makanan untuk dirinya sendiri. Padahal ada banyak bahan makanan di dalam kulkas.
Ah, benar. Gadis itu hanya sedang berusaha melupakan segala sesuatu yang mengingatkannya pada orang itu. Orang yang selalu ada di saat Seul-Ji sedang asik di dapur, atau orang yang selalu menjahilinya saat sedang di dapur.
Seul-Ji meringis sendiri, Sebelum Ayah dan Ibu pergi pun aku memang selalu menyesali apapun setelah aku kehilangan sesuatu itu.
Seraya memakan serealnya, Seul-Ji melirik jam yang menunjukan hampir pukul delapan. Gadis itu merain ponselnya di atas meja, mengetik sebuah pesan singkat kepada Da-Hyun, kemudian kembali menaruh ponselnya dan menghabiskan sisa sereal dengan cepat.
Ponsel Seul-Ji berbunyi satu kali, menandakan adanya pesan masuk. Setelah menaruh mangkuk dan sendoknya ke wastafel, Seul-Ji segera membuka pesan masuk yang berasal dari Da-Hyun.
Da-Hyun: Ya, datanglah cepat-cepat. Aku kesepian. Karena sejak Eonni cerita kalian berpisah, Oppa tidak mengunjungiku lagi selama seminggu ini ¤___¤ Bawakan aku kue red velvet, ya?
Seul-Ji berdecih pelan, kemudian tersenyum. Lagi-lagi kue red velvet. Da-Hyun benar-benar tidak mendukung Seul-Ji untuk move on dari Tae-Hyung.
Da-Hyun selalu aja menceritakan apapun mengenai Tae-Hyung walaupun hanya lewat ponsel. Walaupun sudah beberapa kali Seul-Ji mengingatkan, Da-Hyun tetaplah Da-Hyun yang memiliki kepala sekeras kepala Tae-Hyung, dan samz menyebalkannya seperti Tae-Hyung.
Namun, Seul-Ji menghela napas sekali lagi.
Ternyata hari ini masih tentangmu dan aku tidak mengelak walaupun ingin. Bahkan setelah ada goresan panjang luka di dadaku karenamu, aku tetap merindukan segala sesuatu tentangmu.
Setelah beberapa saat merenung, Seul-Ji berjalan ke kamar. Mengambil mantel dan dompetnya di kamar, kemudian Seul-Ji bergerak lagi untuk mengambil boots-nya di dalam rak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Damn Taehyung
FanfictionKarena penipuan penjual apartemen, Cha Seul-Ji terpaksa tinggal dengan pria yang baru belakangan ini ia kenal, Kim Tae-Hyung. Walaupun Tae-Hyung tampan, keren, dan pintar. Tetap saja, sekali ia mesum dan menyebalkan. Ia tetap mesum dan menyebalkan. ...