Seul-Ji melirik Tae-Hyung yang kini sedang memakan makanannya dengan lahap di atas ranjang.
Ya, benar. Di atas ranjang, sesuai keinginannya."Tae-Hyung, aku juga ingin makan. Makananku masih berada di meㅡ"
Ucapan Seul-Ji terpotong kala Tae-Hyung menyodorkan sendok yang berisi nasi ke depan mulutnya. Seul-Ji mengernyit dan menatap Tae-Hyung penuh tanda tanya.
"Apa?"
Tae-Hyung berdecak tak sabaran. "Buka mulutmu," ucapnya seraya memberi intruksi.
Seul-Ji pada awalnya merasa ragu, namun setelah melihat wajah Tae-Hyung yang tampak lelah entah mengapa membuatnya reflek membuka mulut.
Dalam diam, entah sudah berapa kali Tae-Hyung menyodorkan sendoknya ke hadapan bibir Seul-Ji. Walaupun begitu, jantung mereka berdetak tak biasa.
Pikiran mereka sama-sama berputar di kejadian mengecek kadar mabuk Tae-Hyung di dapur. Tanpa sadar, pipi mereka sama-sama menunjukan rona merah yang samar.
"Tidak bisakah aku membuat sebuah pengakuan untukmu?" ucap Tae-Hyung tiba-tiba.
Seul-Ji mengernyit, dadanya bergetar begitu saja.
"Apa?" sahut Seul-Ji sebiasa mungkin.
"Ah, ituㅡ" Tae-Hyung melirik sekilas wajah Seul-Ji dan tersenyum, "kau cantik."
Seul-Ji berdecih samar, menyembunyikan malunya di balik wajah menyebalkan.
"Sayangnya kau tidak tampan," ucap Seul-Ji lantang.
Ekspresi Tae-Hyung tidak terlalu berlebihan, ia hanya berpura-pura terkejut dan kembali menyendok nasi dalam mangkuk.
"Oh, benarkah?" gumam Tae-Hyung seraya menyodorkan sendoknya ke hadapan bibir Seul-Ji.
Seul-Ji bergumam untuk menyahuti Tae-Hyung dan membuka mulutnya untuk menyambut nasi.
Namun, sayangnya ketika Seul-Ji memajukan sedikit kepalanya, Tae-Hyung justru menjauhkan sendok nasi dan melemparnya. Menggantikan sendok itu dengan bibirnya sendiri.
Seul-Ji yang terkejut hampir saja berteriak. Apalagi ketika Tae-Hyung menggigit bibir bawahnya dengan sengaja.
Tae-Hyung menghempaskan tubuh Seul-Ji di atas ranjang. Sebelah kaki Tae-Hyung diletakan di antara kedua kaki Seul-Ji dengan kedua tangan yang bertautan di masing-masing sisi tubuh Seul-Ji.
Begitu intim setelah sebuah ciuman gila yang Tae-Hyung lakukan padanya.
"Aku tidak ingin jatuh cinta sendirian," gumam Tae-Hyung dengan erangan tertahan.
"Setelah Seul-Gi patah hati dari Ji-Min, dia pasti akan datang padamu," gumam Seul-Ji.
Tae-Hyung mengerang kasar. Ada sedikit amarah dalam dadanya kepada Seul-Ji.
Ia tidak menginginkan Seul-Gi. Ia ingin Seul-Ji.
Ketika Tae-Hyung mendekatkan wajahnya, Seul-Ji justru memalingkan wajahnya. Namun, hal itu tidak membuat Tae-Hyung berhenti, ia justru mengecup leher Seul-Ji yang berada di hadapannya.
Seul-Ji mengerang dan berusaha melepaskan ciuman Tae-Hyung di lehernya. Ada rasa perih yang berbaur dengan rasa panas di leher Seul-Ji ketika Tae-Hyung menarik bibirnya dari leher Seul-Ji.
Dengan posisi masih membuka mulut setelah berteriak, Tae-Hyung kembali mencium bibir ranum Seul-Ji.
Hebat. Bibir Seul-Ji benar-benar mengandung alkohol karena membuatnya kecanduan dan mabuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Damn Taehyung
FanfictionKarena penipuan penjual apartemen, Cha Seul-Ji terpaksa tinggal dengan pria yang baru belakangan ini ia kenal, Kim Tae-Hyung. Walaupun Tae-Hyung tampan, keren, dan pintar. Tetap saja, sekali ia mesum dan menyebalkan. Ia tetap mesum dan menyebalkan. ...