Seul-Ji memandang ponselnya, mencari apapun yang bisa ia cari untuk menghilangkan kebosanan yang melandanya.
Sesekali matanya melirik pada sosok gadis kurus dan berkulit pucat di atas ranjang. Gadis itu tertawa lepas bersama Tae-Hyung, seolah melupakan selang infus yang terpasang di jemarinya.
Pandangan Seul-Ji dan gadis pucat ituㅡDa-Hyunㅡbertemu, tepat saat gadis itu sedang tertawa dan memamerkan jajaran gigi rapihnya. Da-Hyun tersenyum manis ke arahnya, sedangkan Seul-Ji membalas senyuman itu dengan senyum kikuk.
"Oppa, aku dengar di persimpangan ada kedai es krim. Aku ingin makan es krim!" ucap Da-Hyun manja.
Dalam hati Seul-Ji mendengus, jangankan Tae-Hyung yang terlihat gemas dan kini sedang mengacak lembut surai hitam panjang Da-Hyun, bahkan Seul-Ji saja gemas dengan tingkah gadis itu.
"Yasudah, Oppa beli es krim sebentar, ya? Jangan rindu pada Oppa-mu yang tampan ini, ya?"
Sejenak Tae-Hyung dan Da-Hyun saling melempar tawa. Kemudian, ketika mata Seul-Ji justru bertemu dengan mata Tae-Hyung, raut wajah Tae-Hyung berubah. Pria itu mengendalikan air mukanya seketika menjadi lebih datar.
"Kau mau es krim?" tanya Tae-Hyung.
Baru saja Seul-Ji ingin buka mulut untuk menolak, Tae-Hyung lebih dulu memotong, "Sudahlah. Kau suka permen, bukan? Nanti akan aku carikan es krim rasa permen."
Seul-Ji terdiam, tidak ingin terlibat perdebatan panjang dengan Tae-Hyung di rumah sakit, apalagi di depan seorang gadis asing bagi Seul-Ji.
Tae-Hyung pamit pada Da-Hyun, mengelus puncak kepala gadis itu gemas, kemudian pergi tanpa melirik Seul-Ji.
Huh, dasar sok tampan!
Suasana kamar yang mendadak hening membuat Seul-Ji kembali berusaha menyibukan diri dengan ponselnya. Namun, suara lembut Da-Hyun segera mengalihkan perhatian Seul-Ji, membuat Seul-Ji kembali melirik Da-Hyun.
"Um, Eonni. Bisa bantu aku berdiri tidak? Aku ingin pergi ke kamar mandi," cicit gadis itu dengan wajah memohon dan senyum kikuk, namun tetap terlihat cantik.
Seul-Ji mengangguk, kemudian mendekat dan memegangi lengan kurus Da-Hyun. Atau lebih tepatnya, sangat kurus.
Da-Hyun berdiri sedikit membungkuk, membuktikan tubuh gadis itu benar-benar lemas. Kemudian, Seul-Ji membantu Da-Hyun untuk berjalan menuju kamar mandi di sudut kamar luas ini.
Da-Hyun masuk ke dalam kamar mandi, sementara Seul-Ji menunggu di luar. Tak lama kemudian, Da-Hyun keluar dari kamar mandi dan tersenyum manis.
Seul-Ji dengan sigap kembali membantu Da-Hyun berjalan. Sesekali Seul-Ji meringis dalam hati, mengasihani Da-Hyun.
Setelah membantu Da-Hyun untuk duduk di ranjang, Seul-Ji merapihkan selimut supaya menutupi kaki ramping gadis itu, sangat ramping layaknya sepasang sumpit bambu.
"Eonni, terima kasih."
Pantas saja Tae-Hyung sangat menyayangi Da-Hyun, gadis itu sangat cantik, lembut, dan benar-benar baik.
"Ya, sama-sama."
Baru saja Seul-Ji ingin beranjak ke tempat semula, Da-Hyun memanggil, membuat Seul-Ji mau tidak mau menoleh.
"Kenapa?"
Da-Hyun tidak langsung menjawab, membuat Seul-Ji berpikir sejenak. Apa kata-katanya terlalu kasar?
"Maksudku, ada apa? Apa ada yang bisa aku bantu lagi?"
Da-Hyun tersenyum. Gadis itu menggeleng. "Aku hanya ingin bertanya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Damn Taehyung
FanfictionKarena penipuan penjual apartemen, Cha Seul-Ji terpaksa tinggal dengan pria yang baru belakangan ini ia kenal, Kim Tae-Hyung. Walaupun Tae-Hyung tampan, keren, dan pintar. Tetap saja, sekali ia mesum dan menyebalkan. Ia tetap mesum dan menyebalkan. ...