Bagian 18 : To Stay

15.4K 2.2K 126
                                    

Seul-Ji bergerak gelisah, menatap jam dinding dan Tae-Hyung bergantian. Sudah hampir jam sepuluh malam dan Tae-Hyung belum juga pergi benar-benar membuat Seul-Ji hilang semangat.

Tujuan utama Seul-Ji datang ke kamar inap Da-Hyun adalah untuk menceritakan semua keluh-kesahnya yang selama ini ia pendam kepada Da-Hyun. Bukan justru memperhatikan Tae-Hyung dan Da-Hyun yang sedang bercanda dengan dunia mereka sendiri.

Deja vu.

Dada Seul-Ji berdesir. Teringat pada awal kali mengenal Da-Hyun. Gadis itu baik, polos, dan selalu jujur apa adanya.

Da-Hyun melirik Seul-Ji yang tampak mengantuk. Beberapa kali Seul-Ji menutup dan membuka matanya lebar-lebar, berusaha untuk tidak tertidur.

"Oppa, ini sudah malam. Kau tidak ingin pulang? Aku juga sudah mengantuk," bisik Da-Hyun.

Tae-Hyung menoleh pada jam dinding dan mengangguk. "Iya, kau benar. Ini sudah malam."

Mata Tae-Hyung menoleh pada Seul-Ji, membuat dada Tae-Hyung diam-diam berdesir hangat. Tae-Hyung rindu wajah Seul-Ji ketika gadis itu tertidur.

"Apa yang ingin dia lakukan hingga datang ke sini?" tanya Tae-Hyung, dengan harap yang kian meninggi.

Da-Hyun mengangkat bahu. "Tanyakan saja sendiri padanya."

Tae-Hyung menggeram gemas, sementara Da-Hyun terkekeh lucu.

"Pengecut. Kau sungguh pengecut karena selalu bersembunyi di balik topeng wajah datarmu itu. Jangan menyerah sebelum berperang," ujar Da-Hyun pelan.

Tae-Hyung mendelik. "Jung-Kook juga belum menyatakannya kepadamu, 'kan?"

Senyum Da-Hyun berangsur-angsur menghilang. "Dia tidak memiliki perasaan spesial seperti perasaanmu padanya. Mungkin hanya itu yang bisa aku katakan padamu."

Tae-Hyung terkejut. Kedua matanya melotot tak percaya. "Jung-Kook tidak memiliki perasaan spesial padamu?"

Da-Hyun tidak menjawab. Gadis itu justru memanggil nama Seul-Ji hingga membuat Seul-Ji terbangun dengan wajah kikuk yang lucu.

"Ya?" sahut Seul-Ji cepat. Masih dengan wajah khas baru bangun tidurnya yang Tae-Hyung rindukan.

"Sudah malam, bukan? Eonni tidak pulang? Tae-Hyung Oppa juga ingin pulang," ujar Da-Hyun yang membuat Seul-Ji menatap Tae-Hyung reflek.

Seul-Ji segera mengalihkan pandangannya begitu Tae-Hyung menatapnya. "A-ah, ya. Aku akan pulang sekarang."

Saat Seul-Ji hendak keluar pintu dan ingin pamit, Da-Hyun bertanya dengan wajah polosnya, "Kau tidak pulang dengan Tae-Hyung Oppa?"

Seul-Ji mengernyit untuk beberapa saat, kemudian bergerak salah tingkah. "K-kami sudah tidak tinggal di apartemen yang sama."

Dalam hati Seul-Ji memuji, Gadis itu pandai sekali berakting.

"Ah, maafkan aku," lirih Da-Hyun menyesal.

Seul-Ji tersenyum. "Sudahlah. Aku pulang duluan, ya?"

Sekali lagi, saat Seul-Ji hendak keluar, Da-Hyun kembali mengucapkan sesuatu yang berhasil membuat Seul-Ji mengeluh sendiri.

"Oppa, kau mau mengantar Seul-Ji Eonni, bukan? Ini sudah cukup larut."

Seul-Ji terdiam dan menoleh dengan wajah tak percaya. Matanya bertemu dengan mata Tae-Hyung saat pria itu sedang menghela napas beratnya panjang.

Damn TaehyungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang