Happy Reading!:)
Jam sudah menunjukan pukul 10.15 malam.
Renata masih belum menghabiskan nasi gorengnya. Sedangkan Shaidan sudah sangat letih. Ia sedang duduk di sofa sambil memerhatikan Renata yang makannya tidak benar.
"Ren, makan yang bener. Jangan liatin Malvin mulu. Habisin cepet."
"Gue nggak laper." Daritadi hanya itu jawaban Renata. Shaidan yang sudah tak tahan langsung menghampiri Renata dan mengambil alih nasi gorengnya.
"Buka mulut." Shaidan menyodorkan sesendok nasi goreng ke mulut Renata. Tapi Renata hanya menatap Shaidan tanpa membuka mulutnya.
"Gue ngg-"
"Cepet buka mulut lo."
"Shaidan gue-"
"Buka mulut atau-"
"Iya iya." Renata pun membuka mulutnya dengan jengkel.
"Nah gitu kan bagus. Anak pintar."
"Cih! Dasar!"
***
"Hah jam 12? Cepet banget." Renata terkejut melihat jam dinding yang bertengger di ruangan.
Ia melirik Shaidan yang terduduk di sofa sambil merem melek menahan rasa kantuk yang menyerang.
'Shaidan.. Shaidan.. tuh anak sok banget kuat sih. Padahal udah nggak kuat gitu. Kasian. Apa gue ajak pulang aja kali ya?' Setelah lama berfikir, Renata memutuskan untuk pulang demi Shaidan.
"Shaidan.." panggil Renata. Shaidan pun langsung meloncat kaget.
"Eh iya apa?"
"Segitu ngantuknya lo?" Renata terkekeh.
"Liat wajah lo itu, Ren. Muka lo lesu banget, mata lo item gitu kayak mata panda. Jangan sok kuat deh."
"Ya emang, gue udah ngantuk banget. Pulang yuk?" Shaidan tersenyum senang. Tumbenan Renata mengajak nya pulang.
"Oke, Ayo." Renata pun bangkit begitu juga Shaidan. Ia meraih tas sekolahnya dan mencium kening Malvin sebelum ia pergi.
"Gue pulang ya. Lo harus cepet bangun. Gue kangen banget sama bentakan lo itu." Renata tersenyum lalu meninggalkan ruangan.
***
Sudah hari ke 3 Malvin koma. Tapi tetap tak ada perubahan. Ia tetap tidak mau membuka matanya. Itu membuat semua orang sangat khawatir begitu juga Renata.
Nita juga tidak pernah mengunjungi Malvin akhir akhir ini. Renata juga tidak tahu kemana cewek itu pergi. Di sekolah juga ia tidak terlihat.
"Loh kok hujan sih?" Renata sedang berdiri di halte sekolah. Ia sedang menunggu angkutan umum. Ia harus kerumah sakit sekarang.
Shaidan sedang tidak bisa mengantarnya karena ada keperluan ekskul. Sedangkan Riska dan Rachel mereka ada keperluan mendadak. Kebetulan? Entahlah di dunia ini tidak ada yang namanya kebetulan. Itu lah prinsip Renata.
Saat sedang asyik melamun angkot terparkir di depannya. Tanpa banyak berpikir ia memasuki angkot tersebut.
Hujan makin deras. Cuaca sangat gelap sekarang, padahal masih siang hari.
"Bannya bocor nih!" teriak tukang supir kepada para penumpang.
"Ya elah bang, kenapa segala bocor sih!" dumel seorang siswi. Renata pun ikut mendengus sebal. Mau tidak mau ia harus berlari ke rumah sakit. Lagi pulang sudah dekat dengan rumah sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Badboy Husband (SUDAH TERBIT)
Novela Juvenil(SUDAH TERBIT DAN TERSEDIA DI SELURUH GRAMEDIA INDONESIA) Aku tidak ingin munafik, Tapi siapa yang tak suka bila menikah dengan seorang Most Wanted sekolah? -Renata Juliana Siapa yang suka jika di nikahkan dengan Cewek Nerd seperti dia? -Malvin Bask...