Budidayakan vote sebelum membaca:)
Happy Reading!
Malvin menyembulkan kepalanya di sela pintu kamar Renata. Ia melihat gadisnya tengah tertidur pulas di ranjangnya. Padahal matahari sudah menjelang tinggi dan mengenai wajah gadis itu, tapi ia tak juga bangun.Malvin melangkahkan kakinya ke arah Renata dan duduk di tepi ranjang tersebut. Di usapnya rambut cewek itu dengan pelan, ia tersenyum, melihat wajah Renata yang benar benar cantik saat tertidur.
Malvin berdiri membuka selimut yang berada di atas tubuh Renata. Ia menjulurkan tangannya untuk menggelitik kaki cewek itu beberapa kali.
Renata lantas menggeliat dari tidurnya, meronta ronta dengan menendang kakinya beberapa kali.
"Bun, jangan iseng, deh." Renata berucap dengan mata yang masih menutup membuat Malvin tertawa kecil.
Kelopak mata Renata terbuka lebar mendengar suara tertawa yang tak asing di telinganya. Ia segera bangun dan menegakkan tubuhnya.
"Malvin?! Lo ngapain?!"
"Kamu sekolah?" Renata mengangguk mengiyakan karena ia ingat hari ini akan di adakan ulangan harian IPS.
"Kamu masih sakit, kan?"
Renata memegang lehernya, mengecek apakah ia masih panas atau tidak. "Kayaknya nggak."
"Coba aku cek." Malvin menempelkan punggung tangannya di kening Renata, merasakan hawa hangat dari tubuh cewek itu.
"Kamu masih panas. Sekarang istirahat, ntar aku bawain sarapan."
"Nggak, aku mau sekolah. Hari ini ada ulangan." Renata menyibak selimutnya lalu beranjak berdiri menuju lemari putih yang terpampang di kamarnya.
Renata membuka pintu lemari tersebut, mencari cari dimana seragamnya berada. Malvin yang melihat itu langsung menarik tangan Renata dan membalikkan badan ceweknya itu.
Renata terdiam, hanyut dalam tatapan mata Malvin yang menyejukkan. Cowok itu tersenyum kemudian, mendekatkan wajahnya mengikis jarak yang ada membuat Renata menutup matanya seketika.
Malvin tersenyum geli, "Nggak usah di tutup matanya, cuman mau bilang, di mata kamu banyak beleknya."
Seketika mata Renata membulat kaget, ia segera menutup wajahnya yang menunjukkan semburat merah.Malvin tertawa lalu melepaskan tangan yang menutupi wajah cewek itu. "But, lo tetep cantik." Cowok berambut hitam legam itu mencubit hidung Renata dengan pelan.
"Okay, sekarang kamu mandi terus kita sarapan. Aku udah masak makanan kesukaan kamu."
"Kamu bisa masak?" Renata sedikit terkejut mendengar perkataan Malvin, pasalnya, ia baru tahu tipe cowok seperti Malvin bisa memasak.
"Tentu. Apa yang nggak buat kamu?" Malvin tersenyum lembut lalu menepuk puncak kepala Renata dengan pelan.
"Gombal." Renata pun ikut tersenyum lalu segera memasuki kamar mandi, meninggalkan Malvin yang hanya menggelengkan kepalanya.
***
Renata mencoba fokus pada kertas ulangan di hadapannya ini, tapi sakit di kepalanya terus menyerang sampai ia tidak bisa memikirkan apapun. Semua yang ia hafalkan di rumah tiba tiba saja buyar.Renata menggerakkan kakinya tak tenang, mencoba keras untuk berfikir apa jawaban dari soal soal yang di pertanyakan.
"Aduh.. apa ya?" Gumam Renata sembari memukul pelan jidatnya.
"Lo kenapa sih?" tanya Riska heran melihat teman sebangkunya ini menggeliat tak tenang di bangkunya.
"Eh, emm nggak." Keringat terus bercucuran di kening Renata membuat cewek itu makin bergerak risih.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Badboy Husband (SUDAH TERBIT)
Fiksi Remaja(SUDAH TERBIT DAN TERSEDIA DI SELURUH GRAMEDIA INDONESIA) Aku tidak ingin munafik, Tapi siapa yang tak suka bila menikah dengan seorang Most Wanted sekolah? -Renata Juliana Siapa yang suka jika di nikahkan dengan Cewek Nerd seperti dia? -Malvin Bask...