Budidayakan vote sebelum membaca:)
Happy Reading!
"Airin."
"Airin? Nama yang bagus."
"Makasih."
"Lo tinggal dimana?" Renata bertanya sembari melihat mata Airin lekat lekat.
"Sebenernya, gue tinggal di Inggris, tapi gue pindah kesini untuk sementara karena ada suatu hal."
"Oh gitu. Lo nggak--" tiba tiba saja ponsel Airin berdering keras membuat cewek itu segera mengangkatnya.
"Halo?"
"..."
"Oh oke, gue kesana sekarang." Airin pun segera menjauhkan ponselnya dari telinga dan menaruhnya di tas.
"Gue ada kepentingan. Oh iya, ini kartu nama gue," Airin memberikan kartu dengan namanya disana.
"Kalau ada apa apa, jangan ragu ragu panggil gue. Walaupun cuman ketemuan sekalipun." Cewek bermata bulat itu tersenyum dan menepuk pundak Renata pelan beberapa kali.
"Gue duluan ya. Bye." Airin pun meninggalkan Renata masih dengan tatapan kosongnya. Pasalnya, ia seperti melihat dirinya yang lain pada Airin.
***
Renata membuka pintu gerbang rumahnya. Suasana hening dan sangat gelap. Sebenarnya ada orangkah didalam?
Cewek itu membuka sepatu bertali putihnya lalu segera masuk kedalam rumah. Pintu dalam ke adaan tak terkunci itu membuat Renata menautkan alisnya.
"Vin? Malvin? Aku pulang." Hening. Tak ada jawaban.
"Malvin!" Teriak Renata tapi tetap di balas keheningan. Cewek itu segera mencari tombol lampu dan memencetnya.
Renata menaruh tasnya di atas meja dan mencari Malvin sampai di sekeliling rumah. Tapi nihil, cowok itu tak ada dimana mana.
Renata duduk di sofa dengan tatapan kosong, cewek itu segera meraih ponselnya dan menelepon Malvin.
"Halo?" Renata menyerngitkan dahinya saat mendengar suara perempuan dari ujung telepon. Renata menjauhkan ponselnya dari telinga dan melihat apakah benar yang di teleponnya adalah Malvin.
Tapi benar, disana tertera nama Malvin di layar. Lalu siapa cewek ini?
"Ha-halo?" Suara dentuman musik sangat terdengar di telinga Renata membuat cewek itu panik seketika.
"Ini siapa?!" Cewek di sebrang telepon berteriak keras, suaranya beradu dengan suara dentuman musik yang entah darimana.
"Malvin dimana?" tanya Renata dengan suara yang memelan.
"Malvin? Dia di Club malam. Kenapa?"
"Ini siapa?"
"Gue ceweknya." Cewek itu berujar enteng membuat Renata sukses membulatkan matanya.
"Halo!?" Sambungan terputus, itu membuat Renata menghembuskan nafas kasar lalu mengusap wajahnya pelan.
Cewek itu segera bangkit dan meraih jaket merah maroon miliknya tanpa mengganti seragam sekolahnya.
Ia segera mengunci pintu dan memanggil taksi untuk sampai di tempat dimana Malvin berada.
Cewek itu tau tempat dimana Malvin biasa keluar saat malam. Karena ia sempat menguntit cowok itu.
Renata turun dari taksi dan segera membayar taksi tersebut. Cewek itu mengeratkan jaketnya ke tubuh karena hawa dingin yang tiba tiba saja menusuk tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Badboy Husband (SUDAH TERBIT)
Ficção Adolescente(SUDAH TERBIT DAN TERSEDIA DI SELURUH GRAMEDIA INDONESIA) Aku tidak ingin munafik, Tapi siapa yang tak suka bila menikah dengan seorang Most Wanted sekolah? -Renata Juliana Siapa yang suka jika di nikahkan dengan Cewek Nerd seperti dia? -Malvin Bask...