Budidayakan Vommentnya, guys:)
Happy Reading!
"Gue suka sama lo." Renata yang sedang menunduk langsung melotot tak percaya. Kunyahannya mendadak melambat. Apa apaan yang di dengarnya tadi?
"Maksud lo apaan?"
"Gue suka sama lo." ulang Shaidan pelan pelan.
"Gue nggak ngerti."
Shaidan menghembuskan nafas kesal. "Gue suka lo ngerti nggak sih? Gue.suka.lo."
"Oh, gue tau, pasti lo suka sama baju gue ya? Sepatu gue? Oh atau kacamata gue? Tapi maaf ya, kacamata gue tinggal satu satunya. Dan ini kacamata kesayangan gue. Sorry." Shaidan jelas jelas langsung melongo mendengar kepolosan Renata.
"Dasar cewek nggak peka." gumam Shaidan memutar bola matanya.
"Eh mata lo kok nyolot sih? Mau gue tusuk!?" Renata menyodorkan pisau tepat di depan mata Shaidan yang dimana membuat cowok itu langsung bergedik ngeri.
"Eh sejak kapan lo jadi ganas kayak gitu?"
"Hmm sejak nenek lo hamil lagi." Jelas Renata ngelantur kemana mana.
"Cewek cantik, imut dan baik hati. Eh mana ada ya nenek nenek hamil lagi?"
"Ya ada dong, buktinya banyak tuh."
"Seterah." Renata diam tak berniat membalas percakapan ini. Shaidan jadi kesal sendiri, ia kira Renata akan peka terhadap perasaannya. Memang, dunia kadang tidak adil.
"Renata, lo mau nggak jadi--"
"Jadi apaan sih?" tanya Renata sadis yang membuat Shaidan jadi mengurungkan niatnya.
"Jadi partner belajar gue." Jika saat ini Shaidan bisa mengigit meja ia akan melakukannya sekarang.
"Partner belajar? Bukannya lo udah pinter?"
"Kata siapa gue pinter?"
"Kan lo selalu jadi juara di kelas." balas Renata enteng lalu memasukan potongan daging lagi ke mulutnya.
"Tapi gue pengen lo jadi partner gue. Boleh kan?"
"Hmm, its okay."
"Oke. Oh iya satu lagi--"
"Lo bawel banget sih? Rasain nih." Renata memasukan daging yang cukup besar kemulut Shaidan membuat cowok tersebut jadi gelagapan.
Shaidan senang saat Renata menunjukan sikap yang seperti itu dari pada melihat Renata murung setiap hari. "Lo cantik kalau judes."
Entah mengapa pipi Renata memerah seketika. "Telen dulu tuh makanan!"
"Iya, ibu kost dadakan."
Gagal. Shaidan gagal menarik hati Renata. Mungkin lain waktu ia akan mencobanya lagi sampai Renata akan menjadi miliknya seutuhnya.
***
"Cie!! Langgeng yaa!"
"Soosweet, PJ nya jangan lupa loh!"
"Woy, pacaran jangan di jalan ngape! Nggak bisa nyewa hotel lu?"
Teriak teriakan itu membuat Renata penasaran mengapa banyak segerombolan di koridor sekolah.
Renata berjalan pelan sembari menggenggam tali tasnya kuat. Ia menyelinap di sekitar kerumunan itu dan terkejut melihat siapa yang menjadi sorotan.
"Nita?" gumam Renata menggelengkan kepalanya tak percaya. Kalian tahu? Nita sedang bertatapan wajah sembari berpegangan tangan dengan Juna!
Renata tidak bisa membiarkan ini terlewatkan. Ia pun mencari ponselnya lalu memotret kejadian tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Badboy Husband (SUDAH TERBIT)
Fiksi Remaja(SUDAH TERBIT DAN TERSEDIA DI SELURUH GRAMEDIA INDONESIA) Aku tidak ingin munafik, Tapi siapa yang tak suka bila menikah dengan seorang Most Wanted sekolah? -Renata Juliana Siapa yang suka jika di nikahkan dengan Cewek Nerd seperti dia? -Malvin Bask...