D U A - Kantin.

401K 18K 199
                                    

Renata menatap Bu Milda yang sedang menerangkan, ia sudah berusaha fokus tapi tetap tidak bisa. Ia masih mengingat kejadian tadi pagi, kejadian itu masih berputar di pikirannya seketika senyuman mengembang di wajahnya yang membuat Rachel menatapnya heran.

"Heh lo kenapa senyum senyum sendiri?" Tanya Rachel.

Tak ada jawaban dari Renata.

"Woy!" Rachel memukul bahu Renata kencang.

"Duh! Apa apaan sih? Bikin kaget aja, lo."

"Lagian kenapa sih lo ngelamun gitu?"

"Gue? Ngelamun? Nggak kok." ucap Renata salah tingkah.

"Huft, bohong lo" Rachel hanya mendengus, sahabatnya ini memang masih suka tertutup.

"Nggak, ngapain gue bohong." jawab Renata cepat. Menetralkan wajahnya yang sudah memerah tanda ia berbohong.

"Gue tuh udah tau sifat lo dari kecil, jadi mana mungkin gue nggak tau kalau lo bohong."

"Renata! Rachel! Kalian ngapain? Mau berisik? Diluar!" Suara seorang perempuan paruh baya menginterupsi membuat mereka segara diam tak berkutik.

"Kita ga ngapa ngapain kok, Bu" jawab Rachel seadanya membuat wanita yang berdiri di depan kelas menggeram kesal.

"Cep-" ucapan Bu Milda terhenti karena bel istirahat sudah berbunyi.

"Kalian ibu maafkan." Bu Milda berjalan ke arah meja nya dan membawa tasnya lalu keluar dari kelas. Kedua sahabat itu akhirnya bisa bernafas lega.

"Duh untung kita ga kena amukan tuh badak betina!" Pekik Rachel saat mereka berdua sedang berjalan di koridor sekolah menuju kantin.

"Badak betina?" Renata menautkan alisnya tidak mengerti.

"Ya elah lo nggak peka lagi, maksud gue Bu Milda."

"Nggak boleh gitu, lagian salah kita juga berisik."

"Iya iya." Rachel hanya bisa memutar bola matanya malas, sahabatnya itu memang tidak bisa di ajak kompromi.

"Njir rame banget, Ren" pekik Rachel saat mereka sampai di kantin.

"Hel, liat deh disana ada meja kosong tuh" tunjuk Renata.

"Oh iya tuh, ayo deh" Mereka berdua pun menghampiri meja kosong itu dan duduk disana, banyak pasang mata yang menatap mereka berdua tak percaya.

"Berani banget ya tuh cewek duduk disitu."

"Ih berani banget."

"Mau mati tuh cewek dua?"

"Mending cantik, ini muka kaya kerak telor berani duduk disitu."

Perkataan perkataan itu membuat Renata dan Rachel mengerutkan dahi tak mengerti.

"Rachel, mereka kenapa sih?"

"Nggak tau, udah ga usah di pikirin."

Mereka berdua pun memesan makanan masing masing, lalu kembali duduk di sana.

Saat Renata baru akan menyuapkan sesendok mie ayam, tiba tiba..

Bruuk!

"Ekhm. Nggak bisa nyari tempat lain? Sampe nempatin punya orang? Nggak punya malu?" Interupsi seorang pria, yang membuat Renata kaget dan siap akan marah.

"Ih lo ga pu-" seketika mata Renata melebar, ia mematung tak percaya bahwa itu adalah Malvin, orang yang tadi pagi ia tabrak.

"Apa? Nggak punya malu? Lo tuh yang nggak punya malu, cepet pindah."

Rachel yang melihat itu jadi geram sendiri.
"Heh lo cowok harus ngalah dong sama cewek, mau di taro dimana muka lo itu, ganteng tapi kasar." cibir Rachel sambil menunjuk nunjuk muka Malvin.

"Pergi." Tegas Malvin.

"Nggak, kita dul-"

"Hel, udahlah. Kita pindah aja." Renata menahan Rachel yang sudah tersulut emosi, Rachel hanya menatap Renata tak percaya.

"Ren, nggak bisa lah kan kita duluan yang dapet tempat ini."

"Udah lah gue ga suka ribut kaya gini" ucap Renata.

Rachel yang pasrah hanya menghela nafas lalu membawa mie ayam dan ice tea nya ke tempat lain, untung ada tempat baru yang kosong.

Renata menatap Malvin dengan tatapan yang tak bisa di artikan, "Ngapain lo ngeliatin gue? Pergi sana." Bentak Malvin yang membuat Renata kaget, dengan cepat Renata membawa Mie ayam dan jus jeruknya ke meja dimana Rachel ada disana.

"Ren, jangan karena lo suka sama Malvin lo jadi ngalah kaya gitu." Ucap Rachel yang membuat Renata memperlambat kunyahannya lalu menatap Rachel. Memang hanya Rachel dan Riska yang tau bahwa Renata menyukai Malvin sejak lama.

"Ini tuh gak ada sangkut pautnya sama dia, Hel. Gue cuman ga mau kita ribut, apalagi di kantin gini.

Lagi lagi Rachel hanya bisa mendengus pasrah, " Ya udah lah terserah lo. Lo emang paling bener." Rachel dan Renata pun melanjutkan acara makannya.

Tapi tiba tiba Rachel ingat sesuatu.

"Oh iya, katanya lo mau cerita tentang yang tadi pagi?" ucap Rachel mulai bersemangat.

"Yang mana?" Tanya Renata pura pura tak tahu.

"Ish, masa lo udah lupa sih, itu lo yang tadi pagi yang kata lo telat itu, katanya ada masalah. Masalah apa?" Sontak Renata jadi teringat kejadian itu, ia jadi bingung sendiri. Haruskah ia menceritakannya kepada sahabatnya itu?

"Eh- itu bukan apa apa kok, cuman masalah kecil."

"Iya, masalah apa?"

'Duh mampus gue' batin Renata menruntuki dirinya sendiri.

"Nggak, lo ga perlu tau, sumpah itu ga penting." Renata memusatkan pandangannya pada mie ayam yang tergeletak di depannya.

"Oh iya, nanti pelajaran siapa?" Renata mulai mengalihkan pembicaraan.

"Tuh kan, lo ngalihin pembicaraan. Elo mah gitu sama sahabat sendiri"

Renata menghela nafas, sepertinya tak ada gunanya menutupi ini dari Rachel.

***

My Badboy Husband (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang