Budidayakan vote sebelum membaca, guys:)
Happy Reading!
"Apa? Gue nggak salah denger, kan? Lo sayang gue?"
"Iya."
"Gue juga sayang lo, banget." Jawab Renata tersenyum bahagia.
Malvin terdiam agak lama, lalu tiba tiba saja tawa Malvin meledak membuat cewek di depannya terkejut dan mengernyitkan dahi tak mengerti.
"Kenapa?"
"Ekspresi lo lucu. Lagian gue cuman bercanda. Nggak usah baper." Seketika Renata langsung ingin melempar barang barang di depannya ke wajah Malvin.
"Lo- lo cuman bercanda?" Balas Renata. Ada nada kecewa di suara cewek itu membuat Malvin jadi tidak enak sendiri.
"Hm, iya." Kemudian Renata hanya bisa menunduk menatap kertas lembar kerjanya dengan tatapan yang sendu. Entah mengapa moodnya langsung menurun sekarang.
"Ren?" Renata hanya diam tak membalas. Sungguh, ia kesal sekarang.
"Renata." Malvin pun mengangkat dagu Renata ke atas. Cowok itu pun menatap tepat di manik mata Renata dengan tatapan lembut.
"Lo nggak pantes ngambek. Karena lo lebih menarik buat tersenyum." Renata hanya membalas perkataan Malvin itu dengan tersenyum. Ia melepaskan tangan Malvin dari dagunya dengan perlahan.
Renata pun membereskan buku bukunya dan segera bangkit berdiri. "Gue tidur duluan. Good Night."
Malvin hanya diam lalu menjambak rambutnya kebelakang. "Kok gue jadi nggak enak gini sih? Sebenernya ada apa sama diri gue sendiri?"
***
Pagi ini, Shaidan sudah menunggu Renata di depan rumah. Renata pun sudah mengenakan segala perlengkapannya."Shaidan, ayo." Hari ini Shaidan membawa mobil, karena katanya ia tak ingin Renata susah karena naik motor. Renata pun membuka pintu mobil tapi tiba tiba ada yang memegang tangannya.
"Malvin? Kenapa?" Renata pun menutup lagi pintu mobil itu dan menghadap Malvin.
"Berangkat sama gue." Renata menautkan alisnya mendengar permintaan Malvin.
"Tapi dia berangkat sama gue, Vin." Sela Shaidan yang tak terima Renata pergi bersama Malvin.
"Masalahnya apa sama gue?"
"Ya lo tau diri lah."
"Renata sama gue ada urusan. Sana lo pergi duluan."
"Dan, maaf ya hari ini gue nggak sama lo dulu." Perkataan Renata membuat Shaidan membuang nafas kasar.
"Ya udah gue duluan. Jaga diri lo ya." Shaidan pun menepuk pelan puncak kepala Renata.
"Nggak usah pegang pegang, njir. Modus lo."
"Santai, bro!" Shaidan pun langsung cepat cepat pergi meninggalkan mereka berdua.
"Sekarang apa?" tanya Renata memegang erat tali tasnya.
"Ya berangkat lah." Malvin pun mengeluarkan motornya dari garasi lalu menyalakan mesinnya.
Renata hanya diam tak ingin beranjak dari manapun. "Kenapa?"
"Harusnya gue yang tanya, kenapa lo tiba tiba berubah gini? Ini pertanyaan yang besar buat gue. Gue seneng lo berubah, tapi kenapa secara tiba tiba gini?"
"Berubah gimana? Gue cuman pengen baik aja sama lo. Gue tau selama ini gue salah sama lo. Apa gue salah ngelakuin ini?"
Yap benar, seharusnya Renata tak usah berharap banyak. Karena memang Malvin tak akan pernah menyukainya. Sampai kapanpun.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Badboy Husband (SUDAH TERBIT)
Fiksi Remaja(SUDAH TERBIT DAN TERSEDIA DI SELURUH GRAMEDIA INDONESIA) Aku tidak ingin munafik, Tapi siapa yang tak suka bila menikah dengan seorang Most Wanted sekolah? -Renata Juliana Siapa yang suka jika di nikahkan dengan Cewek Nerd seperti dia? -Malvin Bask...