EX CHAP 5 - AIRIN COMEBACK.

55.6K 1.7K 63
                                    

Ketika kamu terluka, menangislah. Keluarkan segala amarahmu. Tapi berjanji, setelah itu kamu akan bangkit, dan meninggalkan semua masa lalumu.

***

M

ATA Renata terbuka perlahan, cewek itu meringis senejak lalu segera menoleh ke arah Malvin yang tidur di sampingnya. Setelah empat hari di rawat, kini ia sudah pulang ke rumah.

Renata tersenyum kecil, Malvin pasti sangat lelah setelah beberapa hari ini sibuk mengurusnya dan menunda pekerjaan pentingnya di kantor. Tapi sekarang, tentu Renata tidak akan membiarkan itu lagi.

Renata mencoba untuk duduk di tepi ranjang, namun tangan hangat mencegahnya. Cewek itu refleks menoleh, dan menatap Malvin yang kini membuka mata dan menggeleng kepadanya.

"Tidur lagi." Titah Malvin masih dengan suara khas baru bangun tidur. Cowok itu menyipitkan matanya menatap Renata yang sebenarnya masih terlihat lelah.

"Aku harus-"

Sebelum Renata melanjutkan perkataannya, Malvin menarik cewek itu kedalam pelukannya. "Kamu harus banyak istirahat."

"Vin.. tapi aku bosen istirahat terus." Renata mencoba untuk memberontak namun Malvin memeluknya terlalu erat.

"Nurut dan lakuin apa yang aku bilang." tegas Malvin membuat Renata menghembuskan napas pasrah. Cewek itu perlahan menyunggingkan senyum, pelukan hangat Malvin memang selalu bisa menenangkan hatinya.

Perlahan, Renata mendekatkan kepalanya kearah dada bidang Malvin dan menenggelamkannya disana.

***

"Kamu tunggu disini." Malvin mengisyaratkan Renata untuk tetap duduk di dalam mobil. Padahal, cowok itu menyuruhnya untuk diam di rumah, namun Renata memaksa untuk ikut berbelanja bulanan.

"Nggak mau, Vin. Aku mau ikut."

Malvin berdecak kesal. "Kenapa kamu susah di bilangin-"

Renata menutup mulut Malvin dengan telapak tangannya. "Aku udah turutin kamu untuk nggak ngelakuin apapun tadi pagi. Sekarang, salah kalau aku mau bantuin kamu?"

Malvin menghela napas lalu memegang pundak Renata, berniat memberi penjelasan. "Kamu lagi sakit, Ren. Aku nggak mau hal yang lebih parah terjadi sama kamu dan anak kita."

"Kalau aku sakit, apa aku bakal biarin kamu kerja sendiri? Kalau kamu juga ikut sakit, siapa yang jaga aku nanti, Vin?"

Hati Malvin terhenyak, lalu mengusap rambut Renata lembut. "Janji kalau udau capek kamu bakal berhenti."

Renata tersenyum lembut lalu mengangguk antusias. "Ay ay kapten!" Tangannya terangkat di sebelah alis, hormat.

***

Malvin menatap jejeran susu untuk ibu hamil. Pikirannya melayang pada Renata, mungkin akan lebih baik jika istrinya itu mengkonsumsi susu ini.

Tangannya perlahan meraih kotak susu tersebut, lalu menatapnya serius. Entah Renata akan suka atau tidak, tapi yang ia inginkan agar susu ini memberikan dampak positif untuk anak maupun ibunya. Apalagi, dokter mengatakan bahwa berat badan Renata sangat ringan, dan itu tidak baik.

Ketika sedang memikirkan hal itu, sebuah troli menabraknya membuat ia menoleh. Baru saja akan mengeluarkan sumpah serapah, cowok itu menautkan alisnya melihat siapa yang ada di balik trolinya. Seorang anak laki-laki berumur sekitar 5 tahun.

Malvin menoleh sekitar, mencari keberadaan orang tua atau siapapun yang mengajak anak itu kemari. Namun, tidak ada siapa-siapa disana.

Malvin perlahan menghampiri anak tersebut, lalu mengusap kepalanya. "Mama kamu dimana?"

My Badboy Husband (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang