E M P A T P U L U H T I G A - Kemarahan Malvin.

243K 10.6K 199
                                    

Budidayakan vote sebelum membaca:)

Happy Reading!
***
Jangan kemana-mana. Kamu tunggu di kelas aja.
Malvin~

Renata menautkan alisnya membaca pesan yang masuk kedalam ponselnya itu. Ia mencoba untuk menelepon Malvin tapi tak ada jawaban sama sekali.

Renata akhirnya memutuskan untuk menunggu sembari membaca novel kesukaannya yang belum terbaca.

Cewek itu mengalihkan perhatiannya kembali pada ponselnya yang tergeletak di sampingnya. Ia meraih ponsel itu karena ada panggilan masuk.

"Halo?"

"Halo, Ren! Plis lo ke belakang sekolah! Gawat!" Renata mengernyitkan dahinya mendengar suara seorang perempuan di balik ponsel itu. Suara Rachel.

"Rachel? Kenapa? Kok teriak teriak gitu?"

"Plis lo kebelakang sekolah! Malvin, Ren!"

"Kenapa sama Malvin?" Renata berdiri menjepit ponselnya di antara bahu dan telinganya lalu memasukkan novelnya kedalam tas.

"Cepet dia berantem!"

"Berantem? Sama siapa?" Tiba tiba panggilan terputus membuat Renata terkejut.

"Hel!? Rachel!" Tak ada jawaban. Ia pun segera menggendong tas ranselnya dan segera berlari meninggalkan kelas yang sudah kosong melompong.

Renata membulatkan matanya saat ia sampai di belakang sekolah. Ia melihat Malvin sedang memegang kerah seorang laki laki yang ia kenal. Juna sudah babak belur sekarang, banyak luka lebam di pipi dan bibirnya mengeluarkan banyak darah.

"Malvin! Stop!" Malvin menghentikan tangannya ia menoleh ke sumber suara dan terkejut melihat Renata berdiri disana dengan wajah yang sama terkejutnya.

"Vin, lo apa apaan sih?" Renata buru buru menarik Malvin menjauh dari Juna. Cowok yang sudah babak belur itu pun bernafas lega sekarang.

"Vin lo kenapa, sih? Gue nggak habis pikir sama semua ini. Apa salah dia?" Malvin diam, sibuk memperhatikan manik mata Renata yang menyiratkan kemarahan.

Renata kembali menatap Juna. Ia melangkahkan kakinya ke arah cowok itu. "Juna, lo nggak papa?" Renata mengeluarkan tissue dari sakunya dan segera mengusap darah yang keluar dari sudut bibir cowok itu.

Malvin menatap itu dengan kecewa. Sangat kecewa. Ia benci itu, benci jika miliknya di sentuh orang lain. "Gue nggak suka lo berinteraksi sama cowok termasuk dia. Jujur, gue benci itu." Perkataan dingin dari Malvin itu membuat Renata dan Juna menoleh serentak.

Renata terdiam, menurunkan tangannya dari bibir Juna. Ia menatap Malvin dengan pandangan melunak. "Vin, gue bukannya--"

"Gue udah bilang, gue nggak suka milik gue di sentuh orang lain." Malvin mengambil tasnya yang tergeletak di tanah dan segera memakainya.

"Tapi--"

"Terserah. Gue tunggu di mobil." Malvin buru buru memotong perkataan Renata dan pergi dari sana dengan perasaan kecewanya.

Renata menatap kepergian Malvin dengan mata berair. Malvin-nya marah sekarang, ia benar benar menyesal. "Maaf, gue nggak bermaksud--"

"Nggak papa." balas Renata cepat. Ia kembali menatap cowok di depannya ini, kemudian tersenyum lembut.

"Untuk jawaban pertanyaan lo di taman bisa gue jawab besok kan?" lanjut Renata lalu di balas anggukan oleh Juna.

"Boleh."

"Gue harus pergi. Maafin soal kelakuan Malvin, ya."

"Pasti." Juna tersenyum dan Renata pun segera pergi mengejar Malvin yang mungkin sudah sampai di mobilnya sekarang.

My Badboy Husband (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang