Budidayakan vote sebelum membaca:)
Happy Reading!
Renata memicingkan matanya untuk memastikan siapa yang dilihatnya sekarang ini. Orang yang tidak asing di otaknya, cowok yang selama ini selalu mendukungnya.
"Sha-Shaidan? Itu bener lo?" gumam Renata masih tak percaya jika yang dilihatnya itu adalah Shaidan. Cowok itu duduk lemas tak berdaya di kursi roda. Wajahnya dan seluruh tubuhnya terlihat pucat.
Renata berjalan perlahan ke arah Shaidan, ingin memastikan bahwa itu benar Shaidan.
"Ren, ayo pulang." suara Malvin terdangar dari belakang Renata membuat cewek itu lantas menoleh.
"Eh, udah?"
"Udah. Kamu di cariin kemana mana tapi nggak ada. Ternyata disini."
Renata menoleh lagi ke arah Shaidan, tapi cowok itu sudah pergi dengan cewek yang mendorong kursi rodanya.
"Ayo, tunggu apa lagi?" Renata pun mengangguk lalu mereka pergi dari sana.
***
Keesokan harinya, sepulang sekolah Renata ingin pergi kerumah sakit dimana ia melihat Shaidan kemarin.Ia sudah bilang kepada Malvin bahwa ia akan pergi ke rumah Rachel siang ini, awalnya Malvin tak mengizinkan, tapi akhirnya ia luluh juga karena Renata yang terus membujuknya.
"Ren lo serius nggak mau di temenin kita berdua?" tanya Rachel di halte sekolah.
"Nggak, Hel. Gue bisa kok. Lagian gue cuman mau mastiin aja."
"Gue takut Malvin sampe ngamuk kalau dia tau." timpal Riska sembari mengusap tengkuknya.
"Udah nggak. Tuh ada taksi, gue duluan ya." Renata pun melambaikan tangannya ke arah Taksi lalu masuk kedalam.
"Gue berangkat! Jangan kasih tau siapapun ya!" Kedua temannya hanya mengangguk mengiyakan.
Sesampainya di rumah sakit, Renata turun dari taksi dan memberikan uang untuk pak supir. Ia segera masuk kedalam dan menghampiri meja resepsionis.
"Sus, saya mau tanya, disini ada pasien bernama Shaidan?"
"Mbak ini siapanya ya?"
"Saya.. saya saudaranya, Sus. Sepupunya." jawab Renata cepat, tentu saja ia berbohong karena inilah satu satunya cara untuk mengetahui keberadaan Shaidan.
"Sebentar ya." Suster itu pun segera mencari nama Shaidan di komputernya. Setelah menunggu sebentar, Suster itu pun kembali menatap Renata.
"Shaidan Dervano?"
"Iya, sus."
"Maaf, pasien itu tadi pagi baru saja di pindahkan di Rumah Sakit lain."
"Rumah Sakit lain? Dimana?"
"Iya, sepertinya ia di pindahkan ke Rumah Sakit besar karena penyakitnya mulai memparah keadaannya."
Perkataan suster itu bagai tamparan keras untuk Renata. Ia masih diam mematung tak percaya akan apa yang ia dengar barusan. "Penyakit? Maksudnya penyakit apa, Sus?"
"Maaf, saya tidak bisa memberikan keterangan lebih lanjut." Renata menghembuskan nafas kasar, bingung harus berbuat apa sekarang.
"Kalau gitu, terimakasih." Renata pun segera pergi dari sana dengan perasaan kecewa yang besar. Pasalnya, ia sudah kehilangan jejak Shaidan. Dan ia baru tahu, jika cowok itu mengidap suatu penyakit.
***
"Kamu kenapa? Kok makanannya cuman di acak acak gitu?" tanya Malvin heran dengan sikap Renata malam ini."Nggak papa."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Badboy Husband (SUDAH TERBIT)
Fiksi Remaja(SUDAH TERBIT DAN TERSEDIA DI SELURUH GRAMEDIA INDONESIA) Aku tidak ingin munafik, Tapi siapa yang tak suka bila menikah dengan seorang Most Wanted sekolah? -Renata Juliana Siapa yang suka jika di nikahkan dengan Cewek Nerd seperti dia? -Malvin Bask...