IL(Part 2)

189 37 25
                                    

Lelaki berumur 19 tahun itu mengedarkan pandangannya ke luar jendela. Di halte bus ia melihat seorang gadis dengan seragam yang sama dengannya.

Gadis itu juga memakai headphone sama sepertinya. Tepat ketika bis yang ia tumpangi berhenti, gadis dengan tinggi kira-kira 168cm itu menaiki bis tersebut.

Gadis itu gadis populer. Terbukti banyaknya orang yang menyapanya. Bahkan dari sekolah lain pun mengenalnya. Lelaki itu juga menebak, kemungkinan besar gadis itu adalah senior. Kalau itu benar, berarti ia akan menjadi teman seangkatan gadis itu.

Lelaki itu menoleh ke arah bangku kosong disampingnya lalu dengan cepat mengalihkan pandangannya ke luar jendela. Tidak. Ia tidak benar benar melihat keluar jendela. Ia melihat pantulan gadis di kaca bis. Ia juga mematikan ipodnya.

Dengan memandang jendela,  ia tau gadis itu sedang berbicara dengannya. Ia juga tau kalau gadis itu berpikir bahwa ia tidak mendengar perkataannya. Lelaki itu menoleh ke arah gadis itu.Sebenarnya, ia juga tidak mengerti. Mengapa gadis itu tidak langsung duduk disampingnya? Kenapa harus izin kepadanya?

"Apa aku boleh duduk disampingmu, kau tidak sedang menunggu seseorangkan?"
Dan ia juga tidak mengerti mengapa dirinya sulit sekali mengatakan 'ne' atau hanya sekedar mengangguk. Pada akhirnya ia tidak mengatakan apa apa dan hanya bisa memalingkan wajah keluar jendela. Lagi-lagi dari kaca bis, ia bisa melihat ekspresi gadis itu.

"Ku harap diammu itu berarti memperbolehkanku duduk disini."

Gadis itu duduk. Menghempaskan tubuhnya dengan kasar. Menghembuskan napas lalu memakai headphone merah mudanya kembali. Gadis itu lalu menyandarkan punggungnya ke bantalan kursi bis lalu melirik dirinya sekilas.

Ia tau, gadis itu pasti kesal. Namun, apa pedulinya dia dengan gadis itu? Lagipula, ia tidak akan bertemu lagi dengannya walaupun ia satu sekolahan.

"Jangan pedulikan hal-hal seperti itu, Park JaeHan"

RaIn pergi mendahului lelaki itu. Berjalan menuju ke kelas bersama dengan murid-murid yang lain. Sama seperti di bis, para junior dan teman-temannya pasti menyapanya.

RaIn seorang gadis populer. Cantik, ramah, cerdas, tidak pernah berbuat onar, supel,berbakat. Dan di dukung dengan kenyataan bahwa RaIn adalah sahabat.

"RAINIE!!"
Lee DongHoon.
RaIn menoleh. Seorang lelaki yang tidak asing baginya menghampirinya dan langsung merangkulnya. RaIn tidak kaget. Mereka sudah berteman semenjak  Junghakyo(SMP) dan ia juga tidak kaget jika lelaki bernama Lee DongHoon ini tiba-tiba mengatakan..

"Rainie! Bogoshippoyo."
"Nado Bogoshippoyo." dengan mudah RaIn menjawab pertanyaan itu.

Lee DongHoon lelaki pintar, kapten basket sekolah. Ia juga lihai bermain gitar, bernyanyi, rapp bahkan menari. Disukai banyak gadis karena ia tampan. Ibunya orang korea dan ayahnya seorang blasteran kanada-korea. Ia pernah tinggal di kanada dan lahir disana.

Lee DongHoon mempunyai wajah tampan dan baby face dicampur dalam satu ciptaan. Rambutnya hitam, alisnya tegas dan indah. Ia juga lelaki yang ramah dan selalu melindungi RaIn. Tidak. DongHoon tidak hanya menjadi pelindung bagi RaIn tapi juga pelindung bagi..

"RAINIE!! HUNNIE!!"

RAOLIN.
Sebuah mobil audi berwarna oren terang berjalan lambat di samping RaIn dan DongHoon.

"Mobilmu selalu membuat anak-anak disekolah ini sakit mata." DongHoon menutup matanya. Rao Lin hanya mencibir.

"Aku parkir mobil dulu ya..Gidariyo(tunggu)"

RaoLin. Gadis China yang sudah lama tinggal di korea. Dan wajahnya sama sekali tidak menunjukkan bahwa ia orang China. Wajahnya sangat imut. Baby face, bibirnya kecil, memiliki lesung pipit di bagian kiri wajahnya, rambutnya lurus panjang diatas punggung berwarna hitam legam dan berponi samping.

Forthcoming Season 1[COMPLETED]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang