GU (Part 3)

34 16 13
                                    




Vote dan Comment yaaa... Jangan cuma baca aja...Cedih aku tuh:"

RaIn menatap JaeHan lamat-lamat. Pikirannya melayang kesana kemari memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang pasti bahwa SaeHan adalah adik dari JaeHan. Namun, ia tidak punya bukti yang kuat untuk mengungkapkannya.

"Kau kenapa memperhatikanku seperti itu?"

RaIn berdecak. Ia selalu letahuan tengah mengamati JaeHan dan itu cukup memalukan. "Aku tidak sedang memperhatikanmu. Tapi aku sedang memperhatikan orang dibelakang punggungmu." jawab RaIn asal. JaeHan membalikkan tubuhnya. "Orangnya sudah lewat." kata RaIn. JaeHan hanya menggelengkan kepala. Sudah terbiasa dengan sikap gadis dihadapannya.

2 minggu berlalu setelah mereka baikan. Hawa musim panas sudah mulai terasa. Sedari tadi RaIn sibuk mengibaskan tangannya. Padahal toko kaset ini ber AC. RaIn memang tidak tahan dengan udara panas.

"Sebentar lagi liburan musim panas. Apa yang ingin kau kerjakan?" tanya JaeHan tiba-tiba. Momen JaeHan bertanya duluan adalah momen yang langka. Tangan kanannya memegang sebuah album terbaru milik IU.

"Masih 3 minggu lagi. Kau sudah menanyakan hal itu? Aku yakin kita akan dibebani banyak tugas. Apalagi kita sudah kelas 12. Dan itu benar-benar mengganggu bukan?"tanya RaIn. Namun, JaeHan hanya bergumam. "Kau sangat suka belajar. Itu bukan hal yang mengganggumu." RaIn bersungut-sungut.

"Omong-omong kau tidak perlu ikut seuneung. Kau bisa menyerahkan rapormu. Dan kau bisa masuk universitas dambaan tanpa tes." Kata RaIn. "Aku akan mencoba itu. Bagaimana denganmu?"

RaIn terkekeh. "Kau! Mengejekku rupanya." JaeHan menoleh lalu berkata." Kurasa tidak ada salahnya. Kau juga termasuk murid berprestasi." RaIn mengamati album Red Velvet yang ia pegang sedari tadi. " MiRan onnie menyuruhku ikut bimbingan belajar. Tapi, kau tau tidak? Aku alergi tempat seperti itu. Ayolah!! Hidupku bukan hanya untuk pergi ke bimbingan belajar. Orang-orang disana seperti zombie. Kecuali Rao. Aku tidak yakin ia benar-benar belajar disana. Dan untuk tugas musim panas... Oh ya ampunn!!" Memikirkan hal itu membuat RaIn ingin menjambak rambutnya sendiri.

"Kita bisa mengerjakan bersama. Apa aku harus pergi kerumahmu? Atau kau juga bisa pergi ke apartementku. Setelah semua selesai, kita bisa menghabiskan waktu bersama dan-"

"Kau mengajakku berkencan rupanya."

"Aku belum selesai bicara."

"Oke, lanjutkan."

"Kita bisa berjalan-jalan dengan Rao dan DongHoon. Kalian bisa melakukan pertunjukkan musim panas. Dan mungkin berjalan-jalan dengan DaNi."

"Ah!! DaNi pasti akan melakukan hal itu." RaIn berseru.

"Kau sepertinya senang sekali dengan perkataan ku yang terakhir." Kata JaeHan. Pandangannya masih tertuju pada album dihadapannya.

"Tentu saja. Siapa yang tidak senag berkencan dengan lelaki tampan seperti DaNi? Oh tidak! Bahkan aku baru menyadari dia seksi... Ingin menangis rasanya."

"Kau bahkan mengubah kata 'jalan-jalan' menjadi 'berkencan.'"

RaIn menabrakkan bahunya dengan lengan atas JaeHan. "Kau cemburukan? Aku akan terus melakukan hal ini sampai kau mengaku." JaeHan menghela napas. "Oke, baiklah aku-"

"JaeHan-ah!"

Mendengar itu RaIn mengerutkan dahinya. JaeHan mengenal orang lain selain dirinya, Rao dan DongHoon? RaIn mengedarkan pandangannya ke asal suara. Seorang gadis seumuran mereka berwajah cantik dengan tatapan mata yang tajam menghampiri JaeHan. JaeHan melambaikan tangan kearah gadis itu. Melihat sikap JaeHan seperti itu membuat RaIn bingung.

Forthcoming Season 1[COMPLETED]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang