Rain mematut dirinya di depan cermin. Kemeja wanita lengan panjang berwarna sky blue yang digulung sampai siku dan celana pensil berwarna hitam adalah style RaIn hari ini. Tangannya sibuk menguncir rambutnya yang panjang. RaIn melihat jam dinding dari pantulan cermin.
Pukul 07.00 KST. Pertandingan DaNi akan dimulai pukul 08.00 KST. Sedangkan olimpiade JaeHan akan dimulai pukul 08.30 KST. RaIn mendesah berat. Kedua tangannya menumpu sebagian berat tubuhnya. Ia benar-benar pening. Ia harap ia bisa melihat JaeHan. Walaupun di detik-detik terakhir.
Anggap saja RaIn bodoh. Ya, RaIn tau ia sangat bodoh. Ia tau pertandingan dan olimpiade diadakan dihari yang sama. Dengan waktu yang sangat berdekatan. Tapi, RaIn harus bertanggung jawab atas semua kekacauan ini. Dan ia akan memulai dari melihat pertandingan DaNi.
RaIn tidak tau kenapa ia harus merasa bersalah seperti ini pada JaeHan. Padahal jika ia datang di menit-menit terakhir. Toh, itu juga tidak apa. Yang penting dia sudah datang. Tapi, RaIn ingat. JaeHan lebih dulu meminta RaIn datang ke olimpiadenya. Tidak hanya itu. JaeHan adalah teman dekatnya.
RaIn duduk di barisan paling depan. Ia mengedarkan pandangannya kearah lapangan bola. DaNi belum kunjung terlihat. "Mungkin sebentar lagi." pikirnya. Tiba-tiba ponselnya berdering.
"Yeobseyo"
RaoLin menelponnya. "Kau benar-benar pergi kepertandingan DaNi?" cecarnya. RaIn mendesah kuat. "Aku harus melakukannya Rao-ya. Tenang saja, aku akan datang ke olimpiade JaeHan walaupun itu di menit-menit terakhirnya. Jadi tolong, jangan katakan apapun kepadanya. Jebal! Aku tidak ingin suatu yang buruk terjadi." Rao menghela napas. "Ne, aku harap kau benar-benar datang."
"RaIn-ah!"
RaIn menoleh lalu tersenyum. "Rao-ya, aku sudahi dulu ya, sampai bertemu." DaNi melangkah ke pinggir lapangan. "Kau datang juga." RaIn mengangguk semangat. "Tentu saja, jadi...." RaIn menepuk pundak DaNi. "Hwaiting!" RaIn mengepalkan tangan kanannya. "Wah... Kau bisa bersikap manis ya padaku?" RaIn mendorong bahu DaNi. "Sudah sana cepat pergi" katanya. "Baiklah, sebelum itu..." DaNi memerintahkan RaIn untuk mendekat.
DaNi berbisik. "Sepertinya, aku mulai menyukaimu."
Deg! Seketika itu juga napas RaIn tertahan. "Oh?" DaNi tersenyum. "Aku pergi dulu. Bye." RaIn menatap kepergian DaNi. Ini bukan pertama kalinya DaNi mengatakan hal serupa seperti ini. Namun, RaIn tidak pernah bisa menahan keterkejutannya. Kenapa lelaki itu selalu berkata manis seperti itu? RaIn menghela napas pelan. Tangan kanannya diletakkan tepat di atas dadanya. Ada apa dengan dirinya?
Pukul 09.00 KST. Olimpiade sudah berjalan 30 menit. Namun, mata JaeHan tetap awas ke bangku penonton. JaeHan tau, mungkin saja RaIn terlalu asik melihat pertandingan DaNi. Bagaimanapun, pertandingan sepak bola lebih asik daripada melihat olimpiade. Rao dan DongHoon melambaikan tangan mereka kearahnya. Tetap memberikan semangat.
Ronde kedua segara dimulai. JaeHan menghela napas. Point sekolahnya dan lawannya hanya berbeda 3 angka. Regunya unggul. Namun, tidak berarti mengkan? Masih ada ronde ke 3 sebagai penentu. Lagi-lagi JaeHan menghela napas. Jika ditanya darimana JaeHan mengetahui perihal RaIn yang pergi ke pertandingan DaNi, itu bukan karena Rao. Bukan juga karena DongHoon.
RaIn berlari keluar dari tribun stadion kecil yang terletak di Jamsil. Gadis itu melirik jam tangannya. Pukul 09.10 KST. "Mati aku!" rutuknya. Gadis itu berlari kestasiun bawah tanah. Ia benar-benar harus menghindari kemacetan dan menggunakan kereta cepat. Bagaimanapun Jamsil-Yeouido tidak bisa dikatakan dekat. RaIn menunggu dengan cemas kereta yang tidak kunjung datang. "Ayolah, kumohon datanglah dengan cepat."
Satu menit,,, dua menit,,, lima menit,,, tujuh menit,,,"
Sebuah kereta berhenti. Dengan sigap RaIn memasuki kereta tersebut. Napasnya terengah-engah. Ia ingin duduk namun tidak ada bangku tersisa untuknya. RaIn tidak peduli. Ia hanya ingin segera sampai ke Yeouido.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forthcoming Season 1[COMPLETED]✔️
Romance[[Update setiap hari Sabtu ]] Kita tidak pernah tau, apa yang akan terjadi dalam hidup kita,apa yang akan menimpa kita di masa datang Kita tidak pernah tau, Siapa yang akan hadir di masa yang akan datang.Teman yang dulu bersama kita?atau orang yang...