SHIP (Part 1)

29 12 11
                                    

Tidak bisa diungkapkan_

JaeHan hanya melihat RaIn dengan ekor matanya. Gadis itu sedang memperhatikan Rao yang sedari tadi senyam-senyum sendiri. Rao menggenggam ponsel layar 5 inchi yang dilapisi dengan hardcash angka 97 dan tertera nama JungKook di bawahnya.

"Ayolah Rao, kau ini benar-benar"

RaIn merebut ponsel Rao dengan sekali ambil. Gadis kelewat imut itu langsung membalikkan tubuhnya. "Rainie, kembalikan ponselku." Rao memohon sembari melancarkan serangan aegyonya yang begitu tersohor. RaIn mencondongkan tubuhnya. "Ayo kita makan. Kami menunggumu sedari tadi yang selama hampir 2 minggu ini kerjanya hanya senyam senyum sendiri. Lihatlah, DongHoon benar-benar lapar." RaIn menunjuk DongHoon yang sedang meletakkan kepalanya diatas meja. Rao menghela napas lalu ikut meletakkan kepalanya diatas meja.

"DongHoonie, ayo kita makan. Mianhae"

DongHoon mengangkat kepalanya. "Ayo kita makan." DongHoon bangkit dari kursinya dan mengulurkan tangannya kearah Rao. Rao menyambutnya dan tersenyum. JaeHan menatap kepergian Rao dan DongHoon yang berjalan keluar kelas, tidak lama RaIn bangkit dari bangkunya. "JaeHanie, ayo kita makan."

Ini pertama kalinya -untuk hari ini-RaIn berbicara dengannya bahkan ketika di bis, mereka tidak berbicara apa-apa. RaIn berjalan mendahului JaeHan.Ia benar-benar tidak mengerti atas dasar apa kecanggungan ini terjadi. JaeHan memang jarang sekali membuka pembicaraan namun, RaIn juga tidak biasanya hanya diam. Mungkin, gadis itu sedang unmood dan memutuskan untuk diam. Namun, JaeHan merasa hanya dirinya yang diperlakukan seperti itu oleh RaIn. Biasanya, jika RaIn unmood gadis itu juga tidak berbicara banyak pada Rao atau DongHoon. Dia akan berubah seperti es jika masa seperti itu datang. Semakin hari berteman dengan RaIn, JaeHan jadi tau akan kebiasaan kebiasaan RaIn.

Kebiasaan belajar malam di taman, mendengarkan instrument lagu ballad sebelum tidur atau berbicara sendiri kepada foto di ponselnya. JaeHan memandang punggung RaIn yang tertutup rambut panjang berwarna black brown. Melihat RaIn entah mengapa pikiran JaeHan melayang dan membentuk bayangan seseorang yang mulai ia benci. Kim DaNi.

Pertemuan secara tidak sengaja 2 hari yang lalu membuat JaeHan bertanya-tanya. Sedang apa mereka disini? Sepertinya mereka sudah akrab. Sejauh mana hubungan mereka? Namun satu pertanyaan yang selalu terbesit diotaknya adalah 'apa yang akan dilakukan Kim DaNi kepada Han RaIn?'

"Minggu depan ulang tahunku jadi aku mengundang kalian ke apartemenku. Aku akan memasak untuk kalian." Mendengar perkataan JaeHan membuat Rao memekik senang. "Jinjjayo!!??" JaeHan mengangguk singkat. "Kau tau? Sushi yang pernah kau buatkan untuk kami masih terasa dilidahku sampai sekarang," kata DongHoon. Bel pulang sekolah baru saja berdering, sebagian anak sudah keluar kelas. Sedangkan Rao, DongHoon, RaIn dan beberapa anak masih berada di kelas.

"Jangan bilang kalau kau hanya mengundang kami bertiga?" Tebak Rao. "Sepertinya iya," jawab JaeHan. "Kau mau membuat pesta khusus? Gayamu seperti idol saja." Tiba-tiba SeungHoo dan SeRa menghampiri bangkunya dan RaIn. Sepertinya tadi, ia tidak berbicara dengan suara keras. Apa mungkin pekikan Rao mengundang perhatian? Atau pendengaran mereka yang tajam? Bisa jadi.

JaeHan menganggaruk tengkuknya yang tidak gatal ."Bukan begitu maksudku tapi-"

"JaeHan kan yang punya acara. Kenapa kalian seperti itu?" Sahut RaIn, wajahnya masih terlihat dingin."Hei nona Han! Kau pasti sedang unmood," sahut Seung Hoo. RaIn tidak menjawab pertanyaan SeungHoo. Ia hanya menghela napas. "Kau unmood saja masih terlihat cantik. Ini benar-benar tidak adil bagi kaum hawa." Gerutu SeRa. RaIn hanya menggelengkan kepalanya. "Ayolah RaIn kau harus tersenyum. Beberapa jam lagi hari senin berakhir," kata DongHoon. "Aku tau, tapi ini masih sore."

"Oke JaeHan, kami mohon ajak kami." SeRa tersenyum memohon sembari menautkan jari jemarinya satu sama lain. "Kau tidak akan rugi mengajak SeungHoo." kata SeRa sembari menunjuk SeungHoo yang sedang mengacungkan kameranya. "Dan kau juga tidak rugi mengajakku. Kami tidak akan bilang kepada siapapun bahkan fans-fansmu juga tidak akan tau." SeRa kembali tersenyum. "Kau akan menyesal membawa anak tukang paksa seperti ini." kata DongHoon. SeRa menoleh kearah DongHoon lalu dengan sigap memukul lengan DongHoon. DongHoon meringis memegangi lengannya yang terkena hantaman tetangganya ini. "Neo juggeseo(Mati Kau!)" JaeHan mengangguk. "Baiklah. Kalian boleh datang." SeRa memekik. Lalu berhigh five dengan SeungHoo. "Gomawo, JaeHan-ssi."

Forthcoming Season 1[COMPLETED]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang