PHAL (Part 1)

52 13 13
                                    

~Kesalahan dan Kebetulan~

RaoLin menatap jumpsuit lengan pendek dengan bagian atas berwarna putih tulang dan celana pendek berwarna hitam dari estalase sebuah toko yang tidak jauh dari tempat lesnya. Waktu sudah menunjukkan pukul 17;00 KST. Namun, sepertinya Rao tidak berniat untuk menelpon Noh ahjussi agar segera menjemputnya. Udara pertengahan musim semi menerpa tubuh Rao yang berbalut big shirt dan legging flower print. Sinbanpo memang tidak sehits Gangnam. Namun, Rao suka daerah ini. Rao ingat, apartemen JaeHan berada didaerah Sinbanpo. Namuns ayangnya, Rao tidak tau pasti dimana letaknya.

Gadis itu menyibakkan rambut hitam panjangnya.

"Lihat saja! Beberapa hari lagi kau akan menjadi milikku. Aku akan meminta DongHoon membelikan ini." Rao menabrakkan jari telunjuknya ke kaca estalase, tangan kirinya sibuk memencet tombol panggilan cepat nomor pertama.

"Yeobseyo,,Donghoonie!"

"Yeobseyo, Rao-ah, Waeyo?" Terdengar suara swag yang khas milik DongHoon dari seberang sana. "Sebentar lagi ulang tahunku, kau akan membelikan apa yang aku mintakan?" Pandangan Rao tidak lepas dari jumpsuit dihadapannya yang hanya terhalang oleh kaca besar. "Bagaimana kalau kau membelikanku baju yang sekarang sedang dipajang di toko dekat tempat lesku?" Rao menggigit bibir bawahnya. Ia benar-benar berharap DongHoon akan membelikan baju itu untuknya.

"Jinjayyo!!??" Rao tersenyum lebar sampai lesung pipitnya benar-benar terlihat jelas. "Chankkaman (Tunggu sebentar)! Jangan putus sambungannya. Rao melangkahkan kakinya lebar-lebar masuk kedalam toko tersebut.

"Annyeonghaseo, ada yang bisa kami bantu?"

Rao menjauhkan ponsel dari telinganya. "Apakah aku bisa membeli baju disana pada tanggal 29 April? Aku hanya bisa mendapatkannya pada hari ulang tahunku. Apakah kau bisa menyimpannya untukku?"

Pelayan itu tampak berpikir. "Chankkaman. Kami akan menghubungi manager kami."

Sambil menunggu, Rao bercengkrama dengan DongHoon. Rao juga menelusuri sudut sudut toko baju ini. Semua koleksinya bagus. Dan harganya juga tidak terlalu mahal. Rao menyesal baru memasuki toko ini. "Agasshi (Nona), manager kami membolehkan anda membeli jumpsuit itu tepat saat ulang ulang tahun agasshi."

Rao membulatkan matanya. Ia senang bukan main. "Kau dengar itu Donghoonie? Kau harus menepati janjimu, oke?" Rao membungkuk hormat lalu berjalan meninggalkan toko tersebut. Rao mendorong pintu kaca dihadapannya. "DongHoonie, saranghaeyo." Rao mendengar tawa DongHoon yang khas. "Arra." Katanya. Gadis itu tersenyum. DongHoon memang sahabat terbaiknya. Ia adalah pertolongan pertama bagi seorang pendatang baru yang belum bisa fasih berbahasa Korea 8 tahun yang lalu.

"Ya sudah, aku tutup ya. Bye~"

Rao menatap layar ponselnya yang berubah warna menjadi hitam. Sambungan diputus. Rao mendesah pelan sembari melihat baju yang masih terpajang di etalase. "Sudah kubilangkan? Aku akan mendapatkanmu." Rao bersedekap. Senyumnya belum juga pudar dari wajahnya. Rao melangkahkan kakinya menjauh dari toko. Namun, pandangannya belum lepas dari jumpsuit itu.

Suara benturan kecil tercipta. "Appo (Sakit)!" Kepala Rao terbentur sesuatu. Tepatnya terbentur tubuh seseorang. Dengan cepat Rao melangkah mundur sembari memegangi pelipisnya. "Babo!" rutuknya dalam hati. "Gwenchana, agasshi?"

Rao mengibaskan tangan kanannya. "Gwenchana, jeongseohamnida(Maaf dalam konteks formal) telah menabrak anda." Rao mengadahkan kepalanya. Ia mengerjap berkali-kali lalu tersenyum cerah. "JaeMin-sunbae." pekiknya. Lelaki dihadapannya terlihat bingung, namun tidak berapa lama ia tersenyum. Senyum paling cerah yang pernah Rao lihat. Senyum yang paling menawan. Senyum yang selalu membuat lelaki itu menjadi semakin manis dan tampan. Senyum yang selalu membuat hati Rao berbunga-bunga. Itu dulu. Namun Rao pikir, semua orang –lebih tepatnya hampir semua orang, terutama para gadis- sependapat dengannya. Memangnya, siapa yang tidak bergemuruh hatinya melihat senyum orang tampan seperti sunbaenya ketika JungHakyo(SMP) ini?"

Forthcoming Season 1[COMPLETED]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang