YUK (Part 1)

51 19 13
                                    

JANGAN LUPA VOMENT YAA

«Hal Hal yang mulai terungkap.»

"Oh... Baiklah Eomma. Selamat bekerja."

RaIn menatap ponselnya. Menatap durasi yang tertera di layar ponselnya. 10 detik. Gadis itu menghela napas berat. "RaIn-ah, Gwenchana?"

RaIn menoleh kearah JaeHan yang sedari tadi sibuk dengan buku catatannya. Sebenarnya, RaIn penasaran, apa yang sebenarnya JaeHan tulis. Tapi sampai saat ini, RaIn belum menanyakan hal itu kepada JaeHan.

"Gwenchana. Tidak ada yang perlu di khawatirkan." JaeHan menutup buku catatannya lalu membalikkan tubuhnya kearah RaIn. "Kau bisa bercerita padaku jika kau merasa tidak baik-baik saja." RaIn tersenyum. "Aaahh... Kau manis sekali." JaeHan menggelengkan kepalanya. "Terserah kau saja."

JaeHan memasukkan buku catatannya kedalam tas. Namun, sebuah foto tertinggal di meja. RaIn mengambil foto tersebut. Foto sebuah keluarga kecil di sebuah taman hiburan. Kedua orangtua, satu anak laki-laki dan satu anak perempuan- yang sepertinya, jarak umur keduanya sangat dekat-

"Nuguya?"

Dengan cepat JaeHan mengambil fotonya dari tangan RaIn. "Keluargaku." RaIn ber-oh ria. Sepertinya JaeHan belum ingin bercerita tentang keluarganya. RaIn memandang keluar jendela. Lalu tersenyum lebar.

"Pyune (Hujan)."

"Pyune!" Gadis disebelahnya berseru riang. Dengan cepat, ia bangkit dari bangkunya mendekati jendela yang sudah basah terkena titik-titik hujan. RaIn meletakkan tangan kanannya di kaca jendela. Memperhatikan titik-titik hujan yang berlomba-lomba turun ke bawah.

" Kau sangat suka hujan ya?" JaeHan bangkit menghampiri RaIn. RaIn mengangguk semangat.

"Banyak hal-hal yang menyenangkan yang terjadi ketika hujan. Aku lahir ketika hujan turun, ketika aku mengikuti kontes menyanyi untuk pertama kalinya dan menjadi juara. Saat itu jhujan juga turun. Ketika sedang penat dan hujan turun, aku merasa bebanku meluruh bersama turunnya hujan. Dan sekarang aku menyaksikan hujan bersamamu hal itu juga bisa masuk kedalam hal yang menyenangkan."

JaeHan menoleh menatap RaIn yang sedang tersenyum melihat hujan. Merasa diperhatikan, RaIn menoleh kearah JaeHan. "Waeyo?" JaeHan menggeleng dengan cepat. "Ayo kita pulang." RaIn mengambil tasnya yang masih tergantung dibelakang kursi lalu melapisinya dengan pelindung tas anti air. "Pulang? Ini masih hujan. Kita bisa tinggal disini untuk sementara." RaIn menggeleng. "Aku tidak mau pulang malam bersama anak-anak gila belajar lainnya yang masih berada di perpustakaan. Kau bisa ikut belajar dengan mereka." Belajar di perpustakaan juga bukan gaya JaeHan. Ia lebih suka belajar di Subway atau di CoffeBay (Café- café ini biasanya ada didrama)

Rain berjalan mendahului JaeHan. JaeHan mengejar RaIn yang berjalan cepat. Menyusuri sekolah yang masih cukup ramai oleh mayoritas siswa dan siswi kelas 12 yang menghabiskan waktunya untuk belajar lagi diperpustakaan ataupun dikelas. Namun sebagian dari mereka pergi ke bimbingan belajar contohnya RaoLin, SaRa dan SeungHoo.

Ketika ingin menerobos hujan, JaeHan menarik tangan RaIn. "Kita bisa pulang nanti."

RaIn hanya diam menatap JaeHan. Lagi-lagi gadis itu tersenyum. "Ini tidak akan lama. Kita hanya berlari menuju halte." JaeHan menatap hujan yang turun cukup deras.

"Aku tidak tau, mengapa kau enggan menerobos hujan. Sepertinya, kau tidak suka hujan"

Perkataan RaIn sukses membuat JaeHan menghela napas berat. Ya, JaeHan tidak suka hujan. "Apapun alasanmu, tapi sekarang kau menerobos hujan bersamaku. Kau tidak sendiri."

Forthcoming Season 1[COMPLETED]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang