Ship IL (Part 2)

34 8 5
                                    




RaIn hanya berdiri mematung di depan almarinya yang terbuka lebar.Matanya tertuju pada bagian lemari gantung yang berisi banyak gaun. Dari dress santai sampai formal. RaIn jarang sekali memakai dress kecuali dibeberapa waktu tertentu atau memang sedang ingin. RaIn bukannnya tomboy. Namun ia lebih suka bergaya kasual atau simple. Seperti memakai celana panjang, kaos shoulder off, celana pendek, crop top dan sejenis itu. Ia bukan MiRan yang suka bergaya feminine dan berkelas.

Namun, untuk kali ini, RaIn merasa pusing dengan urusan memilih baju. Ia buka tipe gadis seperti itu ada yang aneh dengannya. Pasti.

" Aku baru pertama kali melihatmu berkutat didepan almari dalam kurun waktu 10 menit."

RaIn menoleh. "Entahlah onnie aku juga bingung."

MiRan berjalan kearah almari gantung. MiRan mematut kearah dress yang tergantung dengan rapih tidak sampai satu menit, MiRan lace dress shoulder off berwarna putih dengan panjang diatas lutut.

"Onnie, yang benar saja," kata RaIn.

"Aku benar, tenang saja,"sahut MiRan.

"Ini hanya pesta kecil di apartement lagipula-"

MiRan memutus perkataan RaIn.

"Rao juga tidak mungkin memakai kaos lengan pendek dan rok ala pemain tenis bukan? Atau ia juga tidak mungkin memakai crop top lengan pendek dengan celana pendek bukan? Ah! Gaya yang terakhir bukan gaya Rao. Itu gayamu."

"Tapi-"

lagi-lagi MiRan memutus perkataan RaIn.

"Dan SeRa juga tidak mungkin memakai celana baggy atau memakai blouse tanpa lengan dengan celana jeans atau berpakaian ala seniman ke sebuah pesta bukan? Kau harus menurut Han RaIn,jangan memalukanku. Onniemu ini seorang model. Dan dress ini bagus sampai kapan kau menyimpannya dilemarimu?"

RaIn menghela napas lalu duduk di meja rias. Ia tidak ingin MiRan kembali mengomel dan menyuruhnya pergi kemeja rias. RaIn ia yakin MiRan selalu bisa diandalkan urusan makeup.

RaIn menatap pintu apartement milik JaeHan. Entah mengapa ia merasa gugup. Semakin dewasa, dirinya semakin seperti orang bodoh. RaIn memencet bel apartemen JaeHan, sesekali melihat kearah gitar yang ia bawa. Memang merepotkan namun ia begitu senang.

Pintu terbuka. Pemandangan pertama yang dilihat bukanlah JaeHan namun DogHoon. "Ayolah Rainie, kau dari mana sa-"

RaIn berdeham. "Mianhae, aku terlambat." RaIn masuk melewati Donghoon yang masih berdiri didepan pintu.

"Kau sedang apa? Sebaiknya kau bantu aku membawa hadiah ini. Ini begitu berat kau tau tidak?"

DongHoon mengerjap."Ba-baiklah, sini biar aku yang membawa."RaIn menatap DongHoon.

"Mana yang lainnya?" DongHoon menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Diruang tamu."

RaIn melepas sepatunya dan pergi menuju ruang tamu. Disana sudah berkumpul Rao, Seung Hoo dan juga SeRa yang sedang menyiapkan lilin dan kue ulang tahun. "Mianhae, aku terlambat."

Rao menoleh kearah RaIn. "Ah kau ini dari mana sa-"

Mendengar perkataan Rao yang tiba-tiba terputus membuat SeRa dan SeungHoo menoleh. "RaIn-ah, ini benar-benar..?

RaIn tidak menggubris perkataan SeRa. "JaeHan, eodisseo?(JaeHan dimana)" SeungHoo menunjuk pintu kamar JaeHan.

"Di-dia sedang di kamar." RaIn menatap teman-temannya satu persatu.

"Kalian ini kenapa sih? Ada yang salah denganku? Kenapa kalian terus menatapku seperti itu?"

Rao berjalan kearah RaIn.

Forthcoming Season 1[COMPLETED]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang