MiRan menatap laki-laki berumur 27 tahun dihadapannya. Lalu menghela napas. "Aku tidak mengerti mengapa kau mengikutiku sampai kesini. Ini gedung bioskop."
"Aku tau ini gedung bioskop. Noona tidak perlu memberitahuku."
kata LuHan. Penyamarannya sudah lengkap. Topi, kacamata hitam dan masker. MiRan menurunkan sedikit kacamata hitamnya. "Terserah kau saja."
MiRan begitu kesal. Hari ini, hari libur. Namun baik RaIn maupun TaeJun tidak satupun yang berada dirumah. Akhirnya, ia memutuskan untuk pergi ke bioskop menonton film pukul 9 malam. Namun, tiba-tiba lelaki yang terus berseliweran dipikirannya akhir-akhir ini malah datang dan ikut memesan tiket.
LuHan bukan tipe orang yang mudah diusir. Lelaki itu teguh pendirian. Sangat. Walaupun MiRan mendorongnya lelaki itu akan tetap kembali. Dan keadaan seperti ini membuat MiRan kembali ke masa 7 tahun lalu.
MiRan duduk disebelah LuHan. Lagi-lagi, persis seperti 7 tahun lalu.
"Keadaan seperti ini membuat aku ingat pertama kali bertemu dengan noona." MiRan menoleh. Ia tidak bisa membaca ekspresi LuHan karena wajahnya benar-benar tertutup. MiRan hanya tersenyum tipis.
"Aku harap tadi noona tersenyum." Kata LuHan sembari menatap MiRan melalui kacamatanya. "Kenapa kau berharap aku tersenyum?" tanya MiRan. "Karena aku merindukan hal itu." Kata-kata LuHan sederhana seperti itu membuat hati MiRan berdesir. LuHan selalu seperti itu. Tidak ada ubahnya dari waktu ke waktu. MIRan mengalihkan pandangannya ke layar bioskop. Selama film ini berlangsung, MiRan tidak akan menoleh kearah LuHan. Tidak akan.
Sayangnya, MiRan tidak benar-benar melaksanakan niatnya. Terkadang, ia mencari kesempatan melihat LuHan. Dan ini membuatnya Gila. Waktu sudah menunjukkan pukul 12 malam KST. Jalan mungkin masih ramai, karena bagaimanapun juga, Seoul bukanlah kota yang mudah untuk tidur. Apalagi kawasan Gangnam. Biasanya para idol berlalu lalang di jam jam seperti ini. Entah itu hanya sekedar berjalan-jalan, belanja atau berkencan.
"Sedari tadi noona memperhatikanku kan?"
Suara LuHan memecah keheningan antara mereka berdua. MiRan menghentikan langkahnya. "Apa kau bilang?" LuHan menghentikan langkahnya. "Aku yakin kau mendengarnya." MiRan menghela napas, lalu menatap LuHan. Dengan sedikit ragu, MiRan menjulurkan tangannya lalu melepas masker yang dipakai LuHan.
"Aku sungguh tidak mendengarmu." MiRan memasukkan masker LuHan kedalam saku jaketnya, "Kua bahkan tidak percaya padaku." MiRan berjalan mendahului LuHan. "Noona! Jangan tempramen seperti itu." Kata LuHan sembari mensejajarkan jalannya dengan MiRan. "Aku tidak tempramen kok!"sangkalnya.
"Baiklah, noona tidak ingin pulang?" tanya LuHan. "Aku akan pulang sendiri Lu, kau bisa pulang duluan dan berhenti mengikutiku." LuHan menghalangi jalan MiRan. "Ini sudah tengah malam noona, aku tidak ingin kau bernasib sama seperti RaIn. Noona bisa tunggu disini. Aku akan ambil mobil." Tanpa menunggu persetujuan dari MiRan, LuHan berbalik arah dan berlari cepat. Dan MiRan tau, ia tidak bisa mengalangi Xi LuHan.
SaeHan memutar saluran Radio KBS Kiss The Radio. Hari libur. Dan SaeHan berada di ruamh. Asyik menulis proyeknya yang sudah lama terbengkalai. Hari ini eommanya juga libur. Seakan-akan hari ini milik mereka berdua. Namun, siaran radio yang dibawakan Han TaeJun mengusik dirinya. Pasalnya, TaeJun benar-benar membuatnya terkejut.
"Untuk mengakhiri perjumpaan kita kali ini, Lovelyz akan menyanyikan lagu mereka yang berjudul Bookmarks. Selamat malam, selamat berisitirahat dan untuk Park SaeHan, tunggu aku sebentar lagi."
SaeHan mengerjap. "Apa dia bilang?" tanya SaeHan pada dirinya sendiri. Tiba-tiba ponselnya bordering. "Kau sudah dengan pesan radioku?" suara diseberang memenuhi pendengarannya. SaeHan tersenyum tipis. "Ajakan kencan lewat radio?"
TaeJun terkekeh. "Bisa jadi. Sepertinya hari ini kau menghabiskan waktu dirumah. Bagaimana kalau kau keluar sebentar?" katanya. SaeHan bergumam. Pura-pura berpikir. "Baikalh, karena oppa telah mengumumkan hal itu di radio, maka aku kan keluar bersama oppa."
"Jadi tadi bintang tamunya Lovelyz?"
TaeJun mengangguk semangat. "Kei Lovelyz memiliki suara yang indah. Aku suka dia." tutur TaeJun. "Oppa beruntung sekali bisa bertemu mereka." kata SaeHan sembari menyeruput cappucinonya. "Memang siapa biasmu?" tanya TaeJun. "Sejauh ini, aku lebih suka penyanyi wanita. Aku suka IU."
TaeJun mengangguk. Pandangannya tidak lepas dari bintang-bintang yang bertaburan di langit malam. Indah. "SaeHan-ah, kau hanya tinggal berdua dengan ibumu?Kenapa bisa? A... Maksudku..." Mendnegar pertanyaan itu SaeHan tertawa ringan. "Oppa tidak perlu segugup itu, Kita sudah cukup dekat." TaeJun menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Ah, benar juga. Baiklah, mungkin kau bisa ceritakan."
SaeHan menarik napas dalam-dalam.
"Appa dan eomma bercerai 7 tahun lalu setelah 5 tahun kepindahan kami ke Jepang. Kmai pindah untuk mencari suasana baru. Menurut kami, Korea sudah membosankan."
"Appa seorang pengurus barang ekspor dan impor bagian laut di Jepang. Setelah sebelumnya appa seorang kontraktor. Dia emmang lelaki serba bisa. Seorang yang rajin dan mencintai pekerjaan. Sampai akhirnya, appa diangkat menjadi wakil eksekutif perusahaan tersebut." SaeHan menatap langit yang indah. Namun, hatinya begitu sakit.
"Appa semakin sibuk dan jarang pulang. Kami sudah idak pernah diperhatikan lagi olehnya. Eomma selalu protes. Baginya keberadaan appa dirumah itu juga penting. Namun, appa berpebdapat bahwa semua ini untuk mereka." TaeJun menatap SaeHan. Baru kali ini ia melihat wajah yang selalu riang itu berubah datar.
"Setelah 2 tahun bertengkar, mereka berpisah. Aku punya satu oppa. Umurnya 2 tahun lebih tua Namun, untuk tingkat kelas, kami hanya berjaraj satu tahun. Namanya Jay Oppa. Oppa ingin ikut bersama kami, namun Appa melarangnya dengan keras. Dan itu penyebab Jay oppa masih berada dikelas 12 sekarang. Ia pernah depresi selama satu tahun dan tidak bersekolah. Namun, sekarang aku tidak tau lagi kabarnya." SaeHan tersenyum. Dpaksakan tepatnya.
"Oppa tidak pernah mengirim email atau menghubungi kami. Padahal saat itu kami sedang berada didalam kesulitan. Eomma di tolak di berbagai instansi. Nmaun 6 bulan berllau, perusahaan perpajakan menerimanya sebagai pegawai."
"Kami juga pernah merasakan bagaimana rasanya diusir dari kediaman karena tidak bisa membayar uang sewa. Itu terjadi ketika eomma masih sibuk mencari kerja. Namun beruntung aku mendapat beasiswa. Jadi eomma tidak perlu memikirkan biaya pendidikan. Walaupun aneh juga, padahal matematikaku buruk."
Mata SaeHan mulai berair. Suaranya berubah aparau. "Hidup di Seoul itu sulit. ditambah mendengar appa menikah lagi." Gadis itu mengepalkan tangannya kuat-kuat. "Itu snagat jahat. Terkadang aku memikirkan Jay Oppa. Pasti ia hidup enak di Jepang. Ia tidak pernah merasakan rasanya diusir dari tempat tingga. Dan sepertinya ia benar-benar melupakan kami"
Setetes air mata jatuh dari pelupuk mata SaeHan.
"Namun, aku merindukannya. Sekejam apaupun dia. Aku yakin. Jay Oppa memiliki alasan kenapa ia tidak mebghubungi kami. Selama aku hidup bersamanya, ia begitu menyayangiku dan melindungiku."
Air mata SaeHan turun satu persatu. Semakin lama semakin deras. "Rindu itu menyakitkan. Sama seperti melupakan. Namun, jika aku bertemu dengannya aku tidak tau harus berkata apa. Apa dia mengingatku? Apa dia masih menyanyangiku? Apa dia masih menganggapku keluarganya? Aku benar-benar tidak tau."
Tanpa aba-aba, TeJun merengkuh pundak kecil milik SaeHan. Gadis itu menangis dipelukannya. Dengan penuh keberanian TaeJun membelai lebut suarai hitam milik SaeHan. Dijarak sedekat ini, TaeJun bisa merasakan aroma khas gadis itu. Aroma buah yang menyegarkan. TaeJun juga bisa merasakan sakitnya menjadi SaeHan. Cerita gadis itu lebih pilu daripada cerita keluarganya yang hanya sekedar di abaikan.
"Tenanglah SaeHan, semua akan baik baik saja. Aku akan selalu berada disini."
Sesuai janji, ku publish lagi hari ini sebelum kuliah :"
happy reading yaaa
jangan lupa vote dan komen,, ga susah kok ;)
sebagai bentuk kalian menghargai;")))
terima kasih yang masih setia baca cerita ga jelas ini. Apalagi sampe yang mau komen :))) ku terharu sangat. Kamsahamnida #BowSamaBaekhyunDanMarkLee
KAMU SEDANG MEMBACA
Forthcoming Season 1[COMPLETED]✔️
Romance[[Update setiap hari Sabtu ]] Kita tidak pernah tau, apa yang akan terjadi dalam hidup kita,apa yang akan menimpa kita di masa datang Kita tidak pernah tau, Siapa yang akan hadir di masa yang akan datang.Teman yang dulu bersama kita?atau orang yang...