Caffe Inn sudah tutup. Pasti. Waktu sudah menunjukkan pukul 22.10 KST. LuHan berdiri di belakang MiRan tanpa berkata sepatah katapun. Sedari tadi, mereka berdua sibuk dengan pikiran masing-masing. Tidak ada yang berminat membuka pembicaraan. Apalagi MiRan. Perasaannya benar –benar kacau akhir-akhir ini.
MiRan mengeluarkan kunci dan membuka cafenya. Sebenarnya, MiRan ingin langsung pulang kerumah. Namun, ia ingin berterima kasih sedikit kepada orang yang telah membantunya. MiRan berjalan memasuki cafenya dan menaruh plastik di meja kasir begitu juga dengan LuHan.
"Kau mau minum apa?"
"Seperti biasa."
MiRan memandang LuHan sepersekian detik lalu membalikkan tubuhnya dan membuat minuman 'seperti biasa'.
LuHan melangkahkan kakinya ke seluruh penjuru café bergaya eropa dengan unsur remaja yang khas. Dari hiasan dindingnya yang memakai beberapa siluet girlband dan boyband bahkan menunya juga begitu.
"Ini semua idemu?" tanya LuHan.
"Aniya, RaIn seorang fangirl dan itu idenya."
MiRan berjalan membawa dua minuman dan mengambil tempat dekat jendela. Mereka duduk berhadapan. MiRan menyodorkan Avocado Float kehadapan LuHan. "Kau masih ingat kebiasaanku."
LuHan tersenyum lalu meminumnya. MiRan hanya diam dan meminum Mango Float kesukaannya.
"Bagaimana keadaan TaeJun dan si kecil RaIn?"
LuHan membuka pembicaraan yang lebih luas. MiRan menatap LuHan dengan tatapan kaku. "TaeJun mahasiswa di Seoul Nations University jurusan Matematika. Di hari tertentu ia seorang DJ Radio."
"Wow, anak itu memang hebat. Dulu, aku sempat bermain bola dengannya. Waktu itu umurnya masih 14 tahun." MiRan menatap LuHan. Bahkan, pria ini masih mengingat umur TaeJun saat itu.
"Dan RaIn, ia boleh jadi lebih popular daripada aku. Dia primadona sekolah dan sekolah lain. Tumbuh Menjadi anak cerdas dan berbakat. Ia dan kedua sahabatnya adalah idol Hongdae."
"Aku pernah melihat salah satu video mereka. Mereka keren sekali. Kukira itu RaIn yang lain. Ternyata itu benar-benar RaIn mu." MiRan mendesah. "Dan dia seorang fangirl dari BaekHyun EXO semenjak boyband itu debut." LuHan menatap MiRan. "Kau pasti sudah berjuang keras untuk melupakanku, tapi RaIn bertingkah seperti itu dan-"
"Aku benci masa itu."
Kata-kata MiRan membuat LuHan tertegun. "Hidup memang tidak adil. Ketika salah satu pihak sudah bisa melupakan karena aktivitas dan pekerjaannya yang benar-benar menyita waktunya... Ada pihak yang tidak bisa lepas dari kata mengingat. Karena walaupun orang yang ia lupakan tidak ada, tapi wajahnya berdar dimana-mana. Bahkan dikamar adiknya sendiri." Napas MiRan tidak beraturan. Ia berusaha mati-matian menahan emosi namun tidak bisa. Dengan sekuat tenaga MiRan mencoba agar air matanya tidak jatuh walaupun ia merasa matanya sudah berair.
LuHan menghembuskan napas kasar. "Aku tidak pernah melupakanmu. Dan tidak pernah berniat melakukan hal itu." LuHan menatap MiRan tajam. "Bukan hanay kau saja yang tersiksa. Aku juga juga tersiksa. Bahkan lebih tersiksa." MiRan tidak bisa melepaskan pandangannya dari mata rusa milik LuHan. Sudah lama ia tidak menatap mata itu. Namun mengapa hatinya begitu sakit?
"Kau tau noona? Dalam kehidupan, setiap orang memiliki dua pilihan utama dalam hidupnya. Ketika memilih, kita harus merelakan salah satunya. Dan aku menyesal atas pilihan merelakanmu."
Tubuh MiRan bergetar.Dadanya semakin sakit. Napasnya tercekat. Ia ingin berkata sesuatu. Namun, lidahnya kelu. LuHan melirik kearah jam tangannya. "Aku harus pulang. Kamsahamnida. Aku suka Avocado Floatmu."
Suara langkah LuHan semakin lama semakin menjauh. Setelah itu suara pintu Café Inn tertutup perlahan. Miran tau, LuHan pergi. Sekarang ditempat ini tinggalah MiRan seorang diri. Dan cairan bening itu berhasil keluar dari kedua mata MiRan. Seharusnya ia berkata sesuatu kepada LuHan. Apapun itu sebelum ia pergi.
Tiba-tiba perasaan takut kembali muncul didalam diri MiRan. MiRan takut. Takut LuHan kembali meninggalkannya. Kenapa ia harus takut? Toh, LuHan bukan siapa-siapanya lagi. Itu hal klasik. 7 tahun lalu. Tapi, kenapa MiRan...
MiRan tau, kenapa sejak kecil kita tidak pernah diajarkan untuk melupakan. Karena melupakan itu sakit. Ketika kita gagal untuk melupakan, ia akan berubah menjadi rindu. Dan rindu itu sama seperti melupakan. Mereka berdua sama-sama sakit.
Dan untuk saat ini, MiRan tau bahwa ia benar-benar merindukan pria itu.
"Bogoshipoyo, Lu"
RaIn memandang tajam kearah gerbang sekolah. Pagi yang menyebalkan. Bagaimana bisa RaIn langsung bertemu orang itu sepagi ini?
"Kau kenapa?"
Suara JaeHan membuyarkan lamunannya. "Bisakah kita memakai gernag belakang? tanya RaIn. "Mwo?" JaeHan menatap RaIn heran.
"RaIn-ah!"
Terdengar suara seseorang yang memanggil namanya. "JaeHan, kau tau? Rasanya aku ingin pindah sekolah." Seorang kapten sepak bola bernama Kim DaNi menghampiri mereka berdua. Tepatnya menghampiri RaIn.
"Kau belum dekat dengan ku, kenapa kau memanggilku dengan panggilan akrab seperti itu?" tanya RaIn. Kesal sekali RaIn dengan orang ini. DaNi tersenyum. "Aku tidak berdosa kan jika memanggilmu RaIn-ah?" RaIn berdecak. "What ever!"
"Hei! Kau Park JaeHan bukan? Kita belum berkenalan sebelumnya. Kim DaNi imnida."DaNi mengulurkan tangannya menunggu JaeHan menjabat tangannya. Berbeda dengan pertemuan pertama JaeHan dan RaIn, kali ini JaeHan dengan cepat menjabat tangan DaNi.
3 detik... 5 detik... 10 detik...
RaIn memandang keduanya bergantian. Salah satu diantara mereka sepertinya enggan untuk melepas tautan tangan mereka terlebih dahulu.
"Hei kalian berdua!"
JaeHan dan DaNi tidak menggubris teguran RaIn. Diperlakukan seperti itu membuat RaIn memutar kedua bola matanya malas. "Jangan bilang setelah ini kalian saling jatuh cinta."
Mendengar perkataan itu, sontak JaeHan dan DaNi melepas tautan tangan mereka. RaIn berdecak sembari menggelengkan kepalanya. Lalu pergi meninggalkan mereka berdua. "Freaky deaky (Aneh)!" umpatnya.
"RaIn-ah!"
Lagi-lagi DaNi meneriaki namanya. "Mwo?" tanya Rain malas.
"Malam ini malam minggu."
"Lalu?"
"Ayo kita berken-"
"Aku dan teman-temanku tampil di Hongdae hari ini, aku tidak bi-"
"Aku akan menjemputmu dan kita akan pergi setelah penampilan kalian usai."
"Cih! Dasar pemaksa!"
HAI KALIAN SEMUA...
SAYA SEDANG MENUNGGU COMEBACK NCT DREAM...
KENAPA MARK BEGITU TAMPAN?? :"
CHENLE BEGITU LUCU
JISUNG BEGITU SEGAR
DAN HAECHAN BEGITU BANGCAD???
HMM...HAPPY WEEKEND
JANGAN LUPA VOMENT...
KAMU SEDANG MEMBACA
Forthcoming Season 1[COMPLETED]✔️
Romance[[Update setiap hari Sabtu ]] Kita tidak pernah tau, apa yang akan terjadi dalam hidup kita,apa yang akan menimpa kita di masa datang Kita tidak pernah tau, Siapa yang akan hadir di masa yang akan datang.Teman yang dulu bersama kita?atau orang yang...