CHIL (Part 2)

39 15 14
                                    

Voment dulu yaaa :*

                Mobil Nissan hitam milik DaNi berhenti didepan rumah modern vintage kediaman RaIn. DaNi menoleh kearah RaIn. Gadis itu tertidur. Terdengar suara dengkuran yang sangat halus. DaNi yakin RaIn begitu lelah. DaNi mencondongkan tubuhnya kearah RaIn. Dari jarak sedekat ini, DaNi bisa melihat jelas wajah gadis itu. Hidungnyanya yang mancung alisnya yang tegas, bibirnya yang tipis, wajahnya yang lonjong, rambutnya yang hitam kecoklatan. Mungkin ketika dalam keadaan tertidur seperti ini, aura dingin Han RaIn benar-benar memancar. Namun aura tersebut tidak dapat menghilangkan paras cantiknya.

DaNi menggerakkan tangan kanannya membelai pelan rambut halus milik RaIn. Selama ia mengencani banyak gadis, ia tidak pernah melakukan hal seperti ini. Entah mengapa, hal ini begitu menyenangkan?

Tiba-tiba RaIn mengerjap, DaNi dengan sigap menjauhkan tubuhnya dan mengatur posisinya seperti semula. "Kita sudah sampai." RaIn menegakkan tubuhnya. "Apakah aku tertidur terlalu lama?" tanyanya. "Tidak juga." RaIn menegakkan posisi duduknya. "M-mianhae." DaNi mengangguk. "Gwenchana." RaIn melepaskan sabuk pengaman yang melingkar di tubuhnya. " Gomawo RaIn-ah!" RaIn mengagguk. "Sampai jumpa DaNi-ssi."

RaIn melangkahkan kakinya dengan gontai. Ia ingin cepat-cepat sampai kekamarnya. Ia benar-benar ingin tidur. Tidak peduli dengan belajar. Ia sudah sering belajr. Sesekali ia harus libur.

"RaInie!" suara TaeJun menghentikan langkahnya.

"Aish!!" rutuknya. Dengan berat hati, RaIn membalikkan tubuhnya.

"Kenapa kau baru pulang?"

RaIn menaikkan satu alisnya. "Oppa tumben sudah pulang. Ini baru jam 8." TaeJun menggelengkan kepalanya. "Kau seharusnya bersyukur sudah aku sudah pulang." RaIn berdecak. Lalu melihat kebelakang tubuh TaeJun. Seorang gadis sedang duduk menghadap kearahnya. "Oppa, kau bawa siapa?" RaIn berjalan mendekati TaeJun.

"Ini temanku. Park SaeHan."

Gadis itu bangkit dari sofa, membungkuk memberi salam lalu menjulurkan tangannya."Park SaeHan imnida." RaIn membalas jabatan tangan SaeHan,. "Han RaIn imnida dan sayangnya aku adik dari temanmu ini." RaIn menunjuk TaeJun.

TaeJun berdecak lalu merangkul bahu RaIn dan memutar tubuh mereka membelakangi SaeHan. Mereka berjalan sedikit menjauh dari gadis itu.

"Dia siswi kodeonghakyo sama seperti mu." Mendengar itu, RaIn berbisik.

"Kodeonghakyo? Dia siswi kodeonghakyo?" tanya RaIn. TaeJun mengangguk mantap.

"Dia bukan temanmu oppa!" RaIn bersedekap.

"Mana mungkin mahasiswa kodeonghakyo satu fakultas dengan siswi kodeonghakyo kelas..."

RaIn menoleh kebelakang menatap SaeHan yang terlihat bingung dengan tingkah RaIn dan TaeJun.

"Hei.. Kau kelas berapa?"

"Sebelas." jawab SaeHan. RaIn kembali menatap TaeJun.

"Ah, bahkan ia setahun lebih muda daripada aku. Katakan saja itu pacar oppa."

"A.. Aniya. Dia bukan pacarku."

"Ternyata selera oppa adalah siswi kodeonghakyo." RaIn menunjuk-nunjuk bahu TaeJun dengan nada meledek.

Rain membalikkan tubuhnya.Lalu memperhatikan wajah SaeHan. Gadis itu memang terlalu imut untuk gdis susianya. Diperhatikan seperti itu membuat SaeHan tersenyum kikuk. 'Hey! Sejak kapan kau memakai bando?" TaeJun menunjuk kepala Rain. RaIn menyentuh kepalanya lalu dengan cepat melepas bandonya.

"Tadi, temanku membelikan ini sebagai ucapan terima kasih. Karena telah membantunya mencarikan kado untuk ibunya." TaeJun memicingkan matanya kearah RaIn. "Aku yakin, temanmu yang kau maksud disini bukan RaoLin atapun DongHoon." RaIn menepuk lengan atas TaeJun. "Lagipula, aku juga tidak bilang jika teman yang ku maksud adalah mereka berdua."kata RaIn. "Aku tau, oppa ingin membalasku bukan?" RaIn mengacungkan telunjuknya tepat dihadapan TaeJun.

Forthcoming Season 1[COMPLETED]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang