Empat Puluh Enam

339K 13.3K 3.3K
                                    

Sebelumnya cuma mau kasih tau kalau cerita ini memang akan di terbitkan. Jadi, jangan kaget lagi ya kalau seandainya aku nanti bikin judul pemilihan cover :). Untuk masalah terbit kapan, aku belum tau karena aku masih mencari hal-hal yang pas untuk endingnya.

Selamat membaca

***

BAGIAN EMPAT PULUH ENAM

Hal yang kamu lakukan sekarang begitu melukai harga diriku.

***

ANNA berdiri di depan teman-temannya, di sampingnya ada Kelvin dan Angga entah pergi ke mana. Anna khawatir kepada Angga, semoga saja Angga tidak melakukan hal yang aneh-aneh nantinya dan tetap menjaga dirinya sendiri. Anna tau Angga bukan tipekal orang seperti itu, dia pasti akan memikirkan sebab dan akibat atas apa yang dia lakukan.

"Selama ini lo anggap kita apa Na?" suara Kate meninggi, "Gue gak masalah lo mau pacaran sama siapa aja, sama bekasan gue sekalipun. Tapi, kita ini teman Na teman, gue kalau ada masalah sama Liam ataupun sama mantan-mantan gue dulu, gue selalu kasih tau lo sama yang lainnya. Tapi, kenapa lo sembunyi-sembunyi pacaran sama orang lain padahal lo sama Angga udah lebih daripada deket!" Kate terlihat emosi sekali, Liam mencoba menenangkan Kate, namun apa daya dia takut dengan Kate dan Liam memang selalu mengikuti apapun kemauan Kate, asal Kate senang Liam juga akan senang.

"Sayang, udah ya? Kasihan Anna kan," bisik Liam lembut

"Lo bikin gue naik darah! Sial!" Kate mengumpat sendiri, lalu dia duduk kembali di tempatnya semula.

Sungguh, Kate tidak menyalahkan Anna jika dia pacaran dengan Kelvin tapi yang dia sesali mengapa Anna harus menyembunyikan ini dari dia dan teman-temannya, kalau Kate tau dari awal dia tidak akan menjadi tim sukses Angga, karena Kate tau Angga pasti akan terluka.

"Dylan mana?" tanya seorang cewek yang baru saja datang dengan gandengan barunya

"Ngapain si Bi lo ke sini," sindir Liam, karena Bianca datang di waktu yang tidak tepat

"Dih gue kan nyari Dylan, cowok gue." Ujar Bianca

"Dylan udah gak ada, pergi jauh. Gak mau ketemu lo, katanya alergi," kata Arsen

"Padahal gue mau pamer punya gandengan baru, ah gagal deh." Bianca menghela napasnya gusar, niatnya datang ke acara wisuda adalah untuk melihat Dylan, tapi sia-sia karena Dylan sudah tidak ada di sini.

Bianca sudah bisa melupakan Dylan, namun jika dia bertemu Dylan tidak menutup kemungkinan kalau Bianca akan mengejar Dylan kembali. Ngajar Dylan itu lucu, semakin di kejar semakin dia ngejauh dan itu yang Bianca suka dari Dylan. Dylan menolaknya terus menerus. Lalu tatapannya beralih ke arah Anna, di bahunya ada tangan yang merangkul. Mata Bianca menyipit, mendeteksi siapa yang tengah merangkul Anna.

"Sepupu lo Na?" tanya Bianca

"Pacarnya," cibir Jane

"WHAT?!" suara Bianca melengking, dia tidak percaya. Selama ini dia adalah tim Anna dan Angga, dan sekarang mereka berpisah. Berapa banyak yang Bianca tidak tahu apa yang terjadi di sekolahnya dulu, ah ini semua karena Bianca berniat melupakan Dylan. Itu sebabnya Bianca tidak berurusan dengan orang-orang di sekolahnya.

"Angga kurang apa sama lo Na? Lo gila ya? Apa karena cowok lo sekarang lebih putih dari dia? Na, lo tuh gak tau diri, lo gak ada bedanya sama gue! Jangan salahin jika nanti Angga ketemu yang lebih langsing dari lo!" Omel Bianca

"Gak usah ngomong yang enggak-enggak tentang Anna, kalau dia mau pacaran sama gue apa ini emang salahnya? Enggak kan? Lagipula Anna sama Angga udah putus, jadi sah-sah aja kalau dia pacaran sama gue." Kelvin membela Anna, dia tidak mengerti apa salahnya jika mereka berpacaran dan teman-temannya seolah-olah menyudutkan Anna atas yang terjadi.

SLS [4] Perfect CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang