10 - Bersih-Bersih

1.9K 356 28
                                    

"Lo make apaan..?"

"Pakaian bersih bersih lah."

Farlan memandang Levi-sensei dengan jijik. Lah gimana nggak coba, dia make rok putih panjang sama sempak di kepala. Yang sempak sih udah biasa, tapi.. Kenapa harus rok idih?

"Bukanya.. rok itu punya Isabel?"

"Kalo iya, emang masalah?"

Ia, masalah bgt.

Levi-sensei tiba-tiba melempar sesuatu ke arah tangan gue dan Kak Farlan.

Gue melihat sekilas ke barang yang Levi-sensei lempar. Ternyata, celemek bersih-bersih. Gue sih gak masalah, karena gak ada sempaknya.

Tapi sepertinya Kak Farlan nggak sependapat sama gue.

"Gue ga mau pake ini."

"Masih ngelawan, cepat sana ganti."

"Tapi Le-"

Tak!

Farlan dipukuli Levi-sensei lagi. "Banyak bacot lo, gue tampol baru mampus." Doi menatap gue dan Kak Farlan tajam. "Ganti. Sekarang."

Tatapanya menyeramkan njir.

Celemek yang tadi Levi-sensei kasih pun gue dan Kak Farlan pakai. "Sekarang, ambil peralatan bersih-bersih di ruang guru."

"Iya Kakak Tercintaku." Kak Farlan tersenyum lebar, udah jelas senyum boongan. Tapi orang ganteng diapainpun tetep ganteng ya.

Tiba-tiba Kak Farlan menarik tangan gue. Gue nurut-nurut aja di tarik. Jarang-jarang ada cogan narik tangan gue /ga

Doi nuntun gue sampai ruang guru di dalam gedung sekolah. Kak Farlan akhirnya melepaskan peganganya.

"Kak tangan gue sakit ih, jangan ditarik, gue kan cewek kak." Gue mewek-mewek di depan Kak Farlan. Sebenernya najis gue mewek kayak bocah, tapi siapa tau dapet perhatianya Kak Farlan yekan. Hehe.

"Tau ga sekarang muka lo mirip apa?"

"..Gak?"

"Dijah Yellow."

"Bangsat Kak."

Kak Farlan ketawa, jadi imut-lucu gitu yaampun, hayati gak kuat atuh.

Doi mengambil sapu di balik pintu ruang guru dan melempar sapunya ke tangan gue. Lalu Kak Farlan berjalan menuju ke meja Levi-sensei untuk mengambil kain lap di lacinya.

"Oi bulu kaki jerapah, udah belum?"

Dari suaranya, keknya gue tau yang manggil ini siapa.

Gue menengok ke belakang, ternyata kepala Levi-sensei nongol dari jendela ruang guru. Soalnya, ruang guru memang di lantai pertama, dekat lapangan.

"Levi, bisa gak sih, manggilnya biasa aja gitu? Atau kalo bisa manggil gue cogan."

Absurd (SNK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang