Route ; Levi
.
.Lapangan Basket
Gue duduk di bangku lapangan basket sambil mikirin sesuatu. Balas DM nya Levi-sensei apa nggak ya?
Kenapa sih doi suka aneh gitu. Kalo di deket gue udah kayak temen deket aja, padahal kadang gue suka nggak enak deket-deket sama Levi-sensei.
Akhirnya gue membalas DM tersebut, walau agak ragu-ragu juga sih.
lagi di lapangan basket
kenapa?levi.jnx
diam disitu, jangan kemana-mana
ok?pertanyaan tadi belum dijawab loh
gue ulang yah,
'kenapa?'levi.jnx
banyak bacot
udah nurut ajaGue turutin perkataanya dan duduk diam disitu selama kurang lebih sepuluh menit. Selama sepuluh menit itu gue bengong doang liatin anak basket yang pake kaos sleeveless sambil sekali-sekali kebuka abs nya.
Santai, gue nggak gampang kegoda kok.
Ehm..
Barusan gue bilang nggak gampang tergoda, tapi kok mata gue natap ke abs mereka terus? Zinah mata anj:(
Puk!
Seseorang duduk di sebelah gue.
"Ngapain lo ngeliatin abs anak basket?" Kenal banget nih suaranya. Levi.
"Dih sok tau," Bantah gue tanpa melirik ke arah Levi-sensei. Males gue kalo harus menatap muka ngeselin itu. "Jadi, kenapa?"
Levi-sensei menghembuskan nafas pendek. Dia memberikan gue kotak susu dingin. Gue reflek langsung menusukkan sedotan ke kotak susu itu dan meminumnya sambil menunggu jawaban dari Levi-sensei.
"Besok, lo berangkat-nya agak awal ya."
"Kenapa emang?"
Ya gue paham, kadang gue memang telat. Tapi nggak telat-telat amat lah, lagian gue terlalu males buat bangun pagi.
"Lo banyak bacot ya, udah nurut aja." Dan itu perkataan terakhir yang doi katakan sebelum cabut meninggalkan gue sendirian di bangku sambil meminum susu kotak.
Emang aneh nih cebol satu.
***
Di depan gerbang sekolah gue berpapasan dengan Marco. Kita berdua berjalan ke dalam sekolah bareng sambil basa-basi gak jelas.
"Tumben berangkat awal? Ada apanih?" Tanya Marco.
"Kepo ih." Jawab gue cuek.
Saat kita berdua berjalan melewati aula, terlihat projector yang terhubung dengap laptop menyala. Tepat saat gue memasuki aula tersebut, projector itu menyalakan video yang disoroti ke dinding panggung aula.
Marco kaget, "Itu.. lo?"
Iya, bener. Yang ada di dalam video tersebut adalah gue dan Eren.
Video itu menampilkan gue sama Eren yang berada di jembatan. Kejadian yang sama persis yang terjadi beberapa hari lalu.
Audio nya jelas banget. Dialog-nya Eren kedengeran jelas. Dan parahnya, semua orang yang di aula juga melihat video itu.
Tapi yang bikin gue lebih panik adalah, anggota cheers yang termasuk fans fanatik-nya Eren juga disitu.
"Gue suka sama lo." Suara Eren yang keluar dari speaker laptop terdengar jelas.
Semua orang di aula mulai berbisik-bisik. Siapa itu mr.monstery? Apa maksud Eren di dalam video itu? Apa hubungan gue sama Eren? Apakah benar muka Jean mirip sempak kuda?
Oke, yang terakhir emang ngawur sih.
Setelah kejadian itu, bel berbunyi dan gue sama Marco bergegas pergi ke kelas dan membiarkan video itu ditayangkan di aula.
Saat kita kembali ke kelas, semua orang melirik ke arah gue dengan tatapan aneh. Tiba-tiba speaker di dalam kelas berbunyi untuk mengumumkan sesuatu.
Gue sama Eren dipanggil ke ruang BK.
Mampus anjir.
"Kenapa lagi sih?" Keluh gue.
"Lama-lama lo makin populer nih." Marco ikutan ngebacot.
Gue iyain aja perkataan Marco lalu langsung cabut ke ruang BK. Di tengah jalan, gue berpapasan sama Eren. Eren cuman diam tanpa menatap gue. Langkahnya makin cepat. Gue berusaha mengejarnya sampai ruang BK.
Kita berdua masuk dan disambut oleh guru BK, Tsunade-sensei.
Di sebelahnya berdiri Levi-sensei yang menatap kosong ke arah gue sama Eren.
Tsunade-sensei memberi kita berbagai pertanyaan seputar kejadian yang barusan terjadi. Levi-sensei hanya diam, sesekali dia melirik ke arah gue. Entah apa yang dipikirkanya.
Setelah itu, Tsunade-sensei membiarkan kita keluar. Pertanyaanya simple banget sih. Dia menganggap ini cuman salah paham dan cuman keisengan belaka.
Mantap lah, hamdalah gak dihukum.
Kami berdua berjalan keluar dari ruang BK sambil disusul oleh Levi-sensei yang langsung pergi begitu saja.
Gue ngelirik Eren, "Ren.."
"Maaf." Hanya itu yang dia katakan sebelum pergi berlawanan arah dengan Levi-sensei.
Gue memutuskan untuk menyusul Levi-sensei dan mengekor di belakangnya.
"Sensei.." Gue memulai pembicaraan. Sedangkan Levi-sensei masih terdiam sambil berjalan.
"Seru juga tadi di aula." Ujarnya tanpa melihat ke arah gue.
"Jadi yang ngelakuin itu tadi sense--"
"Kalo iya, kenapa?" Levi-sensei memotong perkataan gue. Gue bisa melihat senyum kecil yang keluar dari bibir Levi-sensei. Aneh.
"Sen-- lo dapet video itu darimana?"
Levi-sensei berbalik badan dan menatap gue tajam. Kalo diliat baik-baik sih, ganteng juga nih orang.
Tapi bo'ong.
Levi-sensei mengeluarkan handphone dari dalam sakunya dan memperlihatkan gue video yang sama persis seperti video yang diputar di aula.
"Kan gue yang nganterin lo kesitu. Masa iya gue biarin cewek sendirian malem-malem." Jawabnya.
Iya sih, memang waktu itu Levi-sensei yang mengantar gue ke tempat itu. Setelah itu dia ngilang ga tau kemana, katanya sih ke toliet. Hampir setengah jam nggak balik, setelah kembali tiba-tiba ngajak pulang begitu aja.
"Gue ngelakuin itu justru karena gue curiga sama Eren." Lanjutnya.
"Sejak kapan?" Tanya gue. Tiba-tiba Levi-sensei melanjutkan langkahnya, gue membuntuti di belakangnya.
"Sejak.. gue suka sama lo?"
Tunggu,
"A-apa?"
Fin.
kadang goblok, kadang polos, kadang-kadang juga sayang -cebol
KAMU SEDANG MEMBACA
Absurd (SNK)
Fanfiction"Gue suka sama lo." "Lo siapa?" Absurd, a story by ©disnatrict.