Tap...tap...
Suasana pagi yang begitu segar di desa Konoha.
'Boruto, tunggu aku, ok? Eh? Memangnya aku berjanji bertemu dimana denganmu, Boruto? Ah sudahlah. Jalan saja, pasti ketemu!' Sarada begitu bersemangat ingin bertemu si Boruto, teman 1 timnya.
Dia berjalan dengan santainya memutari desanya.
Dengan pipi yang memerah, Sarada tanpa ragu berjalan sambil loncat-loncat kecil.Himawari dan Hinata yang tak sengaja melewati Sarada selesainya berbelanja, terus bertanya-tanya 'ada apa dengan Sarada?'
Tanpa ragu, Hinata dan Himawari mendekati Sarada."Ohayo, Sarada~"
"Huh? Ohayo~" Sarada menghentikan langkahnya, saat Hinata dan Himawari mendekatinya.
"Kak, ada apa? Kelihatannya kau senang sekali?" Himawari mendekatkan wajahnya kearah Sarada, berusaha menggoda Sarada dengan pipinya yang merah itu. "Haa... Pasti ini tentang kakak, ya..?"
Sarada kaget.
Keringat dinginnya keluar, wajahnya memerah seperti tomat.
"Eh? Eum... Kau tau, ya(?)" Sarada menyembunyikan kedua tangannya dibalik pantatnya."Hahaha, tentu sajaaa... Kakak selalu menceritakannya padaku.." Himawari tersenyum jahil sambil memejamkan matanya.
Ya, Sarada tau. Himawari adiknya Boruto, bukan?
Apa salahnya kalau Boruto cerita semuanya pada Himawari?"Hihi, tidak apa Sarada. Selama Boruto bersamamu, dia banyak berubah." Hinata terkikik melihat kelakuan Sarada yang malu-malu itu.
"Eh? Em, benarkah?!" Sarada menatap Hinata dengan serius.
Himawari mengangguk, mengiyakan perkataan ibunya.
"Benar, kak. Kakakku menjadi sering tersenyum-senyum sendiri, selalu bertanya-tanya 'apa yang sedang dia lakukan, ya? Apa dia sudah makan? Atau mungkin sudah tidur?' yaa... Tidak biasanya kakak begitu." Himawari menjelaskan segalanya."Boruto juga sering membantuku saat aku berada di dapur. Dia selalu bertanya, 'ibu, apakah Sarada akan senang kalau aku selalu berada di sampingnya setelah menikah nanti?' dia juga kelihatan lebih rajin, tidak menaruh apa-apa sembarangan lagi, Boruto bilang, 'Aku harus jadi seorang pasangan yang rajin, kan ibu?' Dia juga sering menabung sisa uangnya untuk bersenang-senang denganmu, Sarada~" Hinata nampak bahagia menceritakan segalanya pada Sarada. "~ah iyaa..., Dia juga rajin belajar belakangan ini, tanpa kusuruh. Dia bilang dia tidak mau kalah pintar denganmu, Sarada. Hihi.. dia benar-benar banyak berubah." Hinata benar-benar bahagia.
Dia bercerita sambil terkikik mengingat perkataan putra pertamanya itu.Sarada yang menyimak cerita calon mertuanya...eh.., Hinata itu~ kelihatan malu-malu lagi.
Benarkah Boruto berubah karena dirinya?
"Benarkah begitu, bibi?""Iya... Benar sekali!!" Hinata tersenyum lebar pada Sarada.
Tap..tap..
Hinata melangkah mendekati wanita berbaju dan berkacamata merah dengan lambang Uchiha di punggungnya.
"Terima kasih sudah merubahnya, Sarada. Semoga Boruto tidak akan pernah menyakitimu. Aku yakin sekali, dia pasti akan selalu menjagamu." Hinata menyentuh pipi mulus putri Uchiha itu.Senyuman mulau terpancar di wajahnya.
Dirinya amat senang, mengetahui Boruto berubah setelah menjalin hubungan dengannya.
"Sama-sama bibi. Aku senang menjalaninya." Sarada membalas pegangan Hinata di pipinya."Kakak Sarada, sering main ke rumah ya! Aku selalu ingin melihat kakak bermesraan dengan kak Sarada!" Himawari menyaut pembicaraan mereka.
"Eh, Himawari. Jangan bicara begituuu..."
"Tidak apa, bibi." Sarara menyela.
"Himawari, satu hari nanti, Boruto yang harus mengajakku ke rumahmu, bukan?" Sarada mendekati Himawari, mendekatkan wajahnya, dan mengangkat 1 alisnya."Heh? He-eh, kau benar. Aku akan menyuruhnya nanti! Kakak tenang saja..." Himawari memberi satu ibu jari kanannya pada Sarada.
Melihat Himawari yang mirip dengan hanibani-nya itu merasa gemas.
Tangannya bergerak ke ujung kepala Himawari dan mengusap lembut rambut panjang Himawari.
"Baiklah, segera ya. Aku... Sudah tidak sabar!" Sarada memamerkan giginya.Himawari mengangguk dengan senyum manis yang terpancar di wajahnya.
"Kalau begitu, aku pergi ya bibi, Himawari. Kelihatannya Boruto sudah lama menunggu."
"Oh iya, tadi kakak bilang, dia mau menunggumu di taman musim gugur Konoha." Himawari memberi tau keberadaan Boruto.
"Benarkah?" Sarada melepaskan pegangannya dari ujung kepala Himawari.
"Baiklah kalau begitu, aku pamit ya bibi, Himawari. Terima kasih informasinya! Sampai jumpa!!" Sarada melambaikan tangan dengan senyuman dan berlari meninggalkan 2 perempuan dari kaln Uzumaki itu.'Taman musim gugur Konoha? Jadi Boruto disana? Aku harus cepat. Aku benar-benar sudah membuatnya menunggu!' Sarada mempercepat langkahnya, mengingat Boruto yang pasti sudah menunggunya.
Tap..tap..tap..
Wusshh...
Langkah kakinya yang semakin cepat dan mantap disambut dengan hembusan angin sepoi-sepoi.
Tak lama lagi, dia akan sampai ke tempat tujuannya.Tap...
Langkah Sarada terhenti setelah Sarada melihat hal yang mengganjal di matanya dari balik pohon besar di depannya.
Tanpa ragu Sarada mengambil langkah untuk melihat hal apa yang mengganjal itu.
Ia sedikit geser dari arah pohon besar itu.Deg...
Tidak menyangka apa yang baru saja terjadi.
Hal yang mengganjal itu benar...
Itu hal yang sangaat... Sangaaatt...
Menyakitkan!
KAMU SEDANG MEMBACA
Maybe I Need You
FanfictionPernah #1 - Borusara Ketika tidak ada lagi cara untuk menemukan kebahagiaan, apa yang akan kamu lakukan?