Tap...tap...
Langkah demi langkah Boruto jalani. Jalan demi jalan Boruto lewati.
Sungguh menyengat matahari siang ini.
Boruto mengusap keringatnya yang berjatuhan.
"Hari ini panas sekali," Boruto mengambil persediaan air yang ia simpan dalam tasnya.
Dengan tak sabar Boruto membalikkan botolnya kearah mulut. Dan tak ada setetes air pun yang keluar.
"Sial! persediaan airku habis!"
Boruto menolah noleh kesana kemari, mencari dimana ada sungai terdekat.
'Bodoh! di tengah hutan begini mana ada air? Ah lebih baik aku melihatnya dari atas pohon.'
Tap...tap... dengan lincah Boruto naik keatas pohon.
Kepalanya kembali menoleh kesana kemari mencari keadaan sungai terdekat.
Entah ada dimana Boruto sekarang, tapi Boruto sama sekali tidak menemukan sungai ataupun sumber air terdekat.
Tapi, ia melihat sebuah rumah kecil dari atas pohon.
Jaraknya mungkin cukup jauh. Tapi lumayan untuk dia mampir dan meminta sedikit air.Dengan lincah Boruto meloncat dari pohon ke pohon.
Hingga pada akhirnyaa, dia sampai di rumah yang ia lihat dari kejauhan tadi.'Yah setidaknya, aku mampir dan meminta sedikit air.' Batin Boruto.
.
.
.
Tap...tap...
Seperti biasa, sang gadis berjalan mencari beberapa kayu bakar dan menikmati indahnya dunia luar yang damai, tentram, tanpa perang."Damai... tentram... tenang... tanpa perang..." ucap sang Gadis sambil melihat pemandangan langit yang begitu indah didukung dengan hembusan angin yang begitu silir menerpa jubah panjangnya.
.
.
.Tok...tok...tok...
Boruto mengetuk pintu rumah itu.
Ketokan pertama, tidak ada yang merespon.
Boruto tak menyerah, dia mengutuk untuk kedua kalinyaa.
Sampai akhirnya terdengar suara,
"Iya, tunggu sebentar!!"Boruto pun menurunkan tangannya dari pintu dan menunggu.
Setelah 2 menit menunggu, tidak ada yang membuka pintu, akhirnya Boruto berfikir untuk mengetuk kembali.
Saat tangan Boruto sedang mengarah ke pintu, tiba-tiba...
Tuk! "Aw!"
Tanpa Boruto pikir, kalau pemilik rumah akan membuka pintu saat ia hendak mengetuk.Boruto pun tersentak sedikit kaget, sambil berkata,
"Ups, maaf! Maafkan aku! Aku sungguh..."Ucapan Boruto terhenti saat sang pemilik rumah menjauhkan tangan yang menutupi wajahnya.
Sang pemilik rumah pun mengerutkan kedua alisnya, ia juga kaget.
"Boruto!"Boruto mengerutkan sebelah alis dan berfikir bahwa mereka pernah bertemu sebelumnya.
"Kau..."★★★
Tes...
Keringat sang gadis mulai menetes saat ia sedang memunguti kayu-kayu untuk dibakar sebagai alat utama memasak nanti malam.Set
Dengan terampil ia mengusap eluhnya. Berharap semoga eluh ini dapat menjadi berkah yang luar biasa untuk bertemu dengan seseorang yang sudah lama tak ia temui.Sang gadis mulai memutar ingatannnya ke masa lalu.
Bibirnya tersenyum pelan.
"Hh, dasar anak payah."Sang gadis lalu tidak lupa dengan tanggung jawabnya untuk mencari kayu bakar sebelum petang tiba.
.
.
.
"Kau..."
"...Karin-San?!"Karin yang mendengar seorang yang telah mengetuk hidungnya terkejut saat ia menyebut namanya.
"Boruto?!"
Ia sungguh kaget kalau Boruto menemukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Maybe I Need You
FanfictionPernah #1 - Borusara Ketika tidak ada lagi cara untuk menemukan kebahagiaan, apa yang akan kamu lakukan?