Dunia Genjutsu? (BoruSara#10)

4.7K 173 17
                                    

Lumpur hisapnya mulai mengering.
"Sarada, lumpur hisapnya​ sudah mengering, tapi sama sekali belum terbuka."

"Kita harus menghancurkannya." Sarada mengepalkan kedua tangannya bersiap untuk menghancurkan lumpur hisap yang sudah kering itu.
"Shannaroo!!"
Duar...
Pukulan yang cukup dahsyat, sehingga lumpur hisap yang sudah kering itu dapat runtuh.

Di dalam lumpur hisap itu, rupanya ada tangga untuk masuk ke dalam.

Boruto meraih tangan Sarada, lalu menariknya masuk ke dalam.
"Sarada, tetaplah​ di sampingku."
Boruto bukan bermaksud untuk bercanda.
Kali ini dia benar-benar serius untuk menjaga Sarada dari Sumire.

Tap...tap...
Perlahan Boruto dan Sarada melangkah masuk ke dalam.
Sambil berjaga-jaga dan sangat berhati-hati dalam melindungi Sarada, Boruto memegang kunai di tangan kanannya sedangkan tangan kirinya memegang erat tangan Sarada.

'Tempat ini...' Sarada merasa, dia tidak asing lagi dengan tempat ini.

"Sarada awas!!" Boruto bergerak ke samping Sarada.
Cap.
Sebuah kunai menancap di lengan kiri Boruto.

Betapa kagetnya Sarada melihat yang baru saja Boruto lakukan untuk melindunginya dari serangan kunai.
'Sarada! Fokus! Jangan lengah! Ini misi!' Sarada menyadarkan dirinya sendiri.
Jrat.
Sarada melepas kunai dari lengan Boruto.

"Arghh!! Sakit, dattebassa!"

"Diam. Biarku sembuhkan." Sarada mengeluarkan jurus medisnya untuk menyembuhkan luka di lengan Boruto yang cukup dalam.

'Sebenarnya, siapa yang beruntung disini? Aku atau Sarada? Sarada bisa memdapatkan aku yang keren ini. Dan aku, aku bisa memdapatkan Sarada, anak paman Sasuke dari klan Uchiha yang terkenal cueknya. Apalagi, Sarada cantik dan sangat berbakat dalam segala hal. Aah... Jadi aku yang beruntung disini...(Nanya sendiri, jawab sendiri_-")'
Boruto berkata dalam hati sambil tersenyum-senyum dan merona.

Sarada melihat Boruto yang tersenyum-senyum sambil merona dan terus memandangi dirinya.
"Kenapa kau, Boruto?"

"Eh! Eum, tidak apa-apa. Kau cantik sekali, jadi aku memperhatikanmu." Boruto mencari alasan.

Sarada tersenyum geli.
"Tidak usah terlalu memuji. Aku tidak suka."

"Eh! Dipuji cantik, tidak suka?"

"Tidak."

"Kenapa?"

"Apa aku harus menjawabnya?"

"Tentu saja."

"Lain kali saja."

"Sekarang!"

"Bisakah kau diam? Kita harus menjalankan misi."

"Aku tidak peduli." Boruto melipat kedua tangannya sambik memajukan bibirnya.

Sarada mengkerut kesal.
"Apa aku harus meninggalkanmu?"

"Silahkan saja, kau pasti akan merindukanku." Boruto mengangkat kedua pundaknya, nampak tak peduli.

Sarada memutar kedua mata sharingannya.
Dia mulai malas.
"Tidak nyambung."

"Apa katamu?!" Boruto menatapnya sinis Sarada.

"Apa?"

"Katakan sekali lagi kata-katamu."

"A-PA?" Sarada mengulanginya.

"Kata sebelumnya, dattebassa!"

"Sudah selesai. Ayo kita lanjutkan." Sarada mengalihkan perhatian.
Sarada mengulurkan tangannya pada Boruto setelah selesai mengobati lengan Boruto.

'Dia mengalihkan perhatian. Menyebalkan sekali! Rupanya, dia yang beruntung mendapatkan aku yang keren dan sabar ini.'
Boruto belum membalas uluran tangan Sarada.

"Ayo kita lanjutkan, Boruto." Sarada masih mengulurkan tangannya.

"Minta maaf dulu." Boruto menatap kesal Sarada.

"Minta maaf dengan siapa?"

"Denganku."

"Siapa?"

"Kau."

"Aku?"

"IYYA!!"

"Tidak sekarang."

"Eh! Apa katamu?! Kau ini..."

"Cepatlah Boruto! Waktu kita tidak banyak!" Tanpa basa-basi lagi, Sarada langsung menarik tangan Boruto.

"Nanti dulu, Sarada!"

Sarada menghentikan langkahnya.

"Kenapa, orang yang melempar kunai itu belum keluar juga?"

"Karena aku memang sengaja untuk menyaksikan kebodohan kalian, pasangan bodoh!" Sosok yang melempar kunai pun keluar dari sebuah lorong yang sangat gelap.

"Sumire!" Boruto dan Sarada kompak memanggil.

"Wah.. kompak sekali ya..."
Prok..prok..prok..
Sumire bertepuk tangan.

"Untuk apa bertepuk tangan?!" Boruto maju selangkah di depan Sarada.

Telapak tangan Boruto yang menghadap Sarada menandakan,
'Tetaplah di belakangku.'
Sarada hanya berdiri di belakang Sarada dengan bersiap untuk mengeluarkan shurikennya.

"Sepertinya sinetron episode terbaru baru saja aku lihat." Sumire tersenyum licik.

"Sinetron?!"

"Ya, kisahmu dengan wanita Jounin yang hebat itu kan?"
Sumire berjalan mendekati Boruto.
Tap.
Dia berdiri tepat di depan Boruto.
"Baju anbu yang keren Boruto, Sarada."

Boruto dan Sarada mengkerut menatap sinis Sumire dengan rasa kesal dan tidak percaya di dalam hati.

Set.
Tangan Sumire meraih dagu Boruto.
"Selamat bersenang-senang di dunia barumu, tuan Uzumaki, nyonya Uchiha. Hihihi..." Sumire tertawa licik.

Plak!
Boruto menyingkirkan tangan Sumire dari dagunya dengan memukul tangannya.
"Jangan seenaknya!"

"Tidak usah sok suci. Aku tau kau menyukainya." Sumire tersenyum aneh.

Plak!
Tanpa ragu, Sarada maju dan menampar pipi kanan Sumire.
Tangannya benar-benar gatal ingin menghancurkannya.
"Tutup mulut, bedebah sialan!" Sarada mengeratkan kedua alisnya dengan menjelaskan mata sharingannya.

"Tamparanmu itu tidak berguna, nyonya Uchiha. Sebentar lagi, jurus itu akan beraksi. Hahaha..." Sumire berjalan menuju lorong gelap. Tempat dimana diam-diam melempar kunainya kearah Boruto.
"Selamat bersenang-senang." Sumire menghilangkan diri.

Jreng.
Kenapa ini?
Kepala Boruto dan Sarada terasa sakit dan berat.
Dunia ini rasanya berputar.
Matanya tampak seperti terkena sinar matahari secara langsung.
Mata mereka tidak dapat melihat apa-apa, kepala mereka sangat berat.
Tapi, sebelum mereka menjatuhkan diri ke tanah yang tidak tampak jelas, mereka mendengar suara memanggil mereka.
"Boruto! Sarada!!"
Itu... Itu...
Itu.. suara yang tak asing lagi di telinga mereka.
.
.
.
"Emh.. dimana ini?" Boruto mulai membuka matanya.
Semua dunia terlihat sangat terang.
Eh, bukan terang.
"Dunia berwarna putih semua!!!"
Boruto berdiri dari posisi tidurnya.
Dia melihat Sarada yang tergeletak di sebelahnya.
"Sarada, bangun! Sarada, ayo bangun! Dunia ini sudah berubah! Sarada, bangun!"
Boruto terus memgguncang-guncang​ tubuh Sarada dengan pelan, untuk membuatnya bangun.

"Huh?" Sarada terbangun mendengar suara yang memanggilnya, tubuhnya juga terasa diguncangkan.
"Boruto?"

"Sarada, bangunlah! Kita ada di dunia yang berbeda!"

Sarada ingat! Terakhir kali dia merasa kepalanya sangat berat, dan akhirnya dia terjatuh.
Tapi, sebelum dia benar-benar tidak sadarkan diri, dia mendengar suara yang memanggil dirinya dan Boruto.
Ohya! Terakhir kali, dia ingat bahwa Sumire mengatakan soal dunia baru pada Boruto.
Sarada beranjak dari posisi tidurnya.
"Boruto, apa ini dunia baru yang Sumire katakan?"

"Sepertinya..." Mata Boruto masih melirik kesana kemari.
"...iya!"

Maybe I Need YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang