Don't cry, Sarada

4.6K 179 36
                                    


Kalau aku harus memilih antara hidup dan mati
Aku lebih memilih mati,
Karena hidup selalu membuat jalan yang akhirnya mempertemukanku dengan
'penyesalan'
-Sarada Uchiha

★★★


"Aku pulang." Ucap Sarada setelah masuk ke rumah dengan nada datar.

Tubuh Sarada tampak lesu.
Wajahnya pucat.
Matanya sembab.
'Ada apa dengan putriku?'
Pikir Sakura.

Sarada merebahkan tubuhnya di sofa ruang keluarganya.
Mengambil bantal kursi, dan menutupi wajahnya dengan bantal itu.

"Sarada, apa kau baik-baik saja?" Sakura mengambil duduk di samping putri semata wayangnya.

"..." Sarada diam tak menanggapi.

Sakura menghela nafas pelan sambil menyingkirkan surai raven Sarada yang menutupi wajahnya.
"Bagaimana? Apa sudah ketemu jawabannya?" Sakura tersenyum bermaksud ingin anaknya bahagia menceritakan segalanya padanya.

Tapi dugaan Sakura salah.
Sarada jadi mengingat kembali kejadian tadi.
Tangisan Sarada mulai pecah.
Entah kenapa hati ini tidak bisa berhenti berperang.

"Sarada, ada apa sayang?"

Grep.
Sarada memeluk erat sang mama.
Dia menangis hingga terisak-isak di dekapan Sakura.

Sakura membalas lembut pelukan Sarada.
"Hei, ada apa Sarada? Apa kau tidak mau cerita?"
Sakura membelai lembut rambut hitam Sarada.

"Papa, di-dimana m-ma?" Kata-kata Sarada terdengar samar karena tangisannya, tapi masih bisa di dengar oleh Sakura.

"Sedang mandi." Sakura membalas.
"Kau tidak mau bercerita pada mama?"

"Hiks...nanti hiks...dulu, ma..." Sarada berniat menceritakannya saat papanya sudah disini.
Sarada ingin memeluk papanya saat ini.
Sarada ingin merasakan pelukan dari laki-laki yang tidak pernah behenti mencintai dan memberikan doa terbaik untuknya. Papa. Sasuke Uchiha.

"Hmph, begitu ya." Sakura menghela nafas pelan.
Sakura masih mengeratkan pelukannya pada Sarada.
Dan membelai lembut rambut hitam Sarada.
"Kalau kau ingin bercerita, tenangkan dulu pikiran dan hatimu. Karena, mama dan papa tidak bisa dengar kalau kau terus bicara sambil menangis."

Sarada melepaskan pelukannya dari sang mama.
Dia mengambil nafas panjang lalu membuangnya perlahan.

"Sudah tenang?"

Sarada mengangguk.

Tidak lama kemudian, sosok tinggi bertubuh kekar dengan lambang 'Uchiha' di punggungnya keluar dari kamar mandi.
Sasuke tersentak melihat Sarada yang pipinya penuh dengan air mata.
Dia pun mendekati putri dan istrinya ke ruang keluarga.

Grep.
Ya, seperti rencananya.
Sarada ingin memeluk erat laki-laki yang tidak pernah behenti mencintainya.

Sasuke terkejut melihat anaknya yang tiba-tiba saja memeluk dirinya sambil menangis pelan di pundaknya.

Maybe I Need YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang