Di genggam takut mati
Di lepas takut terbang
Begitukah inti dari pilihan hidup?
-Boruto Uzumaki★★★
Esok pun tiba.
Di kediaman Uzumaki, keluarga kecil Uzumaki yang sedang berdiskusi di ruang keluarga.
"Boruto, Sumire, kalian sungguh ingin menikah secepatnya?" Hinata menanyakan kepastian yang Boruto sampaikan bahwa dia ingin segera menikah dengan Sumire, bukan Sarada.
"Iya." Boruto mengangguk berat.
Raut wajahmu tampak sedih dan bingung.Naruto dan Hinata mengerti betul raut wajah putranya.
Sebenarnya, apa yang terjadi?
Sampai-sampai Boruto memaksa ingin segera menikah?
Bukan dengan Sarada pula."Kau tidak akan menyesal?" Hinata memastikan lagi.
Boruto menggeleng pelan.
Dia benar-benar sulit menerima kenyataan.
Apa dia harus menikah dengan orang yang tidak dia cintai?
Lalu Sarada?"Bagaimana dengan Sarada, Boruto?" Naruto menanyakan hubungannya dengan Sarada.
"Jangan sebut nama itu, ayah! Aku tidak ingin menikah dengan perempuan seperti dia! Aku...aku membencinya."
Benci?
Benci Sarada?
Benar-benar cinta?
Iya, Boruto benar-benar cinta Sarada!Naruto dan Hinata spontan kaget.
Putranya membenci Sarada?
Bukankah selama ini mereka menjalin hubungan dengan baik?
Ada yang mencurigakan.Apa yang barusan kau katakan, Boruto?
Kau membohongi perasaanmu sendiri!
Tapi bagaimana?
Kalau dia jujur, Sumire yang sedang memegang lengannya dengan erat di sampingnya itu akan membunuh adik kesayangannya.Naruto menghela nafas keras.
"Aku harap kau akan menarik kata-katamu itu, Boruto."Sumire yang mendengarnya mengkerut kesal.
"Sumire, kau mencintai putraku?" Hinata angkat bertanya.
Sumire mengangguk.
"Aku sangat mencintai Boruto-Kun."Hinata memang tidak tau apa-apa soal Sumire ini.
Tapi, Hinata merasakan aura yang mencurigakan saat melihat tatapan dan kata-katanya yang manis bagaikan gula.
"Baiklah. Kami akan menyiapkan pernikahan kalian secepatnya."Asyik!
Dia akan segera menikah dengan Boruto!
Hal yang dia impikan sekian lama.
"Benarkah?"Hinata mengangguk dengan senyum polosnya.
"Haah, terima kasih, bibi, paman!!" Ucap Sumire dengan kebahagiaan yang terpampang di wajahnya.
Dia lalu mencubit pelan lengan Boruto yang sedang dia genggam."To-tolong restui kami ayah, ibu."
Boruto mengerti maksud dari cubitan Sumire ini.
Sungguh, hatinya hancur saat ini!Naruto dan Hinata saling tatap.
Apa mereka akan merestui putra mereka yang beraut wajah tidak meyakinkan itu?"Baiklah." Ucap Naruto tak yakin.
"Bahagia lah, nak." Begitu juga dengan Hinata.
****
Lain Uzumaki,
Lain Uchiha.Sarada yang tengah berdiri tenang di teras rumahnya menatap langit yang sedang mendung.
Semendung perasaannya.Kenapa perasaanmu harus mendung, Sarada?
Kau seharusnya sangat bahagia!
Hubunganmu sudah berjalan 3 tahun.
Bukankah sebentar lagi, kau akan menghadap ke pelaminan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Maybe I Need You
FanfictionPernah #1 - Borusara Ketika tidak ada lagi cara untuk menemukan kebahagiaan, apa yang akan kamu lakukan?