BoltSara#12

4.4K 176 12
                                    


Tidak terasa
3 tahun berlalu setelah kejadian Sumire yang kembali untuk merusak hubungan Boruto dan Sarada.
Semenjak itu, sudah tak ada kabar lagi tentang Sumire.

Hari itu, di taman bermain.
Sarada yang tengah duduk manis di kursi taman, melihat anak-anak yang sedang bermain bersama.
Benar-benar masa kecil yang menyenangkan.
Masa kecil memang masa yang sangat ringan.
Sarada teringat oleh masa lalunya saat masih kecil.
Sepertinya mainan dan taman bermain ini tidak banyak berubah.
Suasana yang ramai dengan anak-anak, ditambah angin sepoi-sepoi yang melengkapi.
Sarada terus menatap santai anak-anak yang tengah berlari bermain kejar-kejaran.

"Sarada!"

Terdengar suara yang sudah tak asing lagi di telinganya.
Siapa lagi kalau bukan Boruto Uzumaki, kekasihnya selama 3 tahun ini.

"Hai." Sarada tersenyum manis melihat Boruto yang datang menghampirinya.
Dia melihat tangan kanan Boruto yang dia taruh di belakang.
Sarada adalah tipe orang yang penasaran.
"Apa yang kau bawa itu, Boruto?"

Boruto malah tertawa saat Sarada bertanya apa yang dibawa tangan kanannya.
Dengan cepat dia mengeluarkan apa tangannya dari balik punggungnya.
"Selamat hari jadi kita yang ketiga tahun, Sarada."
Boruto mengeluarkan seikat bunga mawar yang segar dengan warna merah pekat kesukaan Sarada.

Degh...
"Boruto..." Mata onyxnya membesar dan berkaca-kaca.
Dengan haru Sarada menerima bunga dari Boruto yang begitu indah.

Boruto mengambil posisi duduk di sebelah Sarada.
"Sudah, hentikan air matamu itu." Boruto mengusap lembut pipi Sarada yang basah karena air mata dengan jemarinya.

"Aku...bahagia..." Sarada menunjukan senyum bahagianya.

"Nah, memang harus begitu. Kalau kau sedang jatuh cinta pada seseorang, kau hanya boleh merasakan kebahagiaan." Boruto menatap dengan senyum lebar di wajahnya.

Sarada tersenyum bahagia.
Dia menaruh kepalanya ke pundak Boruto.
"Di tahun yang ketiga ini. Aku ingin janjimu itu akan terus abadi." Jemari Sarada bergerak membentuk 'love' di dada Boruto.

"Janjiku itu akan selalu abadi, tau!" Boruto mengusap-usap rambut panjang Sarada.

Sarada makin melemaskan kepalanya di pundak Boruto.

"Hei Boruto, Sarada!"

Tiba-tiba saja ada yang memanggil nama mereka.
Ya, suara itu sudah tak asing lagi di telinga Boruto dan Sarada.
Suara itu adalah suara perempuan berkulit coklat yang bertubuh besar. Chocho.
Boruto dan Sarada yakin, Chocho pasti juga membawa teman-teman satu angkatan kemari.

"Eh, kalian." Boruto menoleh kearah teman-temannya yang berjalan mendekati mereka.

Sedangkan Sarada?
Iya, Sarada tau kalau teman-temannya datang.
Tapi, Sarada seperti sudah tak peduli lagi dengan respon mereka yang selalu iri pada mereka.
Boruto dan Sarada sudah terbiasa begini di depan teman-teman.
Dan beruntung, mereka mempunyai teman-teman yang selalu mendukung.
Sarada tetap pada posisi awalnya, bersandar di pundak Boruto.

"Haha, Sarada, posisimu nyaman sekali ya?" Chocho menatap sinis Sarada yang tengah nyaman dengan posisinya.

"Kenapa? Kau iri?" Sarada membalas tatapan sinis Chocho.

"Hh, tidak." Chocho mengambil duduk di sebelah Sarada.
"Apa bunga itu dari Boruto, Sarada?" Chocho bertanya saat melihat tangan Sarada yang membawa seikat bunga mawar.

"Oh, bunga itu. Boruto membelinya di tempatku, belum lama tadi. Sudah kuduga, kalau bunga itu akan dia berikan untuk Sarada." Inojin membalas.

"Oh begitu, ya. Apa ini hari yang spesial?" Chocho bertanya lagi.

Maybe I Need YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang