Dunia Genjutsu? (BoruSara#10)--2

4.6K 188 26
                                    

"Sepertinya..." Mata Boruto masih melirik kesana kemari.
"...iya!"

"Boruto, apa kau ada cara untuk keluar dari sini?"

Boruto menggeleng.
Dia terus berjalan kesana kemari tak tentu arah.

Beberapa jam,
Eh, menit...
Eh, detik...
Eum.., tidak taulah~
>Berlalu

Sarada hanya duduk tenang di dunia yang serba putih, sambil menonton Boruto yang mondar-mandir kesana kemari sambil mengoceh sendiri.
Sarada sepertinya mulai bosan.
Dia tidak mau terus berada di dunia genjutsu buatan Sumire, bedebah sialan itu.
Sarada mulai beranjak dari tempat duduknya.

"Ayah, ibu... Aku terjebaakk!!"

Grep..
Sarada memeluk Boruto dari belakang secara tiba-tiba.

Deg...deg...
Boruto tersentak.
Apa yang baru saja Sarada lakukan?
Apa dia mimpi?
Tidak biasanya dia memeluknya seperti ini.
Tangan Boruto meraih kedua tangan Sarada yang memeluknya.
"Manja sekali." Boruto melirik Sarada yang bersandar di punggungnya.

Sarada makin mengeratkan pelukannya.
"Boruto, apa kau tau? Kita ini sedang diawasi."

"Iya, aku tau."

"Aku ingin, genjutsu ini lenyap saat aku bisa membuatnya cemburu."
'Nya' maksdunya adalah Sumire.

"Eh? Apa bisa?" Boruto jadi bingung.

Sarada tersenyum licik.
"Kau lupa perkataanku ya?"

"Perkataanmu yang mana?"

"Perkataanku setelah aku bertarung dengannya."

Boruto memutar ingatannya pada kata-kata Sarada setelah Sarada bertarung dengan Sumire.
"Sumire, dia anak yatim piatu. Karena dia anak yatim piatu, dia adalah anak yang kurang kasih sayang. Dan dia...sangat membutuhkan kasih sayang. Aku pikir, dia selalu kalah dalam pertarungan, dan aku juga merasakan cakra yang tidak biasa dari dirinya. Hanya saja, Sumire tidak ahli menggunakan cakranya dengan baik, tapi.., dia pandai dalam berkata-kata. Sikapnya sangat lembut, rasa cintanya pada orang yang dia cintai juga sangat besar, kata-katanya juga bisa membuat orang yang mendengarnya berubah pikiran. Tapi, dia sangat membenci orang yang dia cintai itu cinta dengan orang lain. Dan dia juga merasa iri karena tidak bisa hidup seperti mereka. Maksudku, dia selalu bisa dikalahkan dalam hal cinta. Terutama saat kita bersama, karena dia mencintaimu."
Yosh, Boruto ingat dengan kata-kata Sarada saat itu.
Boruto mulai tersenyum miring pada Sarada.
"Aku tau, dia pasti tidak akan tahan kalau kita terkurung di dunia ini. Karena di dunia ini, hanya ada kita, hanya kita,"
Boruto membalikkan badannya.
Dia menyatukan jidatnya dengan jidat lebar Sarada.
"...hanya kita berdua yang ada disini."

Sarada tersenyum.
"Apa kita akan bersenang-senang di dunia putih ini, Boruto?"

Jidat Boruto dan Sarada masih saling menempel.
"Iya, kita akan terus disini. Sampai mungkin waktu memanggil kita berdua."

Wajah Sarada mulai memerah.
"Tidak usah sok romantis." Sarada malu.

Boruto terkikik melihat Sarada yang tersipu.
"Cih, dasar egois. Kau ini sebenarnya bahagia kan?"

Sarada melirik Boruto sebentar.
Lalu menjauhkan jidatnya dari jidat Boruto.
Sarada bahkan membuang muka dari Boruto.
"Kalau perasaan kita menyatu, seharusnya kau tau isi hatiku."
Sarada membelakangi Boruto.

Boruto mendekati Sarada.
"Memangnya kau tau isi hatiku?"

"Tentu saja aku tau."

"Apa?"

Maybe I Need YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang