Season 2. -Akuro.

3.3K 160 58
                                    


Pagi yang indah di dalam hutan.

Wush--
Pagi ini angin bertiup begitu kencangnya.
Membuat Boruto yang sedang menatap keluar jendela merasa curiga.

"Sedang apa kau, anak konoha?"
Sang gadis yang melihat Boruto melamun di depan jendela tiba-tiba bertanya.

Boruto membalikkan badannya.
Dia sudah mengira kalau suara itu, suara gadis yang menyebalkan.
"Bukan urusanmu."
Balasnya jutek.

Sang gadis tersenyum licik.
"Hhh, daripada kau diam saja, lebih baik kau ikut aku mencari bekal makanan." Ajaknya kepada Boruto.

Boruto diam sambil menatapnya sinis.

"Hmph..." Sang gadis menghela nafas keras.
"Daripada perjalananmu berkelana hanya kau habiskan di dalam rumah ini, itu sama saja kau berbohong dengan keluargamu. Lebih baik kau ikut aku." Sang gadis terus membujuknya.

Pandangan Boruto tak lepas menatap sang gadis.
Mata sebelah tertutup poni yang panjang, rambut panjang warna ungu, mulutnya tertutup seperti Kakashi. Apa dia ini, anaknya hokage ke enam?
Ah tidak! Istri saja tidak punya.
Tapi apa yang dia katakan itu benar.
Dan gaya bicaranya sungguh keras dan langsung menuju intinya.
Dia seperti pernah melihat wajahnya sebelumnya.
Siapa dia sebenarnya?
"Baiklah, aku akan membantumu."
Jawab Boruto.
Dia rasa dengan dia membantu, dia bisa menanyakan siapa namanya.

Sang gadis tersenyum tipis, kemudian memakai jasnya.
Berjalan di depan membawa Boruto menuju ke hutan.
.
.
.
Tap... Tap...
Hutan ini sunyi, tak ada suara sama sekali.

"Hey, siapa namamu, dattebassa?"
Boruto memecah kesunyian dan kecanggungan ini.

Sang gadis diam tak menjawab sambil terus meneruskan perjalanan.

Alis Boruto mengerut.
Ini menyebalkan!
"Hey nona, aku bertanya padamu."

Terdengar gadis itu menghela nafas pelan.
"Untuk apa kau tahu?"
Sang gadis balik bertanya dengan nada jutek.

"Agar aku lebih leluasa menyebut namamu."

Sang gadis berbelok, dia melihat jamur yang bisa ia petik dan dijadikan santapan nanti siang.
"Nanti saja kuberi tahu. Sekarang, kau petik tumbuhan itu yang layak untuk dimakan."

Boruto kecewa lagi dengan jawabannya.
Yah apa boleh buat?
Wanita selalu benar.
"Baiklah."
Jawabnya sambil berjalan menuju tanaman yang ia maksud.
.
.
.

Wush--
Angin berhembus, membuat kering peluh Boruto dan sang gadis.

Dalam pikirannya, Boruto terus bertanya-tanya, siapa sebenarnya orang yang sedang bersamanya ini(?)
"Hey,"

Sang gadis menoleh sedikit ke arah Boruto.

"Apa...aku sudah boleh bertanya siapa namamu-dattebassa?"
Boruto melanjutkan permintaannya sejak awal mereka bertemu.

Sang gadis mengasingkan wajahnya, ia berdengus pelan sambil tersenyum miring.
"Kau sungguh penasaran eh, Boruto?"

Boruto mengangguk mantap.
Oh ayolah, sungguh sulit memanggil seseorang jika tidak tau namanya.

Degh!
Sang gadis spontan memegang bagian jantungnya, menunduk, dan menggerutu kesakitan.

"Eeh, kau kenapa--dattebassa?!"
Boruto spontan terkejut melihat dia yang tiba-tiba bereaksi kesakitan,
"Apa ada yang menyerang?"
Kepala Boruto memutar mengawasi sekitar, mencari-mencari keberadaan musuh.

"Rrgh, tidak bodoh! Tidak ada musuh disini." Balasnya sambil menggerutu (masih) kesakitan.

Boruto menoleh ke sang gadis,
"Lalu, apa yang terjadi--dattebassa?"

Maybe I Need YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang