Hal Kecil

10.5K 478 8
                                    

"Sayang" suara laki-laki yang ia benci datang dan masuk ke dalam office dengan tidak sopan.

Pipit tidak menengok kearah suara dan ia sibuk dengan ponselnya.

"Hei! Aku datang bukannya disambut malah di cuekin." Bagas jalan mendekat ke sisi kanan pipit.

"Kamu itu gak sopan ya. Gak ada yang boleh masuk office aku tanpa seizin dariku! Gak bisa baca didepan ada tulisannya? Apa buta huruf? Atau sudah rabun mata kamu?" Pipit tidak senang akan kehadiran bagas yang selalu membuat onar.

Tanpa pikir panjang bagas langsung menghentakkan tangannya ke meja tepat dimana bagas berdiri. "Sebentar lagi aku bakal nikahin kamu! Cepat atau lambat kamu bakal jadi milikku"

"Aku gak sudi nikah sama kamu! Cepat keluar dari sini, aku muak lihat muka kamu!"

"Kamu mau usir calon suami kamu? Heh pit sadar?? Cafe kamu bakal jadi punyaku juga" ketus bagas sambil menjambak rambut pipit.

"Lepasin aku! Tolonggg.." Pipit menjerit dengan nada lebih tinggi lebih dari biasanya.

Dengan sigap Wisnu salah seorang karyawan cafe, datang menolong pipit. Karena baginya, keselamatan seseorang lebih penting.

BRAKKK!!! Suara pintu yang di dobrak oleh wisnu. Dan melihat pipit yang terjatuh ke lantai, rambut berantakan dan memar di lengan kanannya.

"Lepasin pipit!" Suara wisnu berubah menjadi menyeramkan.

"Lo siapa?" Bagas menghempaskan tangan pipit dan langsung terbentur pinggir meja.

"Gua karyawan disini. Tapi gua berhak bantu atasan gua yang diganggu sama setan kayak lo!"

"Jadi karyawan jangan belagu. Lo bisa gua pecat kapan pun gua mau." Bagas berjalan mendekati wisnu yang badannya jauh lebih besar dari dirinya.

"Cepat pergi dari sini. Atau lo bakal rasain akibatnya." Gertak wisnu kepada bagas.

"Gua gak takut" bagas meluncurkan gepalan tangannya kearah muka wisnu namun sayang, wisnu dapat menghindarnya.

Sekarang kebalikannya, wajah bagas menjadi memar dan pelipisnya berdarah akibat pukulan wisnu. Wajar wisnu adalah mantan atlet Taekwondo dan sekarang beralih kerja bersama pipit sekitar satu tahun terakhir ini.

Bagas lari terbirit-birit dan langsung masuk ke mobilnya untuk tancap gas pergi dari cafe milik pipit.

"Mba pipit gak apa-apa?" Wisnu mendekat dan membantu pipit untuk bangkit.

"Makasih ya wisnu" ucap pipit berterimakasih atas bantuan wisnu.

"Kalau gitu, saya keluar dulu ya mba. Maaf sudah merusak pintu office mba pipit. Oiya, mba pipit boleh potong gaji saya" sahut wisnu sambil merunduk.

"Tidak wisnu, saya sangat berterima kasih dengan kamu Sudah menolong saya"

"Sama-sama mba" wisnu menjawab sambil keluar dari office nya pipit.

Pipit kembali merapihkan tampilannya. Dan keluar dari office langsung disambut oleh karyawannya.

"Mba pipit, mba pipit ada yang luka atau tidak? Biar rini antar mba pipit ke dokter ya? Rini khawatir" Ungkap rini kasihan melihat pipit.

"Tidak usah rini, terimakasih kamu sudah mengkhawatirkan saya" sahut pipit menepuk pundak rini dan hendak pergi keluar dari cafenya sendiri untuk pulang kerumah

Sesampainya dirumah, pipit menuliskan kata-kata diatas kertas biru dan kemudian dimasukkan kedalam toples kaca.

Toples kaca itu diibaratkan sebagai ungkapan rasa kesalnya, rasa bahagianya, dan setiap rasa yang pernah pipit rasakan.

KAPTEN LDRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang