Menangislah Dipelukanku.

10.1K 429 13
                                    

Namun, Yudha berkata "Dia siapa?" Ucapan yang meluncur dari mulut Yudha menunjuk kearah Pipit yang merupakan Tunangannya.

Saat hati menahan rindu dan ingin mengungkapkannya terhenti mendengar ucapan kalimat dari Yudha membuat tubuh Pipit menegang seakan disengat listrik, wajah Pipit memerah menahan air mata, hingg saatnya air mata yang mampu meluapkan segala rasa dihatinya.

Pipit berlari keluar ruangan tanpa meminta izin dengan calon mertuanya.

"Permisi.." seorang dokter memasuki ruangan dimana Yudha dirawat.

"Iya.." jawab Ayah.

"Kalian, orang tua dari Yudha?" Tanya dokter tersebut.

"Iya dok." Jawab ibu.

"Mari ikut saya sebentar." Pinta dokter tersebut.

"Baik, ibu tinggal sebentar ya nak." Ucap ibu.

Ibu dan ayah mengikuti kemana arah dokter itu berjalan.

"Jadi, bagaimana keadaan anak saya dok, sampai dia lupa akan tunangannya sendiri?" Sahut ayah sambil membenahi kursi dan duduk disamping ibu.

"Maaf sebelumnya pak, bu" ucap dokter tersebut. "Anak bapak dan ibu, mengalami Retrograde Amnesia"

"Amnesia? Anak saya amnesia dok?" Sahut ibu.

"Baik, saya akan jelaskan. Retrograde Amnesia adalah ketidakmampuan memunculkan ingatan dimasa lalu yang lebih dari peristiwa lupa biasa." Jelas dokter tersebut.

"Kenapa dia bisa seperti itu dok? Apa dia bisa kembali pulih?" Ibu mulai bertanya karena khawatir keadaan anaknya

"Ini bisa terjadi dengan berbagai kemungkinan. Saat Yudha dibawa kemari keadaan dia saat itu kekurangan darah dan memar di bagian kepalanya. Mungkin saat ia bertugas terbentur benda tumpul dengan keras. Akibat kekurangan darah, otomatis oksigen dalam tubuh berkurang dan sebagian otak sulit berfungsi." Papar dokter tersebut.

"Namun, Yudha dapat sembuh seperti yang dulu dengan cara terapi." Jelas dokter tersebut.

"Terapi bagaimana dok?" Sahut ayah.

"Datangi tempat yang pernah ia kunjungi, atau melihatkan foto-foto setahun belakangan ini." Lanjut dokter tersebut.

"Terimakasih dok." Sahut ibu.

Ayah dan ibu keluar dari ruangan kemudian melihat pipit duduk di taman seperti menangis.

Sungguh sangat berat bagi ibu menceritakan ini pada Pipit. Ia pasti akan sedih mendengarnya.

Namun, ibu mencoba berbicara dengan Pipit. "Pit?" Usap tangan ibu di pundak Pipit.

"Iya bu?" Pipit mengusap air matanya.

"Maafkan Yudha ya nak. Atas sikap dia ke kamu tadi." Ibu mulai membuat strategi untuk berbicara pada Pipit.

Jawaban Pipit hanya mengangguk.

"Sebenarnya" Ibu terhenti sejenak.

"Sebenarnya apa bu?" Tanya Pipit.

"Sebenarnya, Yudha mengalami Amnesia Pit." Jawab ibu.

"Apa bu? Amnesia?" Sahut Pipit terhenti mendengar ucapan Ibu.

"Pit, tenang. Yudha dapat sembuh. Ia akan pulih dengan mengunjungi tempat yang pernah ia datangi." Jawab Ibu.

"Kamu mau kan bantu dia pulih?" Pinta ibu.

"Pasti bu. Pasti! Pipit yakin Yudha pasti akan pulih. Walaupun dalam jangka waktu yang lama" jawab Pipit semangat.

KAPTEN LDRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang