26

9.9K 399 7
                                    

"Gak apa-apa kok. Udah sana masuk ke mobil." Timbal ridho pada nida.
_____________

Yudha memberi isyarat ia akan berangkat dengan membunyikan klakson mobilnya. Kemudian yudha melaju dengan kecepatan normal.

"Yudha, apa ibu boleh bertanya?" Sahut ibu disela perjalanan.

"Tentu bu." Jawab yudha melihat ibunya dari spion dalam.

"Gimana untuk kelanjutan kalian ini? Kalian mau menentukan sendiri atau biar kami sebagai orang tua yang menentukan?" Tanya ibu pada yudha.

"Yudha ikut kata ibu saja. Yang penting itu menjadi yang terbaik untuk yudha dan pipit kedepannya." Tegas yudha.

"Kalau begitu, biar ibu, ayah dan bundanya pipit yang berkompromi." Sahut ibu.

"Iya bu, bagi yudha restu orang tua jauh lebih berharga" timpal yudha.

"Anak ayah bijak ya?" Ayah menepuk bahu yudha.

"Iya dong yah, kan ketularan ayah bijaknya" jawab yudha sambil tersenyum.

"Giliran bijak anak ayah. Giliran aku berandalan gak dianggap" sahut rama dari belakang.

"Bukan begitu rama, abang kamu juga dulu berandalan. Lalu dia bersumpah pada dirinya untuk berubah berbanding terbalik dari sifatnya terdahulu. Dan sekarang kamu bisa lihat abang kamu." Sahut ayah.

"Apa rama harus bersumpah seperti abang, agar bisa berubah?" Tanya rama.

"Itu tergantung pada diri kamu ma, kamu berubah atau tidak diri kamu yang menikmatinya." Tegas yudha.

"Kamu udah dipenghujung sekolah. Sebentar lagi kamu Ujian Nasional tingkat SMA. Katanya mau nyusul seperti abang, tapi kamu tidak mau mencoba untuk berubah menjadi pribadi yang lebih baik." Timpal ibu.

"Rama, kakak boleh gak kasih saran untuk kamu?" Sahut pipit pada rama.

"Boleh dong kak. Apa itu sarannya?" Jawab rama pada pipit.

"Kamu relakan masa remaja kamu demi masa depan yang bahagia, kamu ngerti kan maksud kakak?" Ungkap pipit.

"Sebenarnya aku masih kepengen nongkrong bareng, main bareng, lampung ini masih luas dan masih banyak yang belum aku kunjungi" timpal rama.

"Ma, sukses dulu. Baru kamu bisa pergi kemana yang kamu mau. Disaat semua orang lain sibuk mencari kesuksesan, kamu sudah menikmati kesuksesan." Sahut yudha kepada adiknya.

"Rama, abang kamu waktu SMA walaupun dia ketua osis, bandel banget. Kadang gak ngerjain PR, tugas ditinggalkan. Sibuk dengan ekstrakurikuler Taekwondonya. Tapi, entah kenapa guru gak pernah marah sama dia." Pipit memulai mencairkan suasana

"Ya gimana guru gak marah, muka dia aja seram menakutkan" Rama menjawab sambil tertawa.

"Terus, hina aku sesuka kalian. Kalian semua suci aku penuh dosa" yudha menjawab dengan mimik muka yang melawak.

Seketika mobil yang begitu dingin karena AC seketika hangat oleh lelucon lelucon mereka.

Rama yang sedari tadi melihat nida memegang dan mengotak atik ponselnya pun menegurnya.

"Sibuk bener chatting orang satu ini" rama melirik kearah nida yang berada disampingnya.

"Apasih ganggu deh" sahut nida.

"Kamu chat sama ridho ya da?" Sahut yudha dari depan.

"Ih.. apa enggak loh" jawab nida dengan pipi memerah.

"Tuh pipinya udah kayak udang rebus" sahut pipit melihat nida.

"Kak pipit mah" wajah nida semakin tersipu malu.

KAPTEN LDRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang