21

10.9K 443 0
                                    


"Pit, sabar ya" satu kalimat yang membingungkan.

"Sabar apaan?"

"Tunggu rama sembuh, nanti kita pulang dan aku akan menepati janjiku kepada ibumu." Ungkap yudha dari dasar hatinya.

"Dha, kayaknya kita perlu beli buah deh" Pipit beralih topik.

"Oh iya, ayo kita beli." Mereka berjalan keluar rumah sakit untuk membeli buah-buahan.

"Pit, kenapa tiap kali aku ungkapin isi hati aku ke kamu, kamu selalu merubah topik pembicaraan?" Yudha Bertanya

"Bukannya gitu dha, tapi--"

"Tapi apa?" Yudha memotong pembicaraannya.

"Tapi, aku gak mau terbawa suasana." pipit menjawab pelan.

Yudha hanya tersenyum melihat tingkah pipit dan membuat pipit melting melihatnya.

"Kamu suka buah apa?" Pipit mengalihkan pembicaraan.

"Gimana kali, mau jadi calon isteri gak tau calon suaminya suka buah apa." Yudha melirik pipit dihadapan tukang buah tersebut.

"Kalian mau nikah?" Ucap tukang buah tersebut.

"Sebentar lagi mas, doakan saja." Yudha menimpal pertanyaan tukang buah tersebut.

"Lamaran aja belum, udah ngebet nikah?" Pipit berbisik pelan dengan mata menyeringit.

"Cocok loh kaliam berdua, serasi sekali--"

"Pipit?!" Seorang laki-laki memotong ucapan dan menarik tangan pipit.

"Bagas?" Pipit melihat wajah pria itu "lepasin aku" pipit mencoba melepaskan tangan bagas yang menggenggamnya erat.

Mendengar nama bagas disebut oleh pipit seketika darah mengalir ke ujung kepala yudha.

"Mas, mas, lepasin kasian dia cewe." Yudha mencoba melepaskan genggaman tangan bagas.

"Lo siapa? Berani lo lawan gua?" Emosi bagas memuncak.

"Sabar mas, kenalin saya yudha." Yudha mengulurkan tangan dan menggeser tubuh pipit kearah belakang tubuhnya.

"Gak usah sok basa-basi lo!" Bagas meluncurkan gepalan tangannya ke arah wajah yudha dan mendarat di tulang pipi yudha.

"Mas, tolong jaga sikap mas." Yudha memegang tulang pipinya yang mulai memerah.

"Halah! Tentara apa lo cemen! Baru aja di hajar dikit--"

"Mas, tolong jangan ganggu ketertiban disini" yudha memotong pembicaraan agar tidak terjadi perkelahian.

"Halah! Banyak bacot!" Kembali gepalan tangan itu meluncur ke wajah yudha.

Yudha yang sedari tadi menahan emosi, akhirnya emosi itu terluapkan saat satu kali pukulan tangan yudha menghajar pelipis bagas sampai berdarah.

"Yudha! Udah stop!" Pipit menjerit memberhentikan perkelahian mereka.

Yudha menarik kerah baju bagas dan "pergi lo dari sini" yudha mulai kesal akan tingkah bagas yang semena mena.

Bagas pergi berlari menjauhi yudha dan pipit.

"Udah dha, udah. Kita disini buat beli buah. Bukan buat berkelahi." Pipit mengelus pundak yudha.

"Maaf ya mas, gaduh. Berapa ini, apel, anggur sama jeruknya?" Yudha langsung mengeluarkan dompetnya untuk membayar buah.

"112.000 mas"

"Makasih mas" yudha memberikan dua lebar uang seratus ribu dan pergi menuju rumah sakit bersama pipit.

KAPTEN LDRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang