Shy

10.4K 371 27
                                    

"Ya enggak lah pit, kamu ini ada ada aja" balas Yudha sambil mengusap lembut kepala isterinya dan kembali terduduk.

"Ughh, rusak nih rambut aku" gerutu Pipit.

Yudha membalas dengan mencium kening istrinya dan keluar mobil mencoba membuka pintu pagar rumah itu dan mengajak Pipit masuk.

"Sayang? Ayo" Yudha menghampiri Pipit mengajak masuk kedalam rumah.

"Ini rumah siapa dha?"

"Rumah kita" Yudha memandang wajah Pipit dengan penuh makna.

Pipit memperhatikan gerak gerik tubuh Yudha.

Di tengah ruangan yang terkesan romantis. Ya romantisnya Yudha itu simpel. Mawar. Ya hanya mawar yang terlihat di sekeliling ruangan itu.

Entah karena kurang update tentang hal percintaan atau terlalu pasif dalam hal cinta. Cinta dimasa lalu membuat ia trauma dan berfikir panjang untuk memulai jatuh cinta.
Namun, Pipit datang, jatuh dan menetap di hatinya.

"Aku ganteng ya?" Yudha mendekatkan hidungnya ke hidung Pipit.

"Enggak dha, aku bingung" Pipit mendorong Yudha agar menjauh.

"Bingung kenapa?" Tanya Yudha dengan menangkup kedua tangannya  diwajah Pipit.

"Ini rumah siapa?" Tanya Pipit sambil melihat ruangan yang bertema monokrom.

"Ini mahar buat kamu. Kan waktu ijab qobul aku ucapkan sayang, kamu gak denger?" jawab Yudha sambil menatap pipit.

"Aku mendengarnya Yudha, aku hanya berpura-pura lupa" Jawab Pipit  ringan dengan senyuman manisnya.

Yudha merangkul pinggang Pipit dan berkata "kamu tahu, bagaimana aku mencintaimu untuk pertama kalinya?"

"Apaan tuh? Aku ingin tahu?" Balas Pipit sambil memainkan kumis tipis suaminya.

"Aku mencintaimu seperti didalam wahana permainan"

"Berarti kamu main-main dong?" Jawab Pipit kesal.

"Di wahana permainan, aku bisa mengenal apa itu kamu..
Saat aku memasuki pintu wahana, aku dapat mengenalmu lebih jauh..
Disaat merasakan permainan didalam wahana tersebut, aku dapat merasakan indahnya bersamamu..
Disaat aku merasakan kesenangan, aku tahu bertapa bahagianya bersamamu..
Tapi sayang, aku tak ingin keluar dari wahana itu" Jawab Yudha sambil menyelipkan sebagian rambut di telinga Pipit.

"Aku tahu jawabannya" balas Pipit cepat.

"Apa coba?" Yudha menantang Pipit

"Jika keluar dari wahana, hanya mengingat kembali apa yang dirasakan..
Ketika wahana tersebut telah tiada? Kita hanya dapat menerima dengan lapang dada..
Betul tidak??" Jawab Pipit sambil tersenyum manis.

"Salah!" Yudha menggertak.

"Maaf in aku, jangan marah dha" Pipit menunduk didalam pelukan Yudha.

"Aku cuman nge-tes kamu sayang, aku mau isteri aku gak lemah. Mau di gertak siapapun kamu tegar. Karena gak selamanya aku berada disampingmu." Yudha memeluk Pipit erat.

"Aku sangka kamu marah beneran"

"Buat apa marah sama isteri sendiri, itu hal terbodoh yang dilakukan suami. Kecuali, kalau kamu sudah melanggar" Yudha mengacak rambut Pipit.

"Yuk, liat isi rumah lagi" Yudha merangkul Pipit.

Hampir seharian Yudha dan Pipit membersihkan rumah mereka. Memang, belum banyak barang yang terdapat dirumah itu.

KAPTEN LDRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang