Zen sudah terengah-engah, dia sedari tadi berusaha mengeluarkan listrik hitam tapi tidak dapat besar selalu muncul sangat kecil.
"Coba lagi! Kamu gak boleh menyerah," ucap Kiezi begitu entengnya. "Hoshh... hoshhh... istirahat dulu, aku sangat lelah kau tak liat?" Tanya Zen tak habis fikir dengan Kiezi.
"Tak ada alasan! Kau harus bisa! Kau bilang kau sanggupkan? Jadi kau tak boleh menyerah! Aku juga yakin kamu itu laki-laki kuat tau."
Zen menghela nafasnya kasar lalu berdiri dan mulai merentangkan tangannya ke atas lalu memusatkan fokusnya dengan memejamkan matanya.
Zen diam, lalu keluar kemercik suara seperti listrik, perlahan listrik itu tersambar ke atas dan membuat langit sangat gelap. Kiezi tersenyum, "lihat? Kau bisa Zen. Kau tak boleh selalu menyerah! Kau pasti bisa, nyatanya sekarang kau bisa mengeluarkan walaupun harus belajar mati-matian," ucap Kiezi sambil tersenyum ke arah Zen.
"Setelah ini kau harus bisa meredam petir itu lagi," ucap Kiezi mulai serius lagi. Zen berpikir lalu mengarahkan tangannya keatas lalu menarik kembali listrik yang tadi membentuk petir tadi.
Lama-lama kelamaan listrik tadi menyulur kembali ketangan Zen lalu menghilang pergi. Kiezi tersenyum, dia tak salah memilih Zen sebagai kesatrianya. "Baiklah se-"
"Kiezi kamu ini kejam sekali, lihatlah Zen itu sudah lelah, memang dia vampir?" Tegur Gleya membuat Kiezi mengerucutkan bibirnya kesal. "Mending kalian istirahat sajalah."
Mereka berdua mengangguk dan menuju ke dalam mansion. Galeo menatap Gleya membuat Gleya salah tingkah sendiri. "Ada apa Galeo? Ada masalah?" Tanya Gleya membuat Galeo menggeleng.
"Tidak ada." Galeo berjalan berbalik ke dalam manssion. Gleya menghela nafas kasar, dia menatap ke arah langit, dia sungguh khawatir apa yang akan dilakukan oleh musuh mereka.
Monster bermata lima tadi saja sangat sulit dikalahkan apa yang akan dilakukan oleh musuh mereka, dunia bawah yang membuat masalah dan mereka takkan membiarkan bangsawan berdiri tegak.
Gleya tersenyum kecut, seandainya saat itu ia bisa mencegah laki-laki itu untuk membuka portal dunia bawah mungkin tidak akan ada yang mengetahui tentang dunia bangsawan.
"Bevan aku tak tau kau dimana? Tapi aku akan melindungi mereka dengan kekuatanku," desisnya tajam lalu masuk dan tertutup mansion kebangsawaan itu.
---
"Begini kalian akan masuk ke akademi vampire school," ucap Gleya membuat Kiezi mendengus kesal dan malas. "Kenapa? Aku tidak mau!" Bantah Kiezi kesal.
"Kalian harus bisa melindungi diri kalian, disana kalian akan dilatih berbagai macam keahlian Vampir ataupun Vamore," ucap Gleya menatap ke arah kedua pasangan baru vampir dan vamore yang pastinya Kiezi Lucifer dan Zenard Fiolasond.
"Oke terserah aku akan ke sana, juga karena Zen perlu pembelajaran," ucap Kiezi sambil menghisap kembali darah ditangan Zen. Zen membiarkan saja, Zen terlalu mencintai Kiezi.
"Kau sudah bisa menggunakan listrikmu kan?" Tanya Gleya membuat Zen mengangguk. "Racun naga?"
Zen menaikkan salah satu alisnya pertanda ia tidak tau. "Dia belum bisa Bunda, baru bisa listrik saja," ucap Kiezi yang menjawab.
"Oh, nanti kau harus belajar. Kau itu berwujud naga hitam. Kalau Galeo berwujud elang," ucap Gleya memperjelaskan.
"Bunda, kau tak mengajar di Vampire School?" Tanya Kiezi. "Aku tidak mengajar dia yang mengajar, aku malas. Aku juga harus mencari tau tentang Bevan, aku harus menghentikan dirinya," ucap Gleya.
"Ya sudah kalau gitu."
"Kamu bisa masuk mulai besok, besok adalah seleksi," ucap Gleya. Kiezi dan Zen mengangguk mengerti.
"Ya sudah lebih baik kalian istirahat saja."
---
Zen langsung mendorong Kiezi merapat ke dinding, dia langsung mencium bibir Kiezi penuh nafsu. Dia benar-benar bernafsu sekarang.
Kiezi saja menerima dengan senang hati. Dia membuka pakaian Zen lalu meminum darah Zen, Zen lagi-lagi diam.
"Sakit?" Tanya Kiezi pelan. "Tak, tak apa minum saja sepuasmu. Tapi jangan membunuhku." Kiezi tersenyum lalu menempelkan tangannya dimulut Zen. Lalu dia meminum kembali darah Zen.
Dia menarik kembali kepalanya lalu mencium bibir Zen, Zen memeluk erat Kiezi lalu menikmati ciumannya dengan Kiezi. Kiezi membuat Zen benar-benar puas.
Sekali lagi! Kiezi meminum darah Zen. Zen membiarkan darahnya diminum sepuasnya oleh orang yang sangat ia cintai. Dia benar-benar dibutakan oleh cinta.
---
"Kau kenapa Gleya? Wajahmu terlihat sangat khawatir?" Tanya Galeo saat melihat wanita yang sangat muda ini terlihat sangat khawatir.
"Galeo tolong kau kirim surat bantuan ke keluarga bangsawan vampir kalau Bevan sudah mulai bergerak kembali. Buat mereka dengan pertahanan supaya tidak mudah dimasuki monster."
Galeo hanya menurut lalu mengambil kertas dan membuat suratnya, dia mengeluarkan burung pengirim lalu memberikan suratnya itu lalu menerbangkan burung itu.
Galeo sedikit khawatir dengan keadaan Gleya, dia lantas mendekat dan langsung meminumkan darah miliknya ke bibir Gleya. Gleya diam karena sangat terkejut.
"Jangan khawatir, semuanya pasti baik-baik saja," ucap Galeo saat melepas bibirnya dari bibir Gleya. Gleya memeluk tubuh Galeo.
Galeo diam lalu membalas memeluk Tubuh Gleya. Jujur saja dia memang mencintai wanita vampir itu. Gleya Lucifer.
---
VINAANANTA
REVISI : RABU, 4 OKT 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
BLOOD ✔
VampirgeschichtenBook #1 BLOOD Series (Completed) [18 +] Aku Kiezi Lucifer, aku adalah seorang vampir yang kejam. Aku mempunyai seorang vamore, dia adalah Zenard Fiolasond. Dia yang bisa membuat aku tersenyum. Umurku sekarang sudah ratusan tahun lebih. Aku adalah v...