Kedua tubuh Fiola dimasukan ke dalam peti mati, walau Bevan sudah tidak memiliki vamore, itu tidak masalah baginya karena dia setengah iblis.
Tapi Bevan tetap harus mencari manusia yang bisa dia jadikan vamore nantinya. "Bevan, kau harus mencari vamore ba--"
"Nanti aku akan mencarinya," potong Bevan dingin, Gleya terdiam dengan suara dingin Bevan. Kiezi yang ada di belakang keduanya hanya diam lalu berbalik dan pergi diikuti oleh Zen serta Galeo yang memilih keluar juga.
Gleya memeluk tubuh Bevan erat seakan-akan takut Bevan akan pergi, "apa salahku?" Suara Bevan membuat Gleya melepaskan pelukannya. Dia tidak mengerti maksud dari perkataan suaminya ini.
"Apa maksudmu?" Tanya Gleya yang dibalas dengan tatapan sendu dari sosok Bevan, Gleya terdiam.
"Bevan."
"Apa?"
"Aku ingin kau jujur, jangan bohongi dirimu sendiri. Jangan pernah buat dirimu tersiksa." Lirih Gleya pelan, matanya tampak berkaca-kaca.
"A-apa maksudmu?" Tanya Bevan kebingungan. Dia tidak mengerti maksud Gleya berbicara seperti itu.
"Kamu mencintainyakan? Kau mencintai Fiolakan? Jujur sajalah, dari raut wajahmu saat kamu sangat khawatir dengan Fiola. Aku tahu itu Bevan. Kau mencintainya." Lirih Gleya dengan air mata yang sudah turun deras.
Bevan terdiam, dia terdiam. Dia juga tidak mengerti dengan perasaannya. Dia tidak terlalu mengerti, apakah dia mencintai Fiola atau Gleya.
"Maaf."
---
Kiezi menancapkan gigi taringnya di leher mulus Zen, Zen diam saja dan tidak peduli dengan kelakuan Kiezi karena itu sudah biasa.
"Zen." Panggil Kiezi sangat pelan, Zen menatap perempuan yang berhati kejam tapi juga baik hati itu. Sampai sekarang dia masih mencintainya.
Kalau dilihat belum lama mereka pindah ke kota ini tapi mereka juga sudah mendapat banyak sekali masalah. Perperangan akan tetap berjalan karena bagian pendiri kaum iblis masih berlanjut.
Juga bisa saja Hans ayah Delia yang tiba-tiba saja menghilang. Entah apa yang akan mereka lakukan nantinya.
"Ki, kau terus memaksakan dirimu."
"Tidak apa Zen, aku harus melakukan ini toh aku adalah ratu dari keluarga Lucifer sudah pasti aku harus berusaha yang terbaik bagi kita dan semuanya," ujar Kiezi dengan senyum yang dipaksakan.
"Menurutmu Fiola bisa dibangkitkan tidak?" Pertanyaan Zen membuat Kiezi terdiam, dia tahu cara membangkitkan Fiola. Dia sangat tahu tapi itu harus mengorbankan nyawa, bukan! Bisa saja orang yang mencoba membangkitkan lagi Fiola itu mati atau hidup tidak tahu.
"Bisa, tapi kita yang membangkitkan harus mengorbankan nyawa kita. Memang tidak semuanya akan mati tapi kalau takdir tidak berpihak kepada kita ya begitulah."
"Ohh... siapa yang bisa membangkitkan Fiola?" Tanya Zen membuat Kiezi mengerjapkan mata bingung, kenapa Zen seperti ingin Fiola dibangkitkan kembali?
"Kau ingin sekali Fiola bangkit ya?" Tanya Kiezi yang membuat Zen menatap ke arah lain, dia masih sadar kalau Fiola itu adalah saudara Zen jadi tentu saja Zen ingin Fiola kembali hidup walaupun mereka sekarang sudah bukan saudara lagi.
"I-itu... i-iya sih..." jawab Zen dengan nada bingung sangat bingung.
"Aku."
"Aku? Maksudmu apa Ki? Aku? Kenapa?" Tanya Zen dengan nada sangat bingung. Kiezi menatap Zen dengan tatapannya yang membuat Zen terdiam.
"Aku bisa membangkitkan kembali Fiola."
---
Zen berdiri di balkon kamarnya, dia benar-benar tidak tahu kalau Kiezi yang bisa saja membangkitkan kakaknya, dia tidak tahu dan juga tidak mengerti.
"Hah... gimana ya?" Gumam Zen pelan dengan nada kesal. Dia menatap ke arah langit yang sudah gelap karena hari sudah malam.
Angin malam yang terasa menusuk di kulit Zen, anginnya membuat dia benar-benar kedinginan. Tiba-tiba sebuah ingatan dia dengan kakaknya kembali terbayang di kepalanya. Dia mengacak-ngacak rambut coklatnya. Dia menghembuskan nafasnya secara kasar.
"Apa yang harus aku lakukan?"
---
VINAANANTA
REVISI : SELASA, 10 OKTOBER 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
BLOOD ✔
VampiriBook #1 BLOOD Series (Completed) [18 +] Aku Kiezi Lucifer, aku adalah seorang vampir yang kejam. Aku mempunyai seorang vamore, dia adalah Zenard Fiolasond. Dia yang bisa membuat aku tersenyum. Umurku sekarang sudah ratusan tahun lebih. Aku adalah v...