[50.]Darah

3.6K 193 5
                                    

"Itu adalah darah renkarnasi," ujar Kiezi.

Kinan terkejut lalu menatap bingung ke arah Kiezi. Tatapan yang diberikan Kinan justru terlihat seperti tatapan kebencian penuh dengan kemarahan.

"Aku tidak memintamu untuk menjawab!" Bentak Kinan kesal. Kiezi tersentak kaget tapi tetap memasang wajah datar.

Hening.

Ruangan kerja milik Bevan tiba-tiba hening. Tanpa ada suara dari semua orang yang ada di dalamnya. Hingga sebuah suara berat membuat mereka menatap ke arah suara berat itu.

"Lama tidak bertemu Kiezi," ujar seseorang. Kiezi terdiam mendengar suara itu, lalu tatapan dia menjadi sangat tajam.

"Loyard."

"Ya ini aku Loyard! Teman masa kecilmu," ujar Loyard sambil tersenyum senang. Tapi senyum Loyard hilang saat dia mencium bau aneh di tubuh Kiezi.

"Kau... kau sudah ada yang menandai?" Tanya Loyard tak percaya.

Apa maksudnya? Batin Kinan bingung. Kinan tidak mengetahui posisinya bagaimana.

"Apa maumu kemari Loyard?" Tanya Bevan pelan.

"Oh, Bevan... lama tid--"

"Apa maumu!? Cepat pergi dari sini!" Teriak Kiezi. Dia berjalan mendekat dan langsung berdiri tepat di depan Loyard lalu melayangkan pukulan telak untuk Loyard.

Loyard terbanting ke belakang hingga tubuhnya menghantam dindinh. Dia merintih kesakitan dan menggeram kesal.

"Aku datang kemari baik-baik, bukan sebagai musuh!" Bentak Loyard.

"Oh ya? Bukan sebagai musuh? Setelah kau meninggalkan aku di runtuhan itu!? Berapa tahun Loyard? Seribu tahun lamanya!" Bentak Kiezi denga kekesalan amat tinggi.

"So-soal itu... itu... itu..."

"Kenapa kau tak bisa jawabkan?" Tanya Kiezi dengan tampang sinis.

"Mungkin seharusnya saat itu aku tidak pernah menjadikan kamu vamore! Harusnya kau itu tidak hidup di sini!" Kiezi mengeluarkan rantai kematiannya dan langsung menyerang Loyard dan melemparnya keluar jendela.

Tubuh Loyard langsung terlempar keluar dan menghantam pohon hingga pohon itu tumbang. "Menyakitkan?"

"Si-sial..." desis Loyard tajam.

Dia semakin kuat saja? Batin Loyard.

Dia adalah mantan vamore milik Kiezi? Batin Zen kaget.

Dia vamore Kiezi yang dulu? Kalau begitu aku bisa... batin Kinan.

"Bagaimana kau bisa sekuat ini?" Suara Loyard terdengar sangat lemah dan tidak bertenanga.

"Aku bisa sekuat ini? Coba saja kau pikir sendiri! Aku sekuat ini karena apa!" Bentak Kiezi yang sudah di depan tubuh Loyard yang lemah.

"Cih... kau pikir hanya kau yang kuat?" Loyard berbicara seperti meremehkan Kiezi.

Kiezi diam dan tetap tenang, Zen, Bevan, Kinan, dan Fiola yang ada di belakang menunggu Kiezi.

"Cih... terserah kau! Aku tidak peduli! Lebih baik kau pergi dari sini," ujar Kiezi tajam dan juga tenang.

"Tenang aku akan kembali nantinya! Aku akan kembali lagi dan membuat hidupmu sengsara Kiezi!"

---

"Dia vamore milikmu yang dulu?" Suara Zen sedikit penasaran dan itu diangguki oleh Kiezi.

"Dia adalah vamoreku yang pernah meninggalkanku dulu. Dia manusia yang pertama-tama aku percayai tapi sayang dia menghianati kepercayaanku dan meninggalkanku lalu hubungan darah tuan dan vamore kami hilang begitu saja. Aku juga sudah melupakan itu tapi sepertinya aku tetap harus mengingatnya karena dia harus aku bunuh atau tidak dia akan membahayakan dunia entah dunia vampir ini maupun dunia manusia," ujar Kiezi panjang lebar dan semua yang ada di ruang utama kerajaan Lucifer memperhatikan.

"Kenapa dia harus dibunuh?" Tanya Kinan yang terlihat kurang suka dengan pernyataan Kiezi. Kiezi mengernyit.

"Dia memangang buku hitam atau bisa buku larangan. Dia bisa saja menggunakan buku hitam itu untuk menghancurkan dunia," jawab Kiezi dengan tenang dan tanpa ada rasa kekhawatiran sama sekali.

Kinan diam dan tiba-tiba dadanya terasa sakit dan lehernya terasa seperti terbakar. "Akhhhhh!"

Semua orang yang ada di dalam ruangan itu menengok ke arah Kinan dengan kebingungan. Gleya yang ada di sebelah Kinan langsung mendekat dan bertanya tapi Kinan terus mengerang dan kesakitan hingga tubuh Kinan terlempar dan membentur dinding. Lalu tubuh Kinan kembali terlempar dan tubuh Kinan mengeluarkan cairan biru. Itu darah renkarnasi milik Kinan. Kiezi yang dari tadi merasa aneh langsung sadar dan mulai mengawasi tubuh Kinan yang terus terlempar dan terus menghantam dinding.

Tubuh Kinan tergeletak tak berdaya di atas meja. Semuanya berniat menolong tapi lagi-lagi tubuh Kinan terlempar dan Kinan mengerang kembali. Gleya kebingungan dan meneriakan nama Kinan berkali sambil menangis. Sedangkan yang lain berusaha menarik tangan Kina tapi tidak berhasil.

"Pergi dari situ, kalian semua menyingkirlah... itu bahaya," ujar Kiezi sambil mengembangkan sayapnya dan terbang ke atas sambil mengeluarkan rantai miliknya.

Sial, dia terlalu cepat... batin Kiezi kesal sendiri.

Dengan kecepatan Kiezi dan mata merah yang jeli miliknya dia langsung menangkap tubuh Kinan menggunakan rantai dan langsung melemparkan tubuh Kinan ke arah Zen yang ada di bawahnya. Zen langsung menangkap dan meletakkannya di bawah.

"Zen berikan dia darahmu! Atau dia akan mati," ucapan Kiezi berhasil membuat semuanya kaget.

Mereka semua yang ada adalah Bevan, Zen, Fiola, Gleya, Galeo, dan beberapa prajurit tangguh dari keturunan bangsa vampir kerajaan Lucifer.

Zen terdiam lalu menatap tubuh Kinan yang penuh dengan cairan biru atau itu adalah darah renkarnasi. "Ba-baiklah," ujar Zen dengan pelan.

Kinan mengangkat pelan tubuh Kinan dan mendekatkan kepala Kinan ke lehernya lalu Kinan meminum darah Zen.

Kiezi yang ada di atas langsung menatap tajam ke arah rantai yang berhasil menangakap orang dari tadi melempar tubuh Kinan.

"Lama tidak bertemu Kiezi."

---

VINAANANTA

REVISI : RABU, 11 OKTOBER 2017

BLOOD ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang