[29.]Masa lalu

3.6K 215 10
                                    

"Bertanyalah tentang Isabel."

Darvo terdiam mendengar nama ibunya disebut, dia tidak tahu apa yang harus ia lakukan sekarang. "Apa maksudmu?" Tanya Darvo dengan kening berkerut.

"Hah... seratus tahun lalu, Isabel hampir mati. Bunga mawar yang..."

Flashback (ON)

Kiezi berjalan menuju ke pegunungan Yeroda, dia akan mengambil bunga mawar yang bisa menyembuhkan Gio--anjing kesayangannya. Saat ini Kiezi sudah dewasa.

Kiezi terus berjalan tidak peduli dengan cuaca ataupun segalanya yang membahayakan, untuk sekarang dia hanya ingin Ilyo, Elo, dan Gio kembali bermain bersama.

Kedua kucing kembar selalu menunggui si anjing kesayangan Kiezi, Gio sakit dia harus mengambil bunga mawar untuk dia berikan kepada Gio.

Sampailah Kiezi di sebuah gunung yang amat tinggi ini, dia berjalan dan mencari bunga mawar itu. Hingga dia menemukannya dan memetiknya, dia berbalik dan segera berjalan dengan senyum yang mengembang kesenangan.

"Permisi." Seorang perempuan amat cantik tiba-tiba memanggil Kiezi, Kiezi mengerutkan keningnya, untuk iblis berada di sini?

Ya orang itu adalah iblis, tapi tidak seutuhnya iblis dia dapat mencium bau manusia dari diri manusia itu.

"Ada apa?"

"Bolehkah aku meminta bunga mawar itu? Bunga itu untuk bunda Isabel di kerajaan Iblis, dia sedang sakit keras," Kiezi terdiam, dia menganggap sosok perempuan cantik di depannya ini tidak punya pikiran sama sekali.

"Aku duluan yang mendapatkannya! Jadi tidak mungkin aku memberikannya kepadamu! Ini juga untuk Gio anjing kesayanganku."

"Begitu? Tapi apakah sebegitu pentingnya anjingmu itu? Dia lebih penting daripada ibunda Isabel yang ad--"

"Aku tidak kenal dengannya! Memangnya kau ini siapa?"

"Aku Monica, aku adalah penjaga bagi pangeran Darvo. Sekarang kami sedang mencari bunga mawar karena ibunda Isabel sedang sekarat," jawab Monica dengan sangat sopan.

"Aku tidak peduli! Dia urusanmu! Kau kurang cepat saja, jadi aku juga memerlu--"

"Saya mohon nona, saya sang--"

"Tidak peduli aku tidak peduli!" Bentak Kiezi dengan sangat kesal. Monica terdiam, dia berbalik dan berniat pergi.

Kiezi terdiam, dia tidak berpikir sekali lagi, itu bunda dari seseorang, lebih penting Gio atau bunda pangeran Darvo?

Kiezi menghela nafas, dia tidak sejahat itu. Dia berlari kecil lalu memanggil Monica. "Tunggu!"

Monica berhenti berjalan lalu berbalik, "ada apa nona?" Tanya Monica dengan sangat sopan.

"Ini, aku juga punya ibu. Maaf aku tadi sedang tidak berpikir jernih. Walau pada ahkirnya anjingku itu harus mati... tapi... aku juga tidak mau dihanggap oleh orang lain jahat. Sepertinya Isabel itu sangat penting bagimu dan Darvo."

Monica terdiam dia tersenyum, "siapa nama anda?"

"Kiezi, Kiezi Lucifer anak dari Raja Bevan dan Ratu Gleya yang memimpin segala bangsa vampir," jawab Kiezi, Monica melotot lalu kembali tenang kembali.

"Saya akan ingat nama anda putri Kiezi."

"Baiklah, cepatlah kembali."

Monica mengangguk dan segera pergi dari gunung itu, Kiezi menghela nafas lalu pergi menuju kembali ke istananya. Walaupun dia sudah tidak bisa melihat Gio nantinya tapi dia tetap senang. Bisa membantu orang lain.

Flashback (OFF)

Darvo terdiam mendengar penuturan dari Kiezi, jadi benar apa yang diberitahu oleh Monica itu adalah benar. Kiezi mengorbankan anjing kesayangannya. Dia merelakan bunga itu untuk Isabel, sedangkan Kiezi merelakan Gio begitu saja.

"Aku memang kejam, tapi aku masih mempunyai bunda yang aku sayang. Alasan karena kamu dan ayahmu membenci klan vampir karena Isabel dibunuh oleh bangsa vampirkan? Ya memang kami yang membunuh, tapi... tapi itu semua harus dilakukan."

"Kenapa?"

"Sesuatu telah terjadi dan aku juga tidak tahu... tidak ada yang tahu kenapa Isabel harus dibunuh kecuali ayahku ataupun juga ibuku. Aku juga tidak tahu," jawab Kiezi dengan menatap ke arah lain.

Kiezi melepaskan Darvo, Darvo berdiri dan menghela nafas. Kerajaan kesayangannya telah hancur tidak lagi berbentuk.

"Pergilah, aku mengampunimu. Tapi tidak dengan ayahmu. Dia sudah hampir membuat bangsa vampir punah. Dia juga sudah tidak ada karena ayahku yang membunuhnya. Maaf." Kiezi sudah menjadi kembali seperti sedia kala.

Pakaiannya yang sudah robek, gaun istana yang tidak lagi bagus dan terlihat di sana banyak darah dan bau amis.

"Ya sudah... aku akan pergi."

---

VINAANANTA

SELASA, 10 OKTOBER 2017

BLOOD ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang