[19.]Hidup kembali

4.5K 269 19
                                    

"Hei, jangan anggap aku sudah mati, dan seaslinya aku juga senang sebenarnya mati sekali membuat tubuhku kembali lagi. Kau kira aku sudah mati hahh?"

"Tidak mungkin, kau! KIEZI!"

Kiezi hidup kembali, walau pakaian yang ia kenakan banyak darah hitam serta bercampur dengan darah merah. Dia masih hidup. Mereka semua tidak percaya. Sudah jelas-jelas tadi kepala dan tubuhnya sudah terpisah. Kenapa dia masih bisa hidup?

Zeras menarik tubuhnya ke arah lain, dia memuntahkan darah miliknya. "SIALAN!" Teriak Zeras marah.

Dia melesat dan langsung membelah tubuh Kiezi, memang sudah terbelah, tapi tiba-tiba tubuh itu kembali tersambung dan Kiezi melesat cepat ke arah Zeras dia memotong tangan kiri Zeras, Zeras berteriak keras.

Sakit rasanya.

"Ada apa? Sakit? Tenang saja nanti kalau kau sudah mati perlahan itu akan tambah sakit dan akan menyenangkan dirimu itu," ujar Kiezi dengan senyum sinisnya.

Zeras berlari berusaha menjauh dari Kiezi tapi sayang kecepatan Kiezi lebih cepat daripada dirinya. Kiezi langsung memotong kaki kanan Zeras.

"ARGGGGGHHHHHH!"

Kiezi tertawa kecil, semua yang melihat ngeri dengan sosok Kiezi. Mereka tahu kalau Kiezi itu kejam tapi mereka tidak tahu kalau Kiezi sekejam itu. Mereka masih bersyukur karena mereka tidak pernah membuat masalah dengan Kiezi kecuali Hans dan anaknya Delia.

Kiezi tertawa sinis, dia melihat dua potongan tangan Zeras yang perlahan menjadi abu. Abu itu tertepa angin dan pergi tidak tahu ke mana. Sedangkan Zeras berusaha berlari tapi lagi-lagi dia terjatuh.

"Kau bilang kau adalah raja iblis? Kau bilang kau akan menunda perperangan ini? Kau bilang juga kau tidak akan menghancurkan kota vampir ini? Tapi ini apa? Kau sudah menghancurkan semuanya! Kau membuat semuanya hilang! Kau membuat aku murka. Kau tidak akan aku ampuni!" Bentak Kiezi yang memotong kaki kanan Zeras dan teriakan nyaring kembali terdengar.

Zeras terus berusaha menjauh, air mata turun. Dia tidak menyangka Kiezi bisa sekejam ini. Dia juga tidak tahu kalau tidak mudah mengalahakan sosok Kiezi, dia juga tidak tahu kalau ternyata takdirnya mati di tangan sosok Kiezi.

"Ki-Kieizi, kumohon ampuni aku. Kumohon Kiezi, kumohon. Aku salah maafkan aku," lirih Zeras sambil berusaha menahan tangis karena kedua kakinya yang telah dipisahkan dari tubuhnya oleh Kiezi. Dia meneguk salivahnya lagi saat mendengar suara gelak tawa Kiezi.

"Kau minta mengampunan? Jangan minta padaku! Minta pada orang yang lebih tepat karena kau memang pantas mati," ujar Kiezi yang menyipitkan matanya. Dia melihat sosok Zeras yang tersenyum licik.

"Aku tidak akan kalah darimu Kiezi! Kau yang akan kalah!" Zeras memakai liontin perak itu, semuanya melotot tidak percaya. Sedangkan Kiezi menatap datar Zeras.

"Hahahah! Lihat Kiezi kau akan lihat lukaku akan sembuh kembali! Hahahaha!" Tubuh Zeras terangkat dan melayang ke atas, Kiezi hanya menatap datar semuanya seakan dia tahu semua yang akan terjadi.

Tubuh Zeras kembali normal. Dia tertawa keras dan menatap sinis ke arah Kiezi. Kiezi tetap diam, dia hanya memandang liotin perak itu datar.

Lalu rantai yang ada di belakang tubuh Kiezi keluar, rantai itu membentuk sebuah lingkaran, lingkarang itu mengeluarkan sebuah liontin perak. Liontin itu bewarna perak dan bersinar.

Lagi-lagi semuanya melotot! Zeras teridam, dia menatap dengan tatapan tidak percaya. jelas-jelas liontin yang ada padanya itu juga sama dengan liontin yang ada di tangan Kiezi sekarang.

"Kau! Tidak mungkin! Liontin perak hanya satu jangan-jangan ini...," Zeras tidak dapat melanjutkan kata-katanya saat melihat liontin yang ada di lehernya itu memudar lalu pecah dan menghilang begitu saja.

Liontin itu palsu walaupun tubuh Zeras kembali untuh rasa sakit tidak akan hilang. Kiezi berjalan dan menyeringai jahat melihat Zeras merangkak ketakutan, kaki dan tangan Zeras sudah tidak lagi berfungsi.

Zeras ketakutan, rantai hitam milik Kiezi menusuk tepat di kaki kiri Zeras. Rantai itu membentuk sebuah tongkat yang ujungnya runcing, perlahan kaki Zeras di potong dan Zeras sudah tidak memiliki kaki sama sekali.

Zeras sudah tidak bisa apa-apa, dia hanya diam dan membiarkan air mata menetes dari matanya. Wajahnya yang sudah tua dipenuhi dengan air kata serta darah yang keluar dari mulutnya.

Kiezi berjongkok dan meletakkan tangannya di dada Zeras. "Zeras, aku ratu kerajaan Lucifer penguasa dunia vampir mengampunimu sebagai raja iblis, aku akan menarik seluruh kekuatanmu. Itu adalah hukumanmu dan aku sudah menyembuhkan lukamu. Bila kau kembali membuat kesalahan maka perlahan tubuhmu akan membusuk dan menghilang."

Semuanya membelalakan matanya terkejut, mereka tidak percaya kalau Zeras diampuni. Apalagi Zeras, dia benar-benar tertegun.

Zeras mencoba menggerakan kembali kakinya dan dia bisa berdiri, Kiezi hanya menatap dengan tatapan datar. "Lebih baik kau pergi, kau sudah tidak memiliki kekuatan apapun. Liontin ini juga akan kuhancurkan."

Liontin yang dipegang oleh Kiezi hancur dan menghilang, Zeras berwajah tua itu mengangguk dan berteriama kasih kepada Kiezi. Setelah semua pasukan iblis berhasil pergi, Kiezi kembali memperbaiki semua masalah. Dia hanya tersenyum kecil.

Perlahan kepala Kiezi pusing dia langsung pingsan dan untungnya Zen langsung menahan dan memeluk erat tubuh Kiezi. Dia tidak ingin ada yang melukai sosok Kiezi lagi.

"Aku menyayangimu Ki, terima kasih."

---

VINAANANTA

REVISI : MINGGU, 8 OKTOBER 2017

BLOOD ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang