[39.]Kemarahan Zen

3.8K 204 18
                                    

Carlos berjalan dengan langkah yang lebar ke arah kamar Yuina, dia harus ke kamar perempuan berambut merah muda bermata Jingga itu.

Dia membuka pintu kamarnya dan langsung masuk tanpa peduli Yunia yang sedang mengganti pakaiannya. "Carlos, hei... aku lagi mengganti pakaianku. Ada apa kau ini?"

Carlos tidak peduli dan langsung mendorong Yuina di atas kasur, dia langsung naik di atas Yuina dan menatap tajam ke arahnya.

Yuina tersentak tapi tangannya terkunci, dia beruntung sudah selesai memakai pakaiannya. Kalau belum? Mati sudah riwayatnya.

"Dari mana kau?" Tanya Carlos, Yuina menatap kebingungan ke arah kekasihnya itu.

Dia bingung harus menjawab apa pertanyaan sosok Carlos. Yuina diam, dia tidak menjawab. Carlos menatap kekasihnya, dia mengelus lembut rambut merah muda Yuina. Dia menghirup aroma tubuh Yuina.

"Dunia manusia?"

Yuina tetap diam, memang benar Yuina habis dari tempat para manusia. Bumi, harusnta Yuina tidak boleh ke sana. Dia tidak boleh ke tempat yang terlarang bagi bangsa peri yang hampir punah.

"Dengar Yuina, kau... kau... kau tidak boleh ke sana, bangsa manusia itu sangat ber--"

Belum sempat Carlos menyelesaikan perkataannya, Yuina lebih dulu membungkam mulut Carlos dengan ciuman.

Carlos diam, dia menerima ciuman lembut itu tapi dia tidak yakin kalau jiwanya akan baik-baik saja.

Carlos berdiri sambil melepaskan ciuman itu. Yuina tersentak dan menatap bersalah ke arah Carlos.

"Maaf, aku tidak bermaksud men--"

"Tidak apa, tidak masalah," potong Carlos cepat. Dia takut kalau dia akan membunuh Yuina. Carlos mempunyai monster dalam tubuhnya.

Dia dikutuk karena pernah membunuh tetua para vampir. Dia dikutuk oleh raja vampir yang dahulu, sebelum Bevan pastinya.

Raja Ardoz--ayah Bevan yang sudah tidak ada. Dia yang mengutuk Carlos, dia yang membuat Carlos mempunyai monster dalam tubuhnya.

"Aku minta maaf, aku memang ke dunia manusia," ujar Yuina jujur.

Yuina memeluk erat tubuh Carlos, sangat erat. Dia mencintai Carlos walau dalam tubuh Carlos ada monster yang sangat ganas. Dia tidak peduli.

"Oleh karena itu kita membutuhkan Kiezi," lirih Yuina pelan.

"Iya."

---

Kinan berjalan menuju ke ruang kerja ayahnya, dia ingin bertemu dengan ayahnya. Dia rindu.

Kinan berjalan sambil tersenyum kecil ke beberapa pelayan keluarga Lucifer. Dia putri yang ramah tidak seperti Kiezi.

Sampai sekarang Kinan tidak pernah tahu sosok Kiezi, tidak ada yang memberitahu Kinan tentang Kiezi.

Setelah sampai di depan pintu, dia berniat mengetuk tapi saat mendengar teriakan Zen membuat dia berhenti bergerak.

"KIEZI TETAP SEGALANYA! AKU TIDAK BISA MENJADI SESEORANG YANG BISA DI DEKAT KINAN!" Teriak Zen yang menimbulkan aura gelap.

Bevan menatap Zen dengan tatapan bersalah, dia menghela nafas.

Zen memegangi kepalanya, dia berteriak keras. Suara gemuruh petir di atas langit membuat semua yang ada di ruangan kebingungan.

Kinan langsung menegang, dia melihat ke arah celah pintu. Dia melihat sosok Zen berubah. Bukan berubah menjadi monster, tapi dia memiliki sayap, aura seperti iblis.

"Aku tidak bisa," lirih Zen langsung terjatuh dan tidak sadarkan diri.

Di sisi lain, Kinan berpikir. "Siapa Kiezi?" Gumam Kinan.

Dia merasakan tubuhnya terasa sakit, perlahan dia tidak bisa merasakan sesuatu lagi. Dia tidak bisa merasakan apa yang dirasakan oleh Zen.

"Perjanjiannya menghilang?" Gumam Kinan lagi.

---

VINAANANTA

REVISI : SELASA, 10 OKTOBER 2017

BLOOD ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang